Ini Kronologis Tewasnya 2 Penerjun Paskhas TNI AU
A
A
A
JAKARTA - Dua penerjun dari Batalyon 461 Paskhas bernama Kopral Dua (Kopda) Beni dan Pratu Supranoto tewas saat melakukan free fall dalam rangka gladi resik persiapan HUT ke 70 TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2016).
"Iya betul ada insiden tersebut. Jadi tadi ada ratusan penerjun payung, di antaranya ada dua penerjun yang tidak sempurna saat terjun," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, tadi siang.
Dwi menjelaskan, kedua penerjun tersebut terbang dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Namun saat melakukan penerjunan, salah satu tali parasut penerjun terbelit sehingga susah dikendalikan lalu mendarat di atas rumah warga di Kompleks TNI AU.
"Yang satu penerjun di Selatan itu mendarat sempurna, cuma saat mendarat anginnya besar sekali jadi kena impact dan terbentur. Saat ini keduanya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan," ujar Dwi.
Dwi menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan, parasut memiliki tingkat keselamatan 80% dan penerjun risiko kecelakaannya 20%. "Kalau Payung membelit itu merupakan teknis. KSAU sudah tahu, beliau orang pertama yang tahu," jelasnya.
Meski terjadi insiden tersebut, Dwi memastikan peringatan HUT TNI AU tetap berjalan sesuai rencana. "Tetap jalan tidak ada perubahan apa-apa. Saya imbau semua prajurit tetap semangat bahwa insiden itu bukan kita inginkan, jadi harus lebih berhati-hati," katanya.
"Iya betul ada insiden tersebut. Jadi tadi ada ratusan penerjun payung, di antaranya ada dua penerjun yang tidak sempurna saat terjun," ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, tadi siang.
Dwi menjelaskan, kedua penerjun tersebut terbang dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules. Namun saat melakukan penerjunan, salah satu tali parasut penerjun terbelit sehingga susah dikendalikan lalu mendarat di atas rumah warga di Kompleks TNI AU.
"Yang satu penerjun di Selatan itu mendarat sempurna, cuma saat mendarat anginnya besar sekali jadi kena impact dan terbentur. Saat ini keduanya sudah diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan," ujar Dwi.
Dwi menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan, parasut memiliki tingkat keselamatan 80% dan penerjun risiko kecelakaannya 20%. "Kalau Payung membelit itu merupakan teknis. KSAU sudah tahu, beliau orang pertama yang tahu," jelasnya.
Meski terjadi insiden tersebut, Dwi memastikan peringatan HUT TNI AU tetap berjalan sesuai rencana. "Tetap jalan tidak ada perubahan apa-apa. Saya imbau semua prajurit tetap semangat bahwa insiden itu bukan kita inginkan, jadi harus lebih berhati-hati," katanya.
(whb)