Evaluasi CFD, Banyak Warga Langgar Protokol Kesehatan

Senin, 22 Juni 2020 - 06:15 WIB
loading...
Evaluasi CFD, Banyak Warga Langgar Protokol Kesehatan
Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Sekitar lima ribuan orang bersukacita di Car Free Day (CFD) pertama PSBB masa transisi di DKI Jakarta kemarin. Namun, potensi peningkatan Covid-19 justru kian mengancam karena mereka banyak yang mulai abai pentingnya menjaga protokol kesehatan.

Banyak pelanggaran terlihat saat CFD di Jalan Sudirman-Thamrin tersebut. Seperti para warga yang tak bermasker, berkerumun, dan tak mematuhi aturan jarak (physical distancing). Bahkan banyak juga ditemui peserta CFD yang masih berusia anak-anak maupun lanjut usia. Beberapa peserta yang tengah hamil besar juga terlihat di ajang hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) tersebut.

Tingginya animo warga Ibu Kota dan sekitarnya untuk berolahraga di CFD adalah wajar. Mereka selama ini telah cukup lama terbatasi aktivitasnya di luar rumah akibat kebijakan PSBB. Peningkatan animo ini pun sudah ditandai dengan merebaknya tren bersepeda warga Jakarta dalam beberapa hari terakhir seiring pelonggaran PSBB. (Baca: Siang Bolong, Pemotor Dibacok dan Ditabrak hingga Tewas)

Pagi kemarin jumlah peserta CFD bersepeda juga sangat banyak. Untuk memperlancar arus CFD, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akhirnya membagi Jalan Sudirman-Thamrin menjadi tiga ruas, yakni khusus pejalan kaki, jogging, dan satunya untuk pesepeda. Namun, peserta yang berkerumun dan tak mengindahkan menjaga jarak mulai menjadi kebiasaan. Minimnya petugas yang mengawasi para peserta juga membuat protokol kesehatan tak bisa diberlakukan ketat.

Kritikan atas rendahnya disiplin protokol kesehatan dalam CFD ini antara lain disampaikan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. Menurut Yuri, dari pantauannya di lapangan, banyak peserta yang belum mematuhi protokol kesehatan pada saat PSBB.

“Pada pelaksanaan Car Free Day di Jakarta masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa physical distancing penting. Ini yang kami mohon untuk menjadi evaluasi kita bersama,” ujar dia di Media Center Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta kemarin.

Yuri menegaskan bahwa physical distancing atau menjaga jarak adalah protokol kesehatan yang wajib dijalankan untuk aman dari Covid-19. Sebab, dengan berjaga jarak, maka potensi terpapar bisa diminimalisasi. Hal ini penting sebab saat CFD peserta tidak tahu kondisi kesehatan orang-orang di sekelilingnya. Peningkatan kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta kemarin juga tercatat masih tertinggi, yakni sebanyak 142 orang. Dengan demikian, PSBB transisi ini jangan justru membuat warga lengah dan memicu kluster-kluster baru.

Hasil rapid test yang digelar oleh Pusdokkes Polri di tengah CFD kemarin juga menunjukkan ada lima orang yang hasilnya reaktif. Pada rapid test tersebut, total ada 600 orang yang menjalani pemeriksaan. Lima orang yang hasil reaktif akan ditindaklanjuti dengan swab test dan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) di RS Polri. (Baca juga: Gadis Cantik Ditembak Mati Ayahnya: 'Bayangkan Ayah Bunuh Putrinya Tanpa Berkedip')

Tak hanya Yuri, Satpol PP DKI Jakarta juga meminta seluruh pihak mengevaluasi terkait penyelenggaraan CFD kemarin. Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin mengatakan, CFD pada masa transisi PSBB ini banyak ditemukan pelanggaran protokol kesehatan Covid-19. Di antaranya tidak menggunakan masker, membawa anak kecil, lanjut usia, dan ibu hamil.

Pada saat menegur, kata Arifin, pihaknya mendapatkan alasan bermacam-macam dari peserta. Misalnya pelari yang nekat tak menggunakan masker karena merasa kesulitan bernapas. Kemudian, para lanjut usia yang beralasan lebih kuat dari petugas yang menegur.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3181 seconds (0.1#10.140)