DKI Ingin Penanganan Sampah Terkonek ke Smart City
DKI Ingin Penanganan Sampah Terkonek ke Smart City
A
A
A
JAKARTA - Penangan sampah yang begitu kompleks di Jakarta membuat Dinas Kebersihan Pemprov DKI mulai memfokuskan penangan sampah demi terkonek dengan Smart City.
Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Isnawa Adji mengatakan, saat ini segala macam penanganan sampah, mulai dari truk sampah, tempat pembungan sampah (TPS) hingga pekerja akan dapat di pantau melalui internet maupun aplikasi smartphone.
"Ini dilakukan supaya kita kerja menjadi effisien, seperti CCTV. Kami akan bangun dengan bantuan Diskominfo di beberapa TPS supaya dapat terpantau," katanya saat mengecek kondisi kebakaran di Jalan Padamulya, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (4/7/2015).
Melalui CCTV, Isnawa yakin, Dinas Kebersihan dapat mengetahui kecurangan segala permasalahan mulai dari oknum Pekerja Harian Lepas (PHL) yang nakal, seperti enggan mengangkat sampah. Hingga telat datangnya truk, akan dapat terpantau.
Meski demikian, Isnawa sadar, masalah sampah sendiri tidak disebabkan oleh nakalnya sejumlah oknum. Kurangnya tenaga PHL yang hanya berjumlah 12 ribu dan truk yang hanya berjumlah 820 se-Jakarta menjadi pengangkutan sampah kurang maksimal.
"Tenaga saja kami butuh 20 ribu PHL, untuk truk kami butuh 1.200 truk. Kalau itu tercukupi, Insya Allah sampah akan maksimal," katanya.
Pria yang baru promosi jabatan sehari ini juga melanjutkan, setiap harinya, Pemprov DKI Jakarta diwajibkan membayar sampah mencapai Rp871 juta per hari kepada TPS Bantar Gebang.
"Satu ton sampah DKI dihargai Rp130 ribu. Sehari kami bisa kirim sampah mencapai 5.000 ton hingga 6.700 ton setiap harinya," tambah Isnawa.
Sadar akan membengkaknya nilai tersebut, Isnawa berkomitmen untuk memaksimalkan program bank sampah dan mengedukasi masyarakat. Dia ingin, melalui edukasi yang rutin. Maka, angka pengeluaran sampah dapat ditekan semaksimal mungkin.
PILIHAN:
TPST Bantar Gebang Surga Bagi 6 Ribu Pemulung
Sampah DKI Dibuang ke Depok, Ahok: Tangkap Saja!
Diam-diam Sampah Jakarta Dibuang ke Depok
Kepala Dinas Kebersihan Pemprov DKI Isnawa Adji mengatakan, saat ini segala macam penanganan sampah, mulai dari truk sampah, tempat pembungan sampah (TPS) hingga pekerja akan dapat di pantau melalui internet maupun aplikasi smartphone.
"Ini dilakukan supaya kita kerja menjadi effisien, seperti CCTV. Kami akan bangun dengan bantuan Diskominfo di beberapa TPS supaya dapat terpantau," katanya saat mengecek kondisi kebakaran di Jalan Padamulya, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Sabtu (4/7/2015).
Melalui CCTV, Isnawa yakin, Dinas Kebersihan dapat mengetahui kecurangan segala permasalahan mulai dari oknum Pekerja Harian Lepas (PHL) yang nakal, seperti enggan mengangkat sampah. Hingga telat datangnya truk, akan dapat terpantau.
Meski demikian, Isnawa sadar, masalah sampah sendiri tidak disebabkan oleh nakalnya sejumlah oknum. Kurangnya tenaga PHL yang hanya berjumlah 12 ribu dan truk yang hanya berjumlah 820 se-Jakarta menjadi pengangkutan sampah kurang maksimal.
"Tenaga saja kami butuh 20 ribu PHL, untuk truk kami butuh 1.200 truk. Kalau itu tercukupi, Insya Allah sampah akan maksimal," katanya.
Pria yang baru promosi jabatan sehari ini juga melanjutkan, setiap harinya, Pemprov DKI Jakarta diwajibkan membayar sampah mencapai Rp871 juta per hari kepada TPS Bantar Gebang.
"Satu ton sampah DKI dihargai Rp130 ribu. Sehari kami bisa kirim sampah mencapai 5.000 ton hingga 6.700 ton setiap harinya," tambah Isnawa.
Sadar akan membengkaknya nilai tersebut, Isnawa berkomitmen untuk memaksimalkan program bank sampah dan mengedukasi masyarakat. Dia ingin, melalui edukasi yang rutin. Maka, angka pengeluaran sampah dapat ditekan semaksimal mungkin.
PILIHAN:
TPST Bantar Gebang Surga Bagi 6 Ribu Pemulung
Sampah DKI Dibuang ke Depok, Ahok: Tangkap Saja!
Diam-diam Sampah Jakarta Dibuang ke Depok
(dam)
Explore More