Profil Jenderal Dibyo Widodo, Mantan Kapolri yang Mekarkan Kepolisian Daerah hingga 27 Polda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal Pol Dibyo Widodo adalah mantan Kapolri yang menjabat pada 15 Maret 1996 hingga 28 Juni 1998. Pria kelahiran Purwokerto 26 Mei 1946 ini pertama kali bertugas dengan pangkat Inspektur Polisi tingkat II di tahun 1968, sebagai Perwira Operasi 1012 Surabaya.
Merintis karier dari nol, karier Dibyo terus meningkat karena prestasinya yang cukup gemilang. Dibyo terlihat dominan ketika bertugas di Operasi Seroja Timor Timur. Ia adalah pemilik 4 brevet atau dokumen tanda penghargaan TNI dan polisi.
Keempat brevet itu adalah Selam Polri, Para Brimob Polri, Kopassus Angkatan Darat, Pandu Udara, dan Selam Angkatan Laut. Prestasi yang ditorehkan Dibyo dan masih terus diingat hingga kini adalah kemampuannya dalam mengembangkan kepolisian daerah (Polda).
Dari 17 polda yang semula dimiliki institusi Polri, Dibyo berhasil mengembangkannya menjadi 27 polda. Hal tersebut ia lakukan dengan membentuk URC (unit reaksi cepat) agar tiap-tiap provinsi mendapat dukungan dari kepolisian daerahnya masing-masing.
Selama bertugas di kepolisian dan menjabat sebagai Kapolri, Dibyo dikenal sebagai pribadi yang memiliki prinsip kuat. Ia juga mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Dibyo meninggal dunia di RS Gleneagles, Singapura pada 15 Maret 2012 karena menderita penyakit jantung dan komplikasi. Jenazah Dibyo langsung dibawa ke Indonesia dan di sholatkan di Masjid Daarul Ilmi.
Dibyo Widodo kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta pada 16 Maret 2012. Dalam prosesi pemakamannya itu, ratusan orang pelayat hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang jenderal.
Merintis karier dari nol, karier Dibyo terus meningkat karena prestasinya yang cukup gemilang. Dibyo terlihat dominan ketika bertugas di Operasi Seroja Timor Timur. Ia adalah pemilik 4 brevet atau dokumen tanda penghargaan TNI dan polisi.
Keempat brevet itu adalah Selam Polri, Para Brimob Polri, Kopassus Angkatan Darat, Pandu Udara, dan Selam Angkatan Laut. Prestasi yang ditorehkan Dibyo dan masih terus diingat hingga kini adalah kemampuannya dalam mengembangkan kepolisian daerah (Polda).
Dari 17 polda yang semula dimiliki institusi Polri, Dibyo berhasil mengembangkannya menjadi 27 polda. Hal tersebut ia lakukan dengan membentuk URC (unit reaksi cepat) agar tiap-tiap provinsi mendapat dukungan dari kepolisian daerahnya masing-masing.
Selama bertugas di kepolisian dan menjabat sebagai Kapolri, Dibyo dikenal sebagai pribadi yang memiliki prinsip kuat. Ia juga mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Baca Juga
Dibyo meninggal dunia di RS Gleneagles, Singapura pada 15 Maret 2012 karena menderita penyakit jantung dan komplikasi. Jenazah Dibyo langsung dibawa ke Indonesia dan di sholatkan di Masjid Daarul Ilmi.
Dibyo Widodo kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta pada 16 Maret 2012. Dalam prosesi pemakamannya itu, ratusan orang pelayat hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang jenderal.
(ams)