Ridwan Kamil Beri 3 Arahan Penanganan Covid-19 di Bekasi

Selasa, 22 Februari 2022 - 08:01 WIB
loading...
Ridwan Kamil Beri 3 Arahan Penanganan Covid-19 di Bekasi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin rapat komite kebijakan penanganan dan pemulihan ekonomi daerah Pemrov Jawa Barat di Kota Bekasi. Foto: MPI/Jonathan Simanjuntak
A A A
BEKASI - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin rapat komite kebijakan penanganan dan pemulihan ekonomi daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat di Kota Bekasi . Rapat yang diikuti seluruh bupati/wali kota se Jawa Barat itu untuk membahas penyebaran Covid-19 yang memasuki gelombang ketiga.

Lebih lanjut, Ridwan Kamil dalam kesempatannya menyampaikan tiga poin untuk menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19. Pertama, dia meminta untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur rumah sakit (BOR) laiknya saat puncak virus Covid-19 varian Delta.

"Saya minta perhitungan BORmenggunakan kapasitas maksimal seperti saat Delta menjadi puncaknya. Memang di awal tahun karena Delta turun, kapasitas rumah sakit juga turun," tutur Ridwan Kamil di Bekasi, Senin 21 Februari 2022.

Kedua, Ridwan Kamil meminta seluruh Pemerintah Daerah untuk menegakan protokol kesehatan 5M. Kang Emil dalam kesempatan ini menekankan pentingnya memakai masker sesuai arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.



"Arahan Presiden prokes paling utama adalah masker. Arahan Pak Luhut ekonomi kita buka dengan bijak tapi urusan masker lebih ditingkatkan. Jadi saya titip paling fundamental meningkatkan kedisiplinan masker," tambah dia.

Di samping itu, testing, tracing, dan treatment pun tetap harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Menurutnya, 3T dan 5M inilah cara untuk menghadapi virus Covid-19.

"Apapun namanya (varian virus Covid-19) solusinya itu saja berbaginya. Rakyat patuhi prokes negara mencari, merawat, men-treatment," ujarnya.

Ketiga, Kang Emil sapaan akrabnya juga meminta Kepala Daerah serta unsur TNI/Polri pada setiap daerah untuk mempercepat vaksinasi. Percepatan vaksinasi khususnya ditingkatkan kepada para lansia dan penyuntikan vaksinasi dosis kedua.

Ia menuturkan, langkah ini sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari virus Covid-19 varian omicron yang menyebar begitu cepat. Sebab dari hasil penelitian di Jawa Barat, mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah golongan lansia dan yang belum divaksin.

Sementara daerah yang tingkat vaksinasinya sudah tinggi, didorong untuk melaksanakan kegiatan booster. Sehingga tidak ada berita tentang vaksin Covid-19 yang kedaluwarsa.

"Kemudian tidak boleh ada vaksin yang kedaluwarsa, jadi jemput bola untuk segera dilakukan. Kemudian dikombinasikan dengan kebijakan pelayanan publik," tegas Kang Emil.

"Titip lansia karena mayoritas yang meninggal dunia pada usia lansia dan yang belum divaksin. Jadi kalau ada lansia yang belum divaksin itu adalah yang paling-paling rawan oleh Omicron,” tutupnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1808 seconds (0.1#10.140)