Ungkap Penembakan Brigadir J, Lemkapi Minta Tim Khusus Siapkan Lie Detector
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia ( Lemkapi ) meminta Tim Khusus Polri menyiapkan lie detector (alat pengungkap kebohongan) saat memeriksa seluruh keluarga Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo beserta pengawal dan pembantunya. Hal itu mengingat masih sulitnya mengungkap kasus penembakan Brigadir J .
"Kami yakin, dengan menggunakan lie detector ini akan kelihatan siapa yang benar dan siapa yang bohong," ujar Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Pengamat Ajak Netizen Kawal Kasus Brigadir J Sesuai Data
Anggota Kompolnas periode 2012-2016 ini melihat banyak cara yang dilakukan Polri untuk mengungkap misteri penembakan Brigadir J ketika CCTV di rumah pejabat polri itu tidak berfungsi. Selain lie detector, Tim Khusus Polri juga bisa melakukan penyitaan seluruh ponsel dan melakukan print out komunikasi seluruh orang dalam rumah itu. Termasuk keluarga Ferdy Sambo, para ajudan, dan pembantu rumah tangganya.
Cara seperti ini sangat lazim dilakukan petugas Propam di lapangan ketika sedang memeriksa oknum polisi reserse yang sedang bermasalah dalam tugasnya.
"Kami sangat yakin Tim Khusus bentukan Kapolri ini mampu mengungkap kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Polri," kata Pakar Hukum Kepolisian ini.
Menurut akademisi dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini, publik berkeyakinan Kapolri terus memantau dan mencermati perkembangan penanganan kasus oleh Tim Khusus Polri. Pada waktunya nanti akan mengumumkannya ketika semua bukti bukti berdasarkan Scientific Crime Investigation sudah dimiliki penyidik kepolisian secara lengkap.
"Penanganan kasus ini dilakukan penuh kehati-hatian. Kami mengajak masyarakat dukung terus Kapolri. Semua keraguan masyarakat akan terjawab," ucap pemerhati kepolisian ini.
Menyinggung hasil autopsi yang belum diumumkan, Edi meminta semua pihak tidak berspekulasi dan memberikan dugaan-dugaan tentang luka yang ada dalam tubuh jenazah Brigadir J.
"Kami minta jangan berspekulasi. Kami minta jangan berbicara hasil autopsi jika itu bukan bidangnya, karena bisa mengganggu penyidikan," katanya.
Dia juga mengingatkan kepada jenderal purnawirawan polisi untuk tidak menjadi provokator dan cari panggung.
"Kami yakin, dengan menggunakan lie detector ini akan kelihatan siapa yang benar dan siapa yang bohong," ujar Direktur Eksekutif Lemkapi Edi Hasibuan, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Pengamat Ajak Netizen Kawal Kasus Brigadir J Sesuai Data
Anggota Kompolnas periode 2012-2016 ini melihat banyak cara yang dilakukan Polri untuk mengungkap misteri penembakan Brigadir J ketika CCTV di rumah pejabat polri itu tidak berfungsi. Selain lie detector, Tim Khusus Polri juga bisa melakukan penyitaan seluruh ponsel dan melakukan print out komunikasi seluruh orang dalam rumah itu. Termasuk keluarga Ferdy Sambo, para ajudan, dan pembantu rumah tangganya.
Cara seperti ini sangat lazim dilakukan petugas Propam di lapangan ketika sedang memeriksa oknum polisi reserse yang sedang bermasalah dalam tugasnya.
"Kami sangat yakin Tim Khusus bentukan Kapolri ini mampu mengungkap kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Polri," kata Pakar Hukum Kepolisian ini.
Menurut akademisi dari Universitas Bhayangkara Jakarta ini, publik berkeyakinan Kapolri terus memantau dan mencermati perkembangan penanganan kasus oleh Tim Khusus Polri. Pada waktunya nanti akan mengumumkannya ketika semua bukti bukti berdasarkan Scientific Crime Investigation sudah dimiliki penyidik kepolisian secara lengkap.
"Penanganan kasus ini dilakukan penuh kehati-hatian. Kami mengajak masyarakat dukung terus Kapolri. Semua keraguan masyarakat akan terjawab," ucap pemerhati kepolisian ini.
Menyinggung hasil autopsi yang belum diumumkan, Edi meminta semua pihak tidak berspekulasi dan memberikan dugaan-dugaan tentang luka yang ada dalam tubuh jenazah Brigadir J.
"Kami minta jangan berspekulasi. Kami minta jangan berbicara hasil autopsi jika itu bukan bidangnya, karena bisa mengganggu penyidikan," katanya.
Dia juga mengingatkan kepada jenderal purnawirawan polisi untuk tidak menjadi provokator dan cari panggung.