6 Bangunan Peninggalan Belanda di Jakarta, Nomor 4 Bekas Rumah Pribadi
loading...
A
A
A
Gedung peninggalan Belanda selanjutnya di Jakarta adalah Gedung Joang ’45 yang terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Gedung ini dibangun pada 1938 oleh seorang pengusaha Belanda bernama J. Schomper dan difungsikan sebagai hotel dengan nama Schomper 1.
Hotel ini memang khusus dibangun bagi para pejabat atau elite Hindia-Belanda, pejabat asing, dan pejabat pribumi. Namun, saat Jepang menginvasi Belanda di Indonesia pada tahun 1942, bangunan ini dikuasai militer Jepang dan menjadi tempat pendidikan nasionalisme para pemuda Indonesia.
Foto/tripholiday.net
Namanya pun berubah, dari Schomper 1 menjadi Gedung Menteng 31. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai markas pemuda yang dikenal dengan nama Pemuda Menteng 31. Pada 19 Agustus 1974, bangunan ini barulah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan Presiden Soeharto, sebagai Museum Joang ’45.
6. Galangan VOC
Meskipun sudah tidak berfungsi dengan baik, namun Gedung Galangan VOC di Jakarta Utara masih kokoh berdiri. Berusia ratusan tahun, bangunan ini terlihat masih sangat kuat dan memancarkan sisa-sisa aura dominasi VOC di bumi pertiwi.
Galangan kapal milik VOC ini dibangun pada tahun 1721, di atas tanah bekas kubu pertahanan Inggris. Fungsinya adalah untuk memperbaiki kapal-kapal berukuran sedang. Sementara, kapal dengan ukuran besar diperbaiki di Pulau Onrust. Melansir laman Cagar Budaya Kemendikbud, sebagian bangunan dari galangan ini digunakan sebagai kantor pos pertama di Batavia.
Eksistensi galangan VOC resmi terhenti setelah perusahaan dagang terbesar itu runtuh akibat konflik internal dan korupsi pada 1799. Di tahun 1809, bangunan ini disewakan kepada tukang kayu berkebangsaan China.
Setelahnya, gedung megah ini terus berganti pemilik hingga menjadi gudang minyak dan bahan kimia di tahun 1990-an. Memasuki tahun 2000-an, gedung galangan kapal tersebut disewakan kepada masyarakat yang ingin menyelenggarakan berbagai macam acara.
Hotel ini memang khusus dibangun bagi para pejabat atau elite Hindia-Belanda, pejabat asing, dan pejabat pribumi. Namun, saat Jepang menginvasi Belanda di Indonesia pada tahun 1942, bangunan ini dikuasai militer Jepang dan menjadi tempat pendidikan nasionalisme para pemuda Indonesia.
Foto/tripholiday.net
Namanya pun berubah, dari Schomper 1 menjadi Gedung Menteng 31. Setelah kemerdekaan Indonesia, gedung ini digunakan sebagai markas pemuda yang dikenal dengan nama Pemuda Menteng 31. Pada 19 Agustus 1974, bangunan ini barulah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan Presiden Soeharto, sebagai Museum Joang ’45.
6. Galangan VOC
Meskipun sudah tidak berfungsi dengan baik, namun Gedung Galangan VOC di Jakarta Utara masih kokoh berdiri. Berusia ratusan tahun, bangunan ini terlihat masih sangat kuat dan memancarkan sisa-sisa aura dominasi VOC di bumi pertiwi.
Galangan kapal milik VOC ini dibangun pada tahun 1721, di atas tanah bekas kubu pertahanan Inggris. Fungsinya adalah untuk memperbaiki kapal-kapal berukuran sedang. Sementara, kapal dengan ukuran besar diperbaiki di Pulau Onrust. Melansir laman Cagar Budaya Kemendikbud, sebagian bangunan dari galangan ini digunakan sebagai kantor pos pertama di Batavia.
Eksistensi galangan VOC resmi terhenti setelah perusahaan dagang terbesar itu runtuh akibat konflik internal dan korupsi pada 1799. Di tahun 1809, bangunan ini disewakan kepada tukang kayu berkebangsaan China.
Setelahnya, gedung megah ini terus berganti pemilik hingga menjadi gudang minyak dan bahan kimia di tahun 1990-an. Memasuki tahun 2000-an, gedung galangan kapal tersebut disewakan kepada masyarakat yang ingin menyelenggarakan berbagai macam acara.
(hab)