Mengenal Silat Cimande Bogor, Tempat Lahirnya Para Jawara di Bumi Nusantara

Minggu, 19 Juni 2022 - 09:32 WIB
loading...
Mengenal Silat Cimande Bogor, Tempat Lahirnya Para Jawara di Bumi Nusantara
Anggota Keluarga Besar Cimande Saiful Alam Elbarnaz dan H Ridwan. Foto/Istimewa
A A A
BOGOR - Nusantara yang dahulu terdiri dari beberapa kerajaan mewarisi pencak silat sebagai ilmu bela diri. Silat Cimande atau Aliran Cimande. Di Desa Cimande, Kabupaten Bogor terkenal wilayah dengan pencak silatnya, mampu menarik perhatian masyarakat pada umumnya.

Aliran ini menjadi salah satu acuan terpenting bagi perguruan-perguruan pencak silat, terutama pencak silat Tatar Pasundan. Secara garis besar, Cimande memiliki sejumlah jurus dengan basis gerakan pertahanan diri dari pelbagai serangan dan tidak bersifat menyerang.

Tentu saja, pencak silat Cimande ini adalah seni budaya yang telah diwariskan oleh para pendahulu Cimande. Jurus yang melegenda yang melahirkan banyak pendekar tangguh.Pencak Silat Cimande masih memprioritaskan tradisi dan merupakan yang tertua di Jawa Barat.

Salah satu anggota keluarga besar Cimande Saiful Alam Elbarnaz mengatakan, pada hakekatnya aliran pencak silat Cimande yang mengandalkan tangan kosong untuk membela diri. Dalam arti, gerakan yang dilakukan pesilat menjadi gerakan yang memaksimalkan anggota tubuh manusia sebagai anugerah Tuhan dan melatih kecekatan dan kecepatan.

”Selain membentuk kekuatan fisik, Silat Cimande juga membentuk kekuatan batin dengan meningkatkan rasa kepercayaan diri dan menimbulkan kerendahan hati. Itu arti dari Silat Cimande,” kata Saiful kepada SINDOnews, Minggu (19/6/2022).

Mengenal Silat Cimande Bogor, Tempat Lahirnya Para Jawara di Bumi Nusantara

Foto: Anggota Keluarga Besar Cimande Saiful Alam Elbarnaz

Pria yang akrab disapa Ifunk ini mengungkapkan, bahwa ada juga jurus atau gerakan yang menggunakan bambu sebagai media untuk melatih kecekatan dan kecepatan, itu lebih dimaksudkan sebagai upaya memaksimalkan potensi tubuh manusia.

Sebenarnya, kata dia, makna yang terkandung dalam ilmu silat Cimande adalah penjabaran dari sebuah filosofi yang menuturkan bahwa di atas langit masih ada lagi langit lain yang lebih tinggi. Di atas puncak gunung, ada puncak gunung yang lebih tinggi.

”Sehebat apapun manusia, pasti ada manusia lain yang lebih hebat dan kuat. Dengan dasar filosofi itulah ajaran silat Cimande menuntun seseorang menjauhkan diri dari sifat kesombongan,” ungkapnya.

Sementara ada tradisi keluarga yang membedakan pencak silat Cimande dan pencak silat lainnya. Anak-anak di desa Cimande dan sekitarnya dilahirkan untuk wajib mengikuti Pencak Silat Cimande. Tidak mudah jika anak-anak ini ingin belajar Pencak Silat di Cimande.

Sebab mereka harus menceritakan terlebih dahulu dan meminta izin dari orang tua mereka. Sebelum mempelajari ilmu pencak silat Cimande, umumnya ada beberapa langkah yang harus diikuti.

Mengenal Silat Cimande Bogor, Tempat Lahirnya Para Jawara di Bumi Nusantara


Yang pertama adalah prosesi Peuruh, ini merupakan tradisi pembersihan (mensucikan) seluruh panca indera. Setelah itu,mengucapkan sumpah janji Cimande yang dipandu oleh sesepuh, orang-orang Cimande menyebut ini Talek (Pertalekan) Cimande yang terdiri anjuran dan larangan.

Dan yang terkahir tradisi Keceran atau tradisi ketahanan agar kuat ketika dipukulSilat Cimande masih eksis hingga kini. Sayang keindahan dan dahsyatnya jurus-jurus tak selaras dengan jejak sejarahnya yang buram. Ada banyak versi sejarah yang beredar.

Akan tetapi, dari banyak versi, para tokoh silat aliran Cimande sepakat Eyang Khaer yang menemukannya. Dialah tokoh penting dibalik aliran Silat Cimande. Abah Khaer diperkirakan hidup di abad 17.

Pendekar tangguh nusantara banyak yang beraliran Cimande. Ada yang berguru langsung dari Eyang Khaer. Si Pitung pahlawan Betawi juga diyakini merupakan pendekar beraliran Cimande.

Mbah Datuk dan Mbah Jago tokoh bela diri asal Sumatera juga belajar dari Eyang Khaer.Peran Datuk dan Jago lah yang membuat aliran Cimande begitu cepat populer kala itu. Kisah Eyang Khaer sendiri tak memiliki riwayat sejarah yang bisa dinukilkan dalam bentuk tulisan. Mayoritas berasal dari budaya tutur keluarga.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6354 seconds (0.1#10.140)