Nasib Mal Legendaris di Jaksel, Dulu Ramai kini Kosong Melompong

Selasa, 20 September 2022 - 18:29 WIB
loading...
A A A
"Sewanya kan tinggi jadi pada pilih keluar, dahulu kan sewa bisa sampai Rp20-30 juta per bulan. Kalau sekarang saya sendiri Rp70 juta per tahun, pastinya pihak toko juga minta diskon kan," tuturnya.

Dia menerangkan, guna menyiasati sepi pengunjung Mal Blok M, dia juga membuka toko online, hanya saja saat ini toko online tersebut tengah ditutup sementara. Sebabnya, ada saja orang yang berbuat buruk pada tokonya manakala toko onlinenya itu tengah ramai-ramainya.

"Kita jualan online, tapi kita stop dahulu karena online itu persaingannya jelek. Bukannya kita jelekin toko lain yah, kita di online lagi ramai ada musuh kita, jadi dia order barang kita dikasih bintang satu, jadi ancur reputasinya," jelasnya.

Adapun pihak pengelola saat ini, paparnya, dinilai kurang memperhatikan kondisi pengunjung yang sepi itu. Pengelola tak pernah berdiskusi dengan pedagang guna membahas solusi agar suasana Mal Blok M kembali menggeliat seperti di tahun-tahun 2.000-an silam.

"Sekarang pengelolanga sudah beda, pengelola sekarang itu lu nyewa yah lu harus bayar, sudah cuek saja. Sebenarnya, kalau pedagang mau ramai sih satu-satunya dimurahin (harga sewanya) karena kan pada keluar (pedagang meski sepi) karena sewanya," terangnya.
Nasib Mal Legendaris di Jaksel, Dulu Ramai kini Kosong Melompong


Pemilik toko pakaian ATR Fashion itu mengungkapkan, dia bisa bertahan selama kondisi sepi di Mal Blok M karena sudah memiki toko lainnya di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat.

Selain itu, dia juga sudah memiliki pelanggan tetap sehingga pemasukannya bisa menutupi pengeluarannya selama berdagang di Mal Blok M, khususnya pelanggan dari kalangan zaman dahulu.

"Enggak tentu kalau sekarang pembelinya, tapi memang kalau Sabtu-Minggu itu ada saja karena setelah olahraga itu kan orang pada datang ke sini. Lalu, saya juga ada pelanggan tetep kan, ada yang dari Kalimantan, ada dari Papua," bebernya.

Faris menjabarkan, selama masa jayanya, saat itu ayahnya memiliki 9 toko di Mal Blok M. Per toko bisa meraup omzet Rp10-12 jutaan khusus di akhir pekan, sedangkan hari biasa bisa meraup Rp3 jutaan per toko.

Namun kini, omzet yang dia dapatkan hanya di kisaran Rp800.000-an atau lebih di akhir pekannya dan hanya tinggal satu toko saja yang dikelolanya. Baca: Kisah Sumur Keramat Pemandian Bidadari di Bekasi, Tempat Pertapaan Bung Karno Mencari Wangsit
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5159 seconds (0.1#10.140)