Kisah Komandan Detasemen Brimob Pucat Ditodong Senapan oleh Anak Buah

Jum'at, 26 Agustus 2022 - 18:13 WIB
loading...
Kisah Komandan Detasemen...
AKBP (Purn) Hartino. Foto: IG Matapadi/buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, karya Anton Agus Setyawan dan Andi Muh Darlis, Januari 2013
A A A
JAKARTA - Dalam misi infiltrasi ke Irian Barat/Papua pada tahun 1962, seorang Komandan Detasemen Brimob ditodong senapan AR 15 oleh anak buahnya. Seketika wajah sang komandan berpangkat Ajun Komisaris Polisi itu pucat.

Siapa anak buah yang berani mengacungkan senapan ke atasannya? Dia adalah AKBP (Purn) Hartino, satu-satunya perwira yang lolos dalam ujian Ranger angkatan I tahun 1959, tapi tidak bisa menjadi perwira tinggi.
Baca juga: Mantan Kapolri Menangis, Pasukan Resimen Pelopor Brimob Keheranan

Dikutip dari bukuResimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, karya Anton Agus Setyawan dan Andi Muh Darlis, Januari 2013, saat insiden penodongan tersebut dia berpangkat Inspektur Dua (Ipda) yang diketahui pangkat tertinggi dalam jajaran pasukan khusus.

Hartino mengacungkan senapan AR 15 dan melepas pengamannya untuk membidik Komandan Detasemen Brimob demi membela prajurit Ranger atau Resimen Pelopor. Amarah Hartino bukan tanpa alasan.

Dia menilai sang komandan belum berhak menggunakan nama Pelopor karena belum melaksanakan ujian kualifikasi Pelopor. Ketegangan mengendur lantaran Hartino ditenangkan oleh para Bintara komandan tim. Beruntung, kejadian tersebut tidak membawa korban jiwa.

Setelah peristiwa itu, sang Komandan Detasemen diganti oleh perwira muda yang kelak menjadi komandan legendaris Resimen Pelopor yakni Jenderal Polisi (Purn) Anton Soedjarwo yang akhirnya menjabat Kapolri periode tahun 1982-1986.

Berkat kesangaran dan kenekatannya pula Hartino ditakuti perwira Markas Besar DKN (Djawatan Kepolisian Negara sekarang Mabes Polri). Karena kenekatan itulah membuat Hartino dipindahkan ke Sulawesi.

Selain kenekatannya, sosok Hartino juga unik. Anak buahnya kerap mengira Komandan Kompi A Brimob Ranger ini memiliki jimat yang mampu mengendus atau menjejak gerombolan pemberontak. Saat test mission menghadang pemberontak DI/TII di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tahun 1959, Hartino memimpin satu regu untuk menghadang lawan.
Baca juga: Jenderal Polisi Ini Tegur Kapolres karena Parkir Mantan Resimen Pelopor Brimob

Ketika bertemu musuh, Hartino selalu berada di depan dan terus berlari kencang mencari posisi sambil melepas tembakan. Ini membuat anak buahnya yang berada di belakangnya kewalahan mengejar sang komandan. Anggota Kompi A selalu teringat dalam setiap kontak senjata, US Carabine milik Hartino yang selalu menjadi senapan pertama pasukan Ranger melepaskan peluru.

Kemudian, setiap regu yang dipimpin Hartino selalu bertemu pemberontak baik dalam misi di Jabar tahun 1959 maupun Sumatera pada 1960. Karena inilah, anak buahnya mengira Hartino memiliki jimat yang mampu menjejak pemberontak.

Konsekuensinya, setiap regu yang komandonya diambil alih Hartino harus selalu menyiapkan amunisi tambahan sebagai persiapan menghadapi kontak tembak yang biasanya berlangsung lama.

Gerombolan pemberontak yang bertemu pasukan Ranger pimpinan Hartino selalu dikejar dan jarang dilepaskan. Hartino juga memiliki kebijakan lapangan yang terkenal di kalangan anak buahnya yaitu tidak diperkenankan membawa tawanan dalam pertempuran. Artinya, setiap musuh harus ditembak. Itulah yang membuat sosok Hartino menjadi kontroversial.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Aksi Polisi Joget saat...
Aksi Polisi Joget saat Atur Lalu Lintas One Way di Jalur Gentong Tasikmalaya
Cegah Kemacetan, Polisi...
Cegah Kemacetan, Polisi Terapkan Sistem One Way di Jalur Wisata Dieng
Viral 3 Polisi Dikeroyok...
Viral 3 Polisi Dikeroyok 2 Anggota TNI dan 6 Warga di Depan Polsek Tiworo Tengah Sultra
Kisah Panglima ABRI...
Kisah Panglima ABRI Jenderal M Jusuf Dievakuasi ke Panser oleh Brimob karena Serangan Pemberontak
Anggota Intel Polda...
Anggota Intel Polda Jateng Brigadir Ade Kurniawan Tersangka Pembunuhan Bayinya Sendiri
Anggota Bhabinkamtibmas...
Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Menteng Dipatsus Gara-gara Sebarkan Surat Minta THR
Polda Metro Kembalikan...
Polda Metro Kembalikan Kendaraan Hasil Curian, Pemilik Sah: Polisi Geraknya Sat-Set
Konvoi Ratusan Geng...
Konvoi Ratusan Geng Motor Kreak di Semarang Dibubarkan Polisi, 278 Orang Diamankan
Hubungan Seksual Sesama...
Hubungan Seksual Sesama Jenis, 2 Polisi di Polda NTT Dipecat
Rekomendasi
Laba Bersih IRRA Melonjak...
Laba Bersih IRRA Melonjak 924,6%, Tumbuh Pesat di Sektor Kesehatan
Beda Pengakuan, JMTO...
Beda Pengakuan, JMTO Tepis Abu Janda Jadi Komisaris
Makna Ucapan Minal Aidin...
Makna Ucapan Minal Aidin Wal Faizin Menurut Al Qur'an
Berita Terkini
Libur Lebaran Selesai,...
Libur Lebaran Selesai, Ganjil-Genap di Jakarta Kembali Berlaku Besok
10 menit yang lalu
Hari Terakhir Cuti Bersama,...
Hari Terakhir Cuti Bersama, 12.853 Orang Tinggalkan Jakarta dari Stasiun Gambir
17 menit yang lalu
Dirlantas Polda Jateng:...
Dirlantas Polda Jateng: Tol Fungsional Taman MartaniPrambanan Ditutup Sore Ini
1 jam yang lalu
Motif Keponakan Bunuh...
Motif Keponakan Bunuh Tante di Bogor karena Sakit Hati
2 jam yang lalu
400 Ribu Orang Ramaikan...
400 Ribu Orang Ramaikan JLF 2025 di Kemayoran, Raup Rp300 Miliar
3 jam yang lalu
50.538 Pemudik Balik...
50.538 Pemudik Balik ke Jakarta lewat Terminal Kp Rambutan, Turun 27% Dibanding 2024
4 jam yang lalu
Infografis
5 Kerugian Ukraina Setelah...
5 Kerugian Ukraina Setelah Ditinggalkan oleh Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved