PT PAM Desak Palyja-Aetra Percepat Akuisisi

Rabu, 27 Mei 2015 - 06:20 WIB
PT PAM Desak Palyja-Aetra Percepat Akuisisi
PT PAM Desak Palyja-Aetra Percepat Akuisisi
A A A
JAKARTA - PT PAM Jaya meminta agar dua mitra operatornya PT Palyja dan PT Aetra tidak memperlambat proses akuisisi pengelolaan air bersih yang sudah dimenangkan Pemprov DKI Jakarta. Masyarakat saat ini sangat membutuhkan pengelolaan air bersih yang mudah.

Direktur PT PAM DKI Jakarta Sri Widyanto Kaderi mengatakan, saat ini PT Palyja dan PT Aetra dalam proses pengajuan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memenangkan pengelolaan air bersih di bawah PT PAM.

Menurutnya, hal tersebut malah menambah sulit masyarakat untuk mendapatkan air bersih sebagai sumber kehidupannya. Sebab, saat ini banyak masyarakat Jakarta khususnya bagian barat dan utara belum mendapatkan jaringan air bersih dan terpaksa membelinya melalui pedagang keliling.

"Seharusnya masyarakat dapat mendapatkan air 1.000 per meter kubik (liter per hari) dengan harga sebesar Rp1.050, namun karena pipa jaringan tidak tersalurkan dan banyak kebocoran, masyarakat terpaksa membeli melalui pedagang gerobak dengan harga Rp25.000 per meter kubik," kata Sri Widyanto Kedari saat mengunjungi ruang wartawan Balai Kota, Selasa 26 Mei kemarin.

Sri menjelaskan, sejak Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan antara PT PAM dengan PT Palyja dan PT Aetra dalam pengelolaan air bersih pada 1998, PT PAM harus memberikan dana sebesar Rp7.050. Namun, penambahan dan perbaikan jaringan tidak juga dilakukan dan akhirnya memaksa masyarakat membeli air kepada pedagang air keliling.

Seharusnya, kata Sri, dengan keuntungan PT Palyja sebesar Rp200 miliar dan PT Aetra Rp150 miliar per tahun, masyarakat tidak lagi ada yang membeli dari pedagang keliling dan kebocoran pun seharusnya hanya sekitar 35%.

"Kami yakin apabila dua operator itu berhasil kami akuisisi dalam waktu dekat, masyarakat tidak akan lagi membeli air dari gerobak. Sebab, penyertaan modal sekitar Rp2,7 triliun dan selisih yang biasa kami berikan ke dua operator sekitar Rp7.050 itu akan kami gunakan untuk mengganti pipa dan menambah jaringannya," jelasnya.

Corporate Secretary PT Aetra Pratama S Adi membantah jika pihaknya tidak terus berupaya meningkatkan pelayanan air bersih kepada pelanggan. Namun, dirinya tidak menyebutkan secara detail apa upaya tersebut.

PT Aetra, kata Pratama hingga saat ini masih terus berkordinasi dengan Kemenko Perekonomian dalam proses banding. "Hasil detailnya belum bisa kami share. Kami masih menunggu perkembangan," ujarnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3655 seconds (0.1#10.140)