Tahun Ini DKI Bangun Kawasan TOD, Hunian Selangkah di Stasiun MRT

Selasa, 07 Juli 2020 - 07:56 WIB
loading...
Tahun Ini DKI Bangun Kawasan TOD, Hunian Selangkah di Stasiun MRT
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Tinggal di hunian dengan lokasi strategis merupakan impian banyak orang. Apalagi di pusat Ibu Kota Jakarta yang dekat dengan akses transportasi. Bukan tanpa alasan mengapa sarana transportasi menjadi faktor penentu, salah satunya mempermudah mobilitas dan aksesibilitas seseorang.

Saat ini, transportasi yang paling diminati adalah kereta rellistrik (KRL) atau commuterline serta Moda Raya Terpadu (MRT). Pendek kata, konsep transit oriented development (TOD) ini belakangan semakin diminati. Kelas masyarakat yang menggunakan kereta tidak lagi di dominasi kalangan bawah, tapi juga kalangan menengah atas.

Kawasan TOD pada dasarnya merupakan perpaduan fungsi transit manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik dengan tujuan mengoptimalkan akses transportasi publik. Dengan demikian, mobilitas masyarakat semakin lancar karena pengguna kendaraan pribadi beralih ke angkutan umum. Hal itulah yang terjadi di Singapura, Tokyo, Hong Kong, dan London. (Baca: Dua Perempuan di Bogor Diduga Disiram Sperma oleh Pengendara Sepeda Motor)

Nah, mimpi memiliki hunian tersebut akan segera terwujud. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru saja menerbitkan sejumlah Peraturan Gubernur (Pergub) terkait rancangan kota berkonsep transit oriented development (TOD). Dalam Pergub No 15/2020, Anies menunjuk MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan TOD.

Sebagai langkah awal, ada tiga lokasi yang akan dibangun di sekitar kawasan MRT, yakni di kawasan Blok M-ASEAN, Fatmawati, dan Lebak Bulus. Kawasan tersebut bakal dikembangkan MRT Jakarta melalui anak usaha baru yang akan dibentuk. “Rencana pembangunannya akan dimulai tahun ini,” kata Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhammad Kamaludin kemarin.

Dia menjelaskan, alasan pengembangan TOD ini dilatarbelakangi adanya peningkatan aktivitas warga setelah adanya MRT Jakarta. Karena itu, perlu adanya hunian vertikal yang terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi. “Setiap stasiun metro itu kepadatannya sangat tinggi di sekitar stasiun MRT. Ini yang ingin kita kembangkan dengan konsep TOD,” ungkapnya.

Konsep tersebut juga tak lepas dari kondisi Jakarta yang terus berkembang pesat bahkan diisi lebih dari 18,6 juta kendaraan pribadi. Sebaliknya, pengguna angkutan umum di Ibu Kota mencapai angka 24%. Ada sekitar 47,5 juta pergerakan orang di Jabodetabek. (Baca juga: Tiga Stasiun MRT Berkonsep Hunian Segera Dibangun Tahun Ini)

Hunian TOD ini menjadi tren di kalangan milenial karena kebanyakan orang bosan dengan kemacetan lalu lintas, waktu perjalanan yang panjang dan meningkatnya polusi. Sebab, ada berbagai pilihan yang di sesuaikan dengan kebutuhan. Selain dekat dengan kota, harganya relatif terjangkau dengan kualitas baik.

Lantas bagaimana harganya? President Director MRT William Sabandar beberapa waktu lalu mengungkapkan rencana pembangunan TOD di kawasan MRT, harganya ramah kantong milenial. Proyeksinya diperuntukkan bagi masyarakat bergaji Rp7 juta hingga di bawah Rp18 juta. “Ada aturan rancang kota yang di setujui gubernur, itu yang jadi dasar. Misal rumah DP 0% itu untuk orang dengan pendapatan Rp4-7 juta, ini di atas itu sampai di bawah Rp18 juta (batas atas),” ujar Wiliam.

Dia menyebut, kawasan Blok M-ASEAN akan disulap dengan konsep kawasan hijau atau green creativehub. Sementara kawasan Fatmawati akan dibuat dengan konsep ruang atas dinamis. Adapun kawasan Lebak Bulus akan dijadikan konsep gerbang terminus selatan Jakarta.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1488 seconds (0.1#10.140)