Ikut Pelatihan Bertani, Warga Binaan Siap Perbaiki Nasib
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 13 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Cipinang, Jakarta Timur mengikuti pelatihan bertani dengan tema teknik menanam rempah dan tanaman obat. Program pembinaan yang dilakukan itu adalah upaya nyata dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk meningkatkan kualitas warga binaan.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham DKI Jakarta, Dahlan Pasaribu menjelaskan, melalui Unit Pelaksana Teknis Lapas Klas 1 Cipinang yang bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Biru Lestari (Waibi), diharapkan Warga Binaan dapat hidup lebih baik saat menghirup udara bebas nanti.
"Ada dua jenis pembinaan dalam lapas. Pertama pembinaan kepribadian yakni mental dan spiritual. Kegiatannya dapat berupa kepramukaan, kerohanian, kesenian, dan lainnya. Kedua itu pembinaan kemandirian, dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan menjadikan manusia bermental mandiri," kata Dahlan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Rabu 30 Maret 2016.
Para peserta adalah warga binaan yang dipilih dan masuk dalam tahap asimilasi, setelah disetujui oleh tim pengamat pemasyarakatan. Mereka diajak untuk menguasai ilmu pertanian karena sektor itu lebih mudah untuk mereka masuki dan memberi bekal yang sangat potensial untuk kehidupan mereka kelak.
"Program ini juga bertujuan agar mereka dapat menjalani sisa hukuman pidana dengan baik, sembari meningkatkan keterampilan. Sehingga saat bebas nanti, mereka bisa diterima masyarakat dan hidup wajar. Itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemsyarakatan," katanya.
Pelatihan bercocok tanam ini akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari 30 Maret sampai dengan 1 April 2016. Nantinya, ke-13 Warga Binaan itu akan dilatih oleh trainer yang berpengalaman soal ilmu pertanian rempah dan obat-obatan.
Sementara itu, salah satu peserta warga binaan, Masril (53) mengaku senang mendapatkan pelatihan tersebut. Berbekal pengalaman itu, kata dia, ini merupakan modal keterampilan. (Baca: Geledah Lapas Salemba, Petugas Temukan HP dan Senjata Tajam)
"Menjadi petani adalah pekerjaan yang akan saya lakukan untuk mencari uang dan menghidupi keluarga saya. Saya akan bekerja keras untuk ini agar hidup anak istri saya berubah. Terus terang saya enggak ingin seperti ini lagi mas," tuturnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham DKI Jakarta, Dahlan Pasaribu menjelaskan, melalui Unit Pelaksana Teknis Lapas Klas 1 Cipinang yang bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Biru Lestari (Waibi), diharapkan Warga Binaan dapat hidup lebih baik saat menghirup udara bebas nanti.
"Ada dua jenis pembinaan dalam lapas. Pertama pembinaan kepribadian yakni mental dan spiritual. Kegiatannya dapat berupa kepramukaan, kerohanian, kesenian, dan lainnya. Kedua itu pembinaan kemandirian, dalam rangka meningkatkan kreatifitas dan menjadikan manusia bermental mandiri," kata Dahlan di Lapas Cipinang, Jakarta Timur, Rabu 30 Maret 2016.
Para peserta adalah warga binaan yang dipilih dan masuk dalam tahap asimilasi, setelah disetujui oleh tim pengamat pemasyarakatan. Mereka diajak untuk menguasai ilmu pertanian karena sektor itu lebih mudah untuk mereka masuki dan memberi bekal yang sangat potensial untuk kehidupan mereka kelak.
"Program ini juga bertujuan agar mereka dapat menjalani sisa hukuman pidana dengan baik, sembari meningkatkan keterampilan. Sehingga saat bebas nanti, mereka bisa diterima masyarakat dan hidup wajar. Itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemsyarakatan," katanya.
Pelatihan bercocok tanam ini akan dilaksanakan selama tiga hari mulai dari 30 Maret sampai dengan 1 April 2016. Nantinya, ke-13 Warga Binaan itu akan dilatih oleh trainer yang berpengalaman soal ilmu pertanian rempah dan obat-obatan.
Sementara itu, salah satu peserta warga binaan, Masril (53) mengaku senang mendapatkan pelatihan tersebut. Berbekal pengalaman itu, kata dia, ini merupakan modal keterampilan. (Baca: Geledah Lapas Salemba, Petugas Temukan HP dan Senjata Tajam)
"Menjadi petani adalah pekerjaan yang akan saya lakukan untuk mencari uang dan menghidupi keluarga saya. Saya akan bekerja keras untuk ini agar hidup anak istri saya berubah. Terus terang saya enggak ingin seperti ini lagi mas," tuturnya.
(mhd)