Kriminalitas pengguna Facebook harus cerdas

Rabu, 05 September 2012 - 08:07 WIB
Kriminalitas pengguna Facebook harus cerdas
Kriminalitas pengguna Facebook harus cerdas
A A A
Sindonews.com - Tindak kriminal yang dilakukan pelaku memanfaatkan situs jejaring sosial Facebook kembali terjadi. Kasus terakhir, seorang pembantu rumah tangga dibunuh oleh kekasihnya yang dikenal melalui Facebook, di Bekasi pada Minggu 2 September 2012 lalu.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Iqrak Sulhin menilai, pelaku tindak kriminal memanfaatkan Facebook untuk melakukan tindak kriminal lantaran pengguna Facebook kecenderungan memiliki sifat terbuka. Artinya, mereka kerap memberi tahu keberadaan atau apa yang dirasakan dengan cara memperbarui status di jejaring sosial.

“Para pengguna jejaring sosial memiliki kecenderungan sifat terbuka, seperti memberi tahu kalau mereka sedang sendiri di rumah atau sedang berada di suatu tempat. Keterbukaan inilah yang dimanfaatkan pelaku tindak kriminal,” ujar Iqrak Sulhin, Selasa 4 September 2012 kemarin.

Seharusnya, kata dia, pengguna jejaring sosial lebih cerdas dalam menggunakan kecanggihan teknologi. Jangan dengan mudah menulis kondisi terbaru di jejaring sosial.

Hal ini pun membuat pelaku kejahatan dengan mudah mengetahui kondisi korbannya. Iqrak Sulhin menambahkan, jejaring sosial hanyalah sebuah media yang dimanfaatkan pelaku kejahatan. Dulu orang melakukan tindak kriminal secara langsung, sekarang mereka kerap memanfaatkan jejaring sosial sebagai medianya.

”Jejaring sosial hanya sebagai tanda pergeseran instrumen kejahatan. Hanya sebagai media,” jelasnya.

Mengenai motif, menurut Iqrak Sulhin, kejahatan melalui jejaring sosial didasari dendam dan materi.

Untuk kejahatan berdasarkan dendam biasanya dilakukan oleh orang yang dikenal korban. Sementara untuk kejahatan yang didasari materi, biasanya pelaku memiliki selektivitas. Iqrak Sulhin mengimbau, agar tidak menjadi korban kejahatan yang dilakukan pelaku memanfaatkan Facebook, pengguna internet harus lebih cerdas. Artinya, jangan terlalu terbuka dengan selalu memberi tahu kondisinya di jejaring sosial.

”Keterbukaan ini menjadi celah dan dijadikan sasaranpelaku. Adahal-halyangmestinya tidak disampaikan melalui jejaring sosial,”imbaunya.

Masyarakat harus lebih sadar kalau keterbukaan mereka dapat dimanfaatkan oleh pelaku tindak kriminal. ”Jejaring sosial memiliki banyak manfaat, tetapi ada banyak pengguna yang boleh dikatakan lebay,” tukasnya.

Seperti diberitakan, Desi (23), dibunuh Asep Kamaludin (24), kekasihnya yang baru dikenal melalui Facebook. Jasad pembantu rumah tangga ini ditemukan di ruang tengah rumah majikannya di Kompleks Kranggan Permai, Jalan Cendrawasih V BP 6 No 6, Jatisampurna, Kota Bekasi, Minggu 2 September 2012 lalu.

Polsek Pondok Gede yang menangani kasus ini menangkap Asep. Diketahui, Asep mengenal korban melalui Facebook. Pembunuhan ini bermotif kekesalan pelaku karena korban menolak diajak hubungan intim.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4516 seconds (0.1#10.140)