PSBB Tahap 6 di Tangsel, Warga Tak Mampu Mengeluh Belum Terima Bansos

Selasa, 07 Juli 2020 - 01:35 WIB
loading...
PSBB Tahap 6 di Tangsel, Warga Tak Mampu Mengeluh Belum Terima Bansos
Janda dua anak di Tangsel kelurkan tak pernah mendapat bansos dari Pemerintah. Foto/Hambali/Okezone
A A A
TANGERANG SELATAN - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) memasuki tahap 6. Meski begitu, ternyata masih saja ada warga yang belum menerima Bantuan sosial (Bansos) terdampak Covid-19.

Keluhan disampaikan oleh Lena, janda 2 anak yang tinggal di Gang Sarmili, RT/RW02/02, Jurang Mangu Timur, Pondok Aren. Sejak pemerintah memberlakukan kebijakan Work From Home (WFH), buruh harian lepas itu tak lagi bekerja dan memilih pekerjaan serabutan demi menghidupi buah hatinya.

"Belum pernah dapet (Bansos), soalnya belum ada yang datang mendata saya sebagai penerima. Kan biasanya ada yang minta fotokopi KTP, KK. Saya nunggu-nunggu, karena kan lagi zaman susah begini mau dikasih apa juga kita seneng banget," tuturnya kepada wartawan, Senin 6 Juli 2020.

Lena mengaku, tak banyak tetangganya yang mendapat bantuan paket sembako. Namun sayangnya, kata dia, pembagian bantuan kurang merata. Bahkan tak jarang penyalurannya tak tepat sasaran. "Padahal banyak juga warga yang tergolong mampu malah dapat bantuan, kok saya malah enggak dapat," katanya.

Lena sangat berharap, jika Pemerintah Kota Tangsel mau memperhatikan nasib warga yang belum sama sekali menerima bantuan sembako. Berikutnya dia mengusulkan, agar pendataan di tingkat bawah benar-benar dilakukan secara objektif. Sehingga distribusi bantuan mengutamakan keluarga tak mampu.

"Mudah-mudahan pembagian sembako berikutnya bisa dapet. Sekarang mau kerja serabutan juga kan sulit. Belum tentu hari ini ada kerjaan, terus besok ada lagi, belum tentu," ucapnya.

Keluhan Lena rupanya sampai pula ke telinga Lurah Jurang Mangu Timur, Kamaludin. Dia sempat tak percaya ada warga yang luput dari pendataan. Karena menurutnya, penyaluran Bansos akan diprioritaskan pada mereka yang benar-benar terdampak.

"Saya sudah konfirmasi ke RT02 dan RW02, bahwa semua warga sudah kebagian semua. Terkait di RT tersebut, bila ada warga yang belum kebagian suruh datang ke kantor," ujar Kamaludin.

Apa yang dialami Lena, banyak dirasakan pula oleh masyarakat tak mampu lainnya. Hanya saja persoalan itu kurang mendapat sorotan pemerintah setempat. Seperti baru-baru ini terjadi pada ratusan warga yang tinggal di lingkungan RW04, Ciater, Serpong.

Nyaris Ketua RT dan RW di sana menjadi sasaran kekesalan warganya, lantaran bantuan yang ditunggu tak pernah sampai. Padahal pendataan telah dilakukan dari tingkat RT, RW, dan Kelurahan Ciater.

Pihak Kelurahan Ciater mengklaim, bahwa tertundanya penerimaan bantuan itu disebabkan jatah mereka dialihkan kepada "Data Titipan" yang berisi penerima bantuan usulan dinas, bukan yang terdata dari RT dan RW setempat."Kita juga enggak tahu itu data dari mana, tiba-tiba dari Dinas Sosial muncul data penerima bantuan itu. Sementara dari RT, RW, dan kita di kelurahan sendiri enggak pernah mengusulkan. Setelah kita telusuri ke penerima bantuan, ternyata data mereka dimasukkan dari dinas-dinas, titipan dari dinas," jelas Lurah Ciater, Rahmat Kurnia, sebelumnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1372 seconds (0.1#10.140)