Geliat Pasar Antik Jalan Surabaya Menteng, Surga Kolektor Barang-barang Kuno

Kamis, 07 Juli 2022 - 17:56 WIB
loading...
Geliat Pasar Antik Jalan...
Pasar Antik Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat yang digandrungi orang-orang baik warga lokal hingga turis mancanegara. Foto: MPI/Muhammad Farhan
A A A
JAKARTA - Sebuah jalan sepanjang 500 meter membentang di Jalan Surabaya, Menteng , Jakarta Pusat. Jalanan itu dipenuhi pedagang yang menjajakan barang antik kuno .

Itulah Pasar Antik Surabaya. Pusat penjualan barang antik yang terletak di tengah Jakarta. Pasar ini sudah digandrungi orang-orang baik warga lokal hingga turis mancanegara untuk mencari barang-barang kuno. Umumnya, para pembeli yang mencari barang antik biasanya untuk digunakan sebagai pajangan atau aksesoris pemanis tempat tinggal.
Baca juga: 5 Artis Ini Hobi Koleksi Barang Antik dan Kuno, Ada Randy Martin hingga Ahmad Dhani

Bentuk-bentuk barang antik pun beragam, mulai dari porselen, pajangan berbentuk logam, patung-patung kecil yang terbuat dari batu giok, keris, senjata kuno, bahkan berbentuk putaran piringan hitam tampak anggun dipajang di kios-kios pasar tersebut.

Setiap kios menjual barang antik dan bersejarah, namun tidak memiliki nama toko, hanya nomor-nomor yang berbeda untuk membedakan antara kios satu dengan kios lainnya.

Pedagang barang antik, Asep (32) menuturkan Pasar Antik Jalan Surabaya telah berdiri sejak tahun 1970-an. Dia meneruskan usaha pamannya karena menikmati keindahan barang-barang antik sekaligus menjadi hobi tersendiri.

"Di sini kebanyakan kita jual barang-barang lama. Yang banyak dicari itu yang unik-unik kayak lampu-lampu hias," ujar Asep, Kamis (7/7/2022).
Geliat Pasar Antik Jalan Surabaya Menteng, Surga Kolektor Barang-barang Kuno

Pasar Antik Surabaya. Foto: MPI/Muhammad Farhan

Dia menjajakan barang antik mulai dari meriam, pemutar piringan hitam, pajangan binatang yang terbuat dari logam, lampu-lampu hias, alat penunjuk mesin kapal bahkan meriam peninggalan zaman dulu.

Dia sering mendapatkan pertanyaan barang antik berupa lampu hias yang datang dari Republik Ceko. "Nah, lampu kristal yang berbatang-batang putih dari Ceko ini sering sekali ditanya oleh orang lewat. Tetapi, juga ada kolektor yang tanya seperti meriam tua atau patung-patung," katanya.

Harga meriam atau barang-barang antik yang dijualnya dengan harga berkisar Rp50 juta sampai Rp100 juta. Peminat meriam dan lampu-lampu hias saat ini tengah digandrungi. "Koin-koin kuno sekarang peminatnya sudah jarang," ucapnya.

Sejak pandemi mulai terkendali, pembeli barang antik mulai berdatangan bahkan turis asing ikut datang mencari. "Selama 10 tahun saya berjualan di sini baru kemarin pas pandemi saja itu yang habis-habisan. Kita dilarang berjualan juga, turis sudah tidak pernah datang lagi. Makanya sekarang jadi momen yang lebih baik dari kemarin," ujarnya.

Pedagang barang antik di Pasar Surabaya lainnya, Iyen (52) mengatakan, sejak kasus Covid-19 menurun, para kolektor dan pemburu barang antik banyak mencari porselen dan keris.

"Kebanyakan mencari porselen, pajangan berbahan dasar batu giok, keris-keris. Khusus porselen biasanya datang dari luar negeri, peninggalan dinasti kerajaan China masa lampau," ucap Iyen.

Dia menemukan barang-barang antik dari rumah-rumah yang menjual pajangan atau warisan barang kuno. Dia terkadang menemukan sejumlah orang yang menawarkan untuk menjual barang-barang antik.

Khusus porselen, barang-barang yang dicari kolektor nilainya khas dan spesifik. Karena itu, barang antik dapat laku ketika pembeli mengerti kualitas barang tersebut.

"Hanya kolektor yang mengerti nilai dari barang antik tersebut, jadi spesifik pasarnya. Biasanya kolektor tahu usia barang antik hanya dengan melihatnya. Ini pasar penjualan untuk orang yang hobi bukan kebutuhan pokok," ujarnya.

Dia menunjukkan barang antik yang hanya kolektor mengerti itu biasanya keris. Keris dapat laku dicari kolektor karena mereka memiliki motivasi tersendiri. "Orang yang mencari keris itu karena mereka tahu, kadang karena motivasi mistis atau kejelian mereka yang mengerti usia kerisnya," kata Iyen.
Baca juga: Penemuan Barang Antik Kuno di Indonesia, dari Uang Kerajaan hingga Mahkota Bermotif Naga

Dia juga menjelaskan pembeli yang mencari uang koin antik itu bermacam-macam tujuannya. "Kalau pembeli koin itu tidak melulu karena usia kunonya, biasanya koin antik yang dicari itu untuk mahar pernikahan. Kalau yang kuno, biasanya pada bertanya koin VOC tahun 1817 dan sebagainya," ujarnya.

Yang menarik, penjualan barang antik di Jalan Surabaya situasinya aman dan tentram. Ketika pembeli sudah ada yang memesan barang antik, namun tidak cocok, barang antik itu dapat dikembalikan.

"Di sini yang berbeda dengan pasar antik lainnya, selalu aman. Misalkan sudah cocok, barang sudah dibungkus, tetapi ternyata tidak jadi, barang dikembalikan pun tidak apa-apa. Inilah yang bikin Jalan Surabaya aman dari dulu," ungkap Iyen.

Menurut dia, penjualan barang antik tidak melulu ditentukan oleh tren pasar atau yang musim digandrungi. Semua pembeli yang mencari barang antik tidak terpaku pada arus utama. Setiap pembeli punya tujuannya sendiri. "Penjualan barang antik tidak pernah ikut tren. Kolektor maupun pembeli punya kemauannya sendiri," ucapnya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1410 seconds (0.1#10.140)