Masjid di Sawangan dan Legenda Gunung Tangkuban Parahu

Sabtu, 21 Maret 2015 - 11:42 WIB
Masjid di Sawangan dan Legenda Gunung Tangkuban Parahu
Masjid di Sawangan dan Legenda Gunung Tangkuban Parahu
A A A
DEPOK - Salah satu masjid di Sawangan Depok yang dibangun oleh keturunan Sunan Kudus dibangun hanya dalam satu malam. Hal ini mengingatkan pada legenda Gunung Tangkuban Parahu di Bandung Jawa Barat.

Masjid Al Istiqomah yang terletak di Jalan Raya Sawangan, RT 01/02, kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Depok merupakan masjid pertama yang di bangun di Depok. Masjid tersebut di bangun oleh keturunan Sunan Kudus dengan tujuan masyarakat Depok memiliki pedoman hidup yang lurus dan sejalan dengan kitab suci Alquran.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al Istiqomah Suganda memaparkan, masjid yang didominasi oleh cat berwarna putih dan hijau itu di bangun pada tahun 1829 oleh salah seorang keturunan Sunan Kudus.

Pada massa itu, beliau mendapatkan mandat dari wali tersebut untuk menyebarkan ajaran Islam di Depok. Hingga akhirnya, keturunan Sunan Kudus itu menyasar ke desa terpencil yang berlokasi di Kelurahan Mampang, kecamatan Pancoran Mas, Depok itu.

"Dari cerita leluhur kami, masjid Al Istiqomah ini di bangun oleh seorang keturunan Sunan Kudus. Hal itu diketahui dari silsilah leluhur kami yang mewakafkan tanahnya ini. Beliau lalu membangun masjid untuk memudahkan misinya dalam menyebarkan ajaran agama Islam," ujarnya saat berbincang dengan Sindonews di Masjid Al Istiqomah, Pancoran Mas, Depok, Selasa 17 Maret 2015 lalu.

Menurut cerita turun temurun yang diterima Suganda dari leluhurnya, pembuatan masjid sendiri agak mirip dengan legenda terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu. Masjid tersebut di bangun hanya dalam waktu satu malam saja.

"Masjid ini sejarahnya mirip dengan legenda terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu memang. Dibangun oleh salah seorang keturunan Sunan Kudus, mulai dari tenggelamnya matahari hingga fajar menyingsing," tuturnya.

Namun, proses pembangunan itu tidak serta merta jadi sebuah masjid. Ada beberapa tahapan lain sehingga benar-benar berdiri sebuah masjid.

Ganda melanjutkan, sepeninggalnya pemuka agama itu, pembangunan masjid pun di ambil alih oleh keturunannya dan masyarakat sekitar pedesaan. Mereka bahu membahu mengumpulkan dana pembangunan masjid untuk meneruskan cita-cita pemuka agama itu.

"Sepeninggalnya anak Sunan Kudus, karena baru pondasinya saja yang terbentuk, pembangunan diteruskan oleh keturunannya dan warga Depok ini. Caranya dengan menjual sayuran dan palawija untuk mendanai pembangunan masjid.
Semua bergotong-royong membangun masjid, karena masjid ini memiliki arti bagi warga Depok dan meneruskan cita-cita beliau untuk menjadikan warga Depok berakhlak mulia," terangnya.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua RW 02 itu mengungkapkan, masjid tersebut berarti bagi warga Depok lantaran itu masjid pertama yang ada di Depok pada massa itu. Di dalam masjid itu pun tersemat cita-cita luhur dari pendiri masjid yang ingin me.jadikan warga Depok berakhlak mulia dan menjalani hidupnya sesuai dengan pedoman yang ada di dalam Al Quran.

"Nama Al Istiqomah pun ada artinya, artinya itu agar masyarakat Depok khususnya, dapat hidup dengan lurus sesuai dengan ajaran yang ada di kitab suci Al Quran. Dengan begitu, dia pun akan dimudahkan jalannya menuju Surga kelak," jelasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6862 seconds (0.1#10.140)