Kronologis Perkosaan yang Menimpa Karyawati Mal

Minggu, 21 Juni 2015 - 21:27 WIB
Kronologis Perkosaan yang Menimpa Karyawati Mal
Kronologis Perkosaan yang Menimpa Karyawati Mal
A A A
JAKARTA - Korban perkosaan sopir angkot, NA (35) mengaku trauma dengan peristiwa yang menimpanya. Korban yang datang ke Polres Jakarta Selatan dengan ditemani suaminya menceritakan kronologis yang menimpanya.

"Saya masih trauma dan masih inget wajah pelaku dan nomor polisi angkutan umum itu," katanya kepada wartawan di Mapolres Jaksel, Minggu (21/6/2015). (Baca: Pulang Kerja Karyawati Restoran Diperkosa Sopir Angkot)

Wanita yang bekerja di Mal Gandaria City itu tidak menyangka dengan kejadian yang menimpanya. Dia tidak ingin wanita lain mengalami kasus yang serupa. Sehingga, dia melaporkan kejadian biadab itu ke pihak Kepolisian.

Dia menceritakan kronologi kejadian berawal saat dirinya pulang kerja sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu dia menyetop sebuah angkutan umum D 01 jurusan Kebayoran Lama-Ciputat untuk menuju ke perempatan Lebak Bulus.

Namun, ketika hendak turun, pelaku yang merupakan sopir tembak menawarkan dirinya hingga perempatan Fatmawati. Dengan alasan, pelaku ingin ke rumah temannya di sekitaran Jalan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan.

Korban pun mempercayai dengan apa yang dikatakan pelaku. Dia pun mengikuti apa yang ditawarkan oleh sang sopir. Pasalnya, dia berencana ke Terminal Kampung Rambutan‎, Jakarta Timur.

"Saya hanya bawa uang Rp25.000 dan tidak mencarter angkot dia. Pelaku ngomong terserah mbak mau kasih berapa ongkosnya," tuturnya.

Dia bahkan sempat tidak jadi turun dua kali pertama di perempatan Lebak Bulus dan perempatan Fatmawati. Sesampainya di Jalan Fatmawati, pelaku sempat menawarkan untuk mengantarkan korban sampai ke rumahnya di Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Hal ini yang membuat korban curiga dan meminta diturunkan di tengah jalan atau tepatnya diatas fly over Tanjung Barat atau dekat Aneka Tambang (Antam). "Saya tegas minta diturunkan. Memang pelaku sempat berhenti di tengah-tengah fly over dan enggak ada akses turunan. Karena ada pembatas fly over. Ini sama saja saya bunuh diri kalau turun ke bawah," tuturnya.

Melihat korban yang tidak bisa berkutik, pelaku pun hanya bisa tertawa-tawa. Pelaku langsung tancap gas kendaraannya dengan kencang menuju puteran dekat Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan atau dikenal dengan puteran Ranco dan memutar balik ke arah Lebak Bulus kembali.

Sekitar 100 meter di bawah Jembatan Penyeberangan O‎rang dekat puter balik Ranco, pelaku sempat ingin membuang air kecil. Hal itu langsung dimanfaatkan korban untuk mencoba melarikan diri. Namun, tiba-tiba pelaku sudah berada di dekatnya dan langsung mendorong korban.

Dia sempat berteriak-teriak meminta bantuan. Namun, tidak ada satupun yang mendengarnya. "Si pelaku sempat mengatakan kakak kira saya orang baik, sebenarnya saya orang jahat," jelasnya. Dirinya bahkan sempat mengatakan boleh mengambil ponsel dan harta bendanya asal jangan menyakiti dirinya.

Apalagi, korban sendiri memakai jilbab, itu sama saja, pelaku tidak menghargai korban sebagai seorang muslim. Tak hanya itu, selama diperjalanan pelaku sempat bertanya-tanya soal identitas korban dimana NA merupakan ibu dari dua orang anak.

Korban diperkosa di dalam angkot pelaku di bawah todongan pisau. Beberapa menit kemudian ada suara sepeda motor ‎yang membuat pelaku menyudahi aksi pemerkosaan itu. "Pelaku langsung menghentikan aksinya setelah mendengar suara motor melintas," ucapnya.

Dengan penuh gugup, pelaku masih ingin mengantar korban ke rumahnya. Namun, korban berbohong kalau mau dijemput suaminya di Jalan Pasar Rebo. Setelah itu, dia diturunkan di lampu merah Condet.

"Saya kemudian cari taksi dan melaporkan ke Polsek Ciracas, Jagakarsa dan akhirnya ke Polres Metro Jakarta Selatan," tegasnya.

Dia berharap pelaku dihukum seberat-beratnya. Pasalnya, dia sudah tidak tahu mau berkata apapun melihat tindakan pemerkosaan yang dideritanya.

Sementara, suami korban J (38) mengaku memang jarang menjemput istrinya kalau pulang malam. Hal ini dikarenakan dia pun bekerja sebagai sopir bus antar kota antar provinsi ke Jawa Timur. "Saya memang jarang jemput istri karena saya kerja juga," tuturnya.

Dia pun akan segera mempertanyakan jam kerja di perusahaan tempat istrinya bekerja. Pasalnya, selama ini korban selalu pulang larut malam hingga pukul 01.00 WIB jika kebagian shift malam.

Seharusnya, kalau kerja hingga larut malam ada mobil yang bisa mengantarkan karyawan sampai ke rumah. Namun, selama bekerja istrinya tidak mendapatkan jemputan dari kantor. Tutup toko pukul 22.00 WIB, korban pun harus merekap data selama dua jam. Alhasil, korban selalu pulang larut malam.

PILIHAN:

Edan! Ayah Cabuli Anak Kandung Setiap Hari

Tiga Pelaku Penyekapan Siswi SD DItangkap Warga

Oknum Satpol PP Cabul Ditangkap
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5845 seconds (0.1#10.140)