3 Jenderal Polisi Pernah Kolaborasi dengan Anies, Nomor 1 Mantan Kapolri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga jenderal polisi ini pernah berkolaborasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menjaga keamanan dan ketertiban Ibu Kota. Ketiganya adalah mantan Kapolda Metro Jaya .
Diketahui, Anies menjabat Gubernur DKI sejak tahun 2017 dan akan berakhir tahun ini (2022). Selama menduduki orang nomor satu di Jakarta, Anies bekerjasama dengan Jenderal Pol (Purn) Idham Azis (Mantan Kapolri), Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (Wakapolri), dan Irjen Pol Nana Sudjana (Kapolda Sulsel).
Baca juga: Kisah Jenderal Polisi Bawa Seribuan Pasukan Kepung Markas Ormas di Tanah Abang
Berikut sepak terjang 3 jenderal polisi yang pernah berkolaborasi dengan Anies dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (8/3/2022):
1. Jenderal Pol (Purn) Idham Azis
Jenderal Pol (Purn) Idham Azis yang saat itu berpangkat Irjen Pol menjabat Kapolda Metro Jaya bekerjasama dengan Anies selama periode 20 Juli 2017-22 Januari 2019. Usai Kapolda Metro Jaya, pada 28 Januari 2019 Idham dilantik sebagai Kabareskrim.
Kemudian, pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan nama Idham sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Tito Karnavian yang diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Setelah disetujui Komisi III DPR dan disahkan Ketua DPR Puan Maharani akhirnya Jokowi resmi melantik Idham sebagai Kapolri pada 1 November 2019. Pada Januari 2021, masa jabatan Idham berakhir lalu digantikan Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Selama berkarier di korps Bhayangkara, Idham meraih banyak penghargaan dan mengungkap kasus-kasus besar yang fenomenal. Jam terbang jebolan Akpol 1988 ini tidak usah diragukan lagi.
Idham termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat saat tergabung dalam tim Bareskrim dengan prestasi melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada November 2005. Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu Jenderal Pol Sutanto bersama koleganya Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan rekan-rekan.
Kemudian, Idham juga pernah menjadi Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian. Dia melakukan investigasi untuk mengusut kasus mutilasi 3 siswi SMA Kristen yang terjadi di Poso.
Sebelum menjabat berbagai posisi strategis di Polri, Idham mengawali kariernya sebagai Pamapta Polres Bandung Polda Jabar. Sekitar 11 tahun dia bertugas di Bandung hingga tahun 1999.
Setelah itu, dia diberi amanah sebagai Inspektur Bidops, Inspektorat Pengawasan Umum Daerah Sulawesi Tengah selama setahun. Idham juga dipercaya sebagai Kanit Riksa Subden Investigasi Densus 88 tahun 2005.
Karier Idham kian moncer. Setiap tahun ada jabatan baru yang dipercayakan kepada dirinya. Pria yang dikenal tegas tanpa kompromi ini menduduki berbagai posisi seperti Kanit IV Dit I/Kam Dan Trannas Bareskrim Polri (2006), Kasubden Investigasi Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri (2008).
Kemudian, Idham diberi tugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada 2008. Tak lama kemudian, dia ditarik ke Polda Metro Jaya sebagai Direskrimum Polda Metro Jaya.
Pada tahun 2010, Idham dipercaya sebagai wakil Tito Karnavian yang saat itu menjabat Kepala Densus 88 Antiteror. Dari sana, Idham naik jabatan sebagai Dirtipidkor Bareskrim Polri.
Lalu, Idham menjabat Kapolda Sulawesi Tengah selama 2 tahun terhitung dari tahun 2014. Setelah itu, dia didapuk sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri menggantikan M Iriawan. Pangkatnya pun naik dari Brigjen menjadi Irjen Pol (bintang dua).
Pada 20 Juli 2017, Idham kembali dipromosikan menggantikan posisi M Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya. Menangani permasalahan Ibu Kota bukan hal asing bagi Idham karena dia memiliki pengalaman dan kemampuan dalam menumpas teroris dan kejahatan di Jakarta.
2. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang berpangkat Irjen Pol saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya dalam kurun waktu 22 Januari 2019-7 Januari 2020. Saat ini Gatot menjabat Wakapolri.
Nama Gatot Eddy Pramono bukan nama asing di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Saat menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat Kombes Pol pada tahun 2011, Gatot berhasil membongkar kasus penipuan kartu kredit senilai Rp81 miliar.
Pria lulusan Akpol 1988 ini menangkap 14 orang komplotan pembobol mesin transaksi kartu kredit atau electronic data capture (EDC) dari berbagai bank swasta maupun nasional. Komplotan telah beraksi dari tahun 2010 dan berhasil meraup keuntungan hingga Rp81 miliar.
Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot pernah dipercaya menjadi Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008). Selanjutnya, dia menjabat Kapolres Metro Jakarta Selatan (2009), Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), serta Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Kemudian, Gatot juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017), dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.
Tahun 2018, Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara. Satgas ini dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman dan sukses. Setahun kemudian, Gatot dirotasi menjadi Kapolda Metro Jaya.
3. Irjen Pol Nana Sudjana
Irjen Pol Nana Sudjana menjabat Kapolda Metro Jaya selama periode 7 Januari 2020-16 November 2020. Sejak 31 Oktober 2021, Nana menduduki posisi Kapolda Sulawesi Selatan.
Sebelum menjabat Kapolda Sulsel menggantikan Irjen Pol Merdisyam, Nana menjabat Kapolda Sulut. Jebolan Akpol 1988 yang berpengalaman dalam bidang intelijen ini jabatan pertamanya adalah Pamapta Polresta Yogyakarta.
Nana beberapa kali ditempatkan di bidang intelijen seperti Dirintelkam Polda Jateng pada 2011, Analisis Kebijakan Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri pada 2013, dan Dirpolitik Baintelkam Polri tahun 2016.
Tahun 2019, dia menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Gatot Eddy Pramono. Namun, pada tahun 2020 Nana dimutasi usai insiden kerumunan Petamburan yang melibatkan mantan Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab.
Setelah itu, dia menjabat Koordinator Staf Ahli Kapolri. Posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya digantikan Irjen Pol Fadil Imran. Dari Koorsahli Kapolri, tahun 2021 Nana kemudian didapuk sebagai Kapolda Sulut hingga akhirnya kembali dimutasi dan kini menjabat Kapolda Sulsel.
Diketahui, Anies menjabat Gubernur DKI sejak tahun 2017 dan akan berakhir tahun ini (2022). Selama menduduki orang nomor satu di Jakarta, Anies bekerjasama dengan Jenderal Pol (Purn) Idham Azis (Mantan Kapolri), Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (Wakapolri), dan Irjen Pol Nana Sudjana (Kapolda Sulsel).
Baca juga: Kisah Jenderal Polisi Bawa Seribuan Pasukan Kepung Markas Ormas di Tanah Abang
Berikut sepak terjang 3 jenderal polisi yang pernah berkolaborasi dengan Anies dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (8/3/2022):
1. Jenderal Pol (Purn) Idham Azis
Jenderal Pol (Purn) Idham Azis yang saat itu berpangkat Irjen Pol menjabat Kapolda Metro Jaya bekerjasama dengan Anies selama periode 20 Juli 2017-22 Januari 2019. Usai Kapolda Metro Jaya, pada 28 Januari 2019 Idham dilantik sebagai Kabareskrim.
Kemudian, pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan nama Idham sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Tito Karnavian yang diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Setelah disetujui Komisi III DPR dan disahkan Ketua DPR Puan Maharani akhirnya Jokowi resmi melantik Idham sebagai Kapolri pada 1 November 2019. Pada Januari 2021, masa jabatan Idham berakhir lalu digantikan Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Selama berkarier di korps Bhayangkara, Idham meraih banyak penghargaan dan mengungkap kasus-kasus besar yang fenomenal. Jam terbang jebolan Akpol 1988 ini tidak usah diragukan lagi.
Idham termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat saat tergabung dalam tim Bareskrim dengan prestasi melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada November 2005. Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu Jenderal Pol Sutanto bersama koleganya Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan rekan-rekan.
Kemudian, Idham juga pernah menjadi Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian. Dia melakukan investigasi untuk mengusut kasus mutilasi 3 siswi SMA Kristen yang terjadi di Poso.
Sebelum menjabat berbagai posisi strategis di Polri, Idham mengawali kariernya sebagai Pamapta Polres Bandung Polda Jabar. Sekitar 11 tahun dia bertugas di Bandung hingga tahun 1999.
Setelah itu, dia diberi amanah sebagai Inspektur Bidops, Inspektorat Pengawasan Umum Daerah Sulawesi Tengah selama setahun. Idham juga dipercaya sebagai Kanit Riksa Subden Investigasi Densus 88 tahun 2005.
Karier Idham kian moncer. Setiap tahun ada jabatan baru yang dipercayakan kepada dirinya. Pria yang dikenal tegas tanpa kompromi ini menduduki berbagai posisi seperti Kanit IV Dit I/Kam Dan Trannas Bareskrim Polri (2006), Kasubden Investigasi Densus 88/Antiteror Bareskrim Polri (2008).
Kemudian, Idham diberi tugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat pada 2008. Tak lama kemudian, dia ditarik ke Polda Metro Jaya sebagai Direskrimum Polda Metro Jaya.
Pada tahun 2010, Idham dipercaya sebagai wakil Tito Karnavian yang saat itu menjabat Kepala Densus 88 Antiteror. Dari sana, Idham naik jabatan sebagai Dirtipidkor Bareskrim Polri.
Lalu, Idham menjabat Kapolda Sulawesi Tengah selama 2 tahun terhitung dari tahun 2014. Setelah itu, dia didapuk sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri menggantikan M Iriawan. Pangkatnya pun naik dari Brigjen menjadi Irjen Pol (bintang dua).
Pada 20 Juli 2017, Idham kembali dipromosikan menggantikan posisi M Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya. Menangani permasalahan Ibu Kota bukan hal asing bagi Idham karena dia memiliki pengalaman dan kemampuan dalam menumpas teroris dan kejahatan di Jakarta.
2. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang berpangkat Irjen Pol saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya dalam kurun waktu 22 Januari 2019-7 Januari 2020. Saat ini Gatot menjabat Wakapolri.
Nama Gatot Eddy Pramono bukan nama asing di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Saat menjabat Direskrimum Polda Metro Jaya dengan pangkat Kombes Pol pada tahun 2011, Gatot berhasil membongkar kasus penipuan kartu kredit senilai Rp81 miliar.
Pria lulusan Akpol 1988 ini menangkap 14 orang komplotan pembobol mesin transaksi kartu kredit atau electronic data capture (EDC) dari berbagai bank swasta maupun nasional. Komplotan telah beraksi dari tahun 2010 dan berhasil meraup keuntungan hingga Rp81 miliar.
Sebelum menjadi Kapolda Metro Jaya, Gatot pernah dipercaya menjadi Kapolres Blitar, Sekretaris Pribadi Kapolri, dan Kapolres Metro Depok (2008). Selanjutnya, dia menjabat Kapolres Metro Jakarta Selatan (2009), Analis Kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri (2012), serta Kabagdukminops Robinops Sops Polri (2013).
Kemudian, Gatot juga pernah menduduki posisi Karolemtala Srena Polri (2014), Wakapolda Sulsel (2016), Staf Ahli Sosial Ekonomi (Sahlisosek) Kapolri (2017), dan Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri.
Tahun 2018, Gatot juga dipercaya menjadi Ketua Satgas Nusantara. Satgas ini dibentuk agar Pilkada Serentak 2018 bisa berjalan aman dan sukses. Setahun kemudian, Gatot dirotasi menjadi Kapolda Metro Jaya.
3. Irjen Pol Nana Sudjana
Irjen Pol Nana Sudjana menjabat Kapolda Metro Jaya selama periode 7 Januari 2020-16 November 2020. Sejak 31 Oktober 2021, Nana menduduki posisi Kapolda Sulawesi Selatan.
Sebelum menjabat Kapolda Sulsel menggantikan Irjen Pol Merdisyam, Nana menjabat Kapolda Sulut. Jebolan Akpol 1988 yang berpengalaman dalam bidang intelijen ini jabatan pertamanya adalah Pamapta Polresta Yogyakarta.
Nana beberapa kali ditempatkan di bidang intelijen seperti Dirintelkam Polda Jateng pada 2011, Analisis Kebijakan Madya Bidang Ekonomi Baintelkam Polri pada 2013, dan Dirpolitik Baintelkam Polri tahun 2016.
Tahun 2019, dia menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Gatot Eddy Pramono. Namun, pada tahun 2020 Nana dimutasi usai insiden kerumunan Petamburan yang melibatkan mantan Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab.
Setelah itu, dia menjabat Koordinator Staf Ahli Kapolri. Posisinya sebagai Kapolda Metro Jaya digantikan Irjen Pol Fadil Imran. Dari Koorsahli Kapolri, tahun 2021 Nana kemudian didapuk sebagai Kapolda Sulut hingga akhirnya kembali dimutasi dan kini menjabat Kapolda Sulsel.
(jon)