Anak Buah Ahok Perlambat Pelayanan Transportasi
A
A
A
JAKARTA - Organisasi Angkutan Daerah (Organda) DKI Jakarta mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan transportasi. Baik itu dengan sistem rupiah per kilometer ataupun perubahan trayek.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, tidak ada masalah berapapun tarif yang dilelang untuk rupiah per kilometer. Terpenting jangan sampai membuat pengusahan angkutan terbebani.
"Pilihan Pak Ahok (Gubernur DKI) itu bukti konsisten mewujudkan pelayanan angkutan umum dengan sistem rupiah per kilometer. Sayangnya, bawahannya (Ahok) ini (Dishub) yang memperlambatnya," kata Shafruhan di Jakarta, Selasa 12 Mei 2015.
Sharuhan menuturkan, para operator tidak takut dengan adanya lelang tarif per kilometer yang membuka kesempatan bagi operator baru memenangkannya. Sebab, apabila ada pemenang baru, kesanggupan operator untuk membeli satu unit senilai Rp2 miliar masih diragukan.
Terlebih, operator membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk beroperasi. Belum lagi spesifikasi bus harus diimbangi dengan bus TransJakarta yang ada.
Terkait kesiapan Kopaja dan Kopami mengikuti sistem tersebut, Shafruhan memastikan kesiapannya. Setidaknya terdapat 150 unit Kopaja sudah disiapkan sejak akhir tahun lalu. Seratusan bus tersebut sudah sesuai spesifikasi yang diminta oleh PT Transportasi Jakarta.
"Jadi saya rasa peluang operator yang ada di APTB saat ini sangat besar untuk memenangkannya," ujarnya.
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, tidak ada masalah berapapun tarif yang dilelang untuk rupiah per kilometer. Terpenting jangan sampai membuat pengusahan angkutan terbebani.
"Pilihan Pak Ahok (Gubernur DKI) itu bukti konsisten mewujudkan pelayanan angkutan umum dengan sistem rupiah per kilometer. Sayangnya, bawahannya (Ahok) ini (Dishub) yang memperlambatnya," kata Shafruhan di Jakarta, Selasa 12 Mei 2015.
Sharuhan menuturkan, para operator tidak takut dengan adanya lelang tarif per kilometer yang membuka kesempatan bagi operator baru memenangkannya. Sebab, apabila ada pemenang baru, kesanggupan operator untuk membeli satu unit senilai Rp2 miliar masih diragukan.
Terlebih, operator membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk beroperasi. Belum lagi spesifikasi bus harus diimbangi dengan bus TransJakarta yang ada.
Terkait kesiapan Kopaja dan Kopami mengikuti sistem tersebut, Shafruhan memastikan kesiapannya. Setidaknya terdapat 150 unit Kopaja sudah disiapkan sejak akhir tahun lalu. Seratusan bus tersebut sudah sesuai spesifikasi yang diminta oleh PT Transportasi Jakarta.
"Jadi saya rasa peluang operator yang ada di APTB saat ini sangat besar untuk memenangkannya," ujarnya.
(mhd)