Seeing The Unseen Kolaborasikan Batik dan Isu Kesehatan Mental di TMII

Senin, 17 Oktober 2022 - 17:42 WIB
loading...
Seeing The Unseen Kolaborasikan Batik dan Isu Kesehatan Mental di TMII
Seeing The Unseen menggelar kegiatan batik perpaduan brainwave dan motif batik Indonesia pada Exhibition and Talkshow di Ballroom Mahabrata, Desa Wisata TMII, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2022). Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Seeing The Unseen menggelar kegiatan batik perpaduan brainwave dan motif batik Indonesia pada Exhibition and Talkshow di Ballroom Mahabrata, Desa Wisata TMII, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2022). Acara ini merupakan gerakan sosial yang berfokus pada isu kesehatan mental di Indonesia.

Seeing The Unseen hadir sebagai buah kolaborasi antara TikTok Indonesia, Batik Fractal, Menjadi Manusia, serta Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Baca juga: Diet Berpotensi Memengaruhi Kesehatan Mental

Seeing The Unseen berusaha menghapus stigma negatif terhadap penyintas kesehatan mental melalui visualisasi motif batik. “Fokus isu kesehatan mental dengan membawa kain batik sebagai media visual ini bagian aksi bersama memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia dan Hari Batik Nasional yang sama-sama jatuh di bulan Oktober,” ujar Sania, pejuang mental di TMII, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2022).

Motif batik baru lahir dari penggabungan motif batik Indonesia dan hasil scan brainwave teman-teman pejuang kesehatan mental. Terdapat 4 motif batik baru yang dipamerkan sebagai hasil gabungan 4 motif batik populer Indonesia dan 4 penyintas gangguan mental mulai dari Bipolar Disorder, Anxiety, hingga Depresi.

Sania menceritakan bagaimana dirinya menerima kondisi, berdamai dengan gangguan Bipolar, serta menanggapi stigma yang ada di tengah masyarakat.

"Awalnya sulit. Saya itu didiagnosa Bipolar Depresi pada 2017 sampai saya kenal TikTok dan bisa speak up. Jadi ayo kita dukung, bantu mereka keluar kalau di sekitar kita ada yang kena mental isu tersebut. Kita juga nggak mau seperti ini. Dan ini bagus jadi salah satu media. Batik perpaduan brainwave dan motif batik Indonesia," ungkap Sania.

Co Founder & The Soul of Menjadi Manusia Levina Purnamadewi menegaskan jangan menganggap remeh apalagi sebelah mata terkait kesehatan mental. Pernyataan tersebut menjawab tudingan seolah-olah orang yang punya atau sebagai pejuang mental isu itu untuk tren, apalagi mendulang popularitas dengan mencari empati.

"Ini bukan tren, tapi saat ini orang jauh lebih peduli. Kita sama-sama ingin breaking stigma bahwa nggak semua penyakit mental harus dikucilin seperti brandwave yang sudah ditranslate menjadi kain batik ini oleh brandwavenya Marshanda ternyata juga sama indahnya. Kami percaya bahwa setiap orang memiliki keunikannya masing-masing sekaligus punya cerita masing-masing," ujar Levina.
Baca juga: 5 Akun TikTok dengan Konten Kesehatan Mental

TWC selaku pengelola TMII berpendapat pentingnya kegiatan ini dalam membangun awareness tentang mental health. Hal ini selaras dengan upaya Transformasi TMII yang dilakukan TWC melalui 2 pilar bisnis TMII yaitu Inklusif dan Culture.

Melalui gerakan ini diharapkan masyarakat perlahan dapat menghapus stigma negatif tentang pengidap gangguan mental yang selama ini melekat. Keindahan yang tergambar melalui visualisasi kain batik diharapkan dapat menyadarkan masyarakat bahwa isi pikiran para pejuang gangguan mental tidak semenakutkan yang dibayangkan.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1295 seconds (0.1#10.140)