Ibadah Natal di Depok Terapkan Prokes Ketat, Anak di Bawah 12 Tahun Dilarang Masuk
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelaksanaan ibadah Natal di Kota Depok berjalan lancar dan aman. Gereja yang menggelar ibadah melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
“Kami menerapkan protokol kesehatan 5 M. Di bawah usia 12 tahun tidak diperkenankan hadir dan kita pakai PeduliLindungi, juga pengukur suhu tubuh. Kita juga dilengkapi CCTV dari jalan ataupun dalam gereja,” kata Diaken Majelis Gereja Pancaran Kasih, Tanto Istianto, Sabtu (25/12/2021).
Pihaknya juga melakukan pembatasan jumlah jemaat yang datang mengikuti ibadah secara langsung. Dari total 700 orang jemaat yang bisa tertampung, hanya 250 saja yang diperbolehkan masuk untuk tiap sesi.
Pelaksanaan ibadah dibagi dalam beberapa sesi, sedangkan sisanya mengikuti secara daring. “Kita lakukan (pembatasan) sebanyak 50 persen. Biasa malam Natal ini sampai 700, kita batasi hanya 250 maksimal. Ada juga yang live streaming,” tukasnya.
Hal serupa juga dilakukan di Gereja Katolik Paroki Santo Paulus. Pihak gereja juga melakukan pembatasn jumlah dan usia bagi jemaat yang hadir langsung mengikuti ibadah.
Sebelum hadir, jemaat harus melakukan registrasi terlebih dulu. “Kami mengikuti arahan pemerintah, harus daftar menggunakan google form dan kami jatah ini 250 orang. Nanti hari H-nya mereka harus datang, cuci tangan dulu di parkiran lalu kemudian scan QR PeduliLindungi baru kemudian masuk cek suhu mausk cuci tangan lagi baru masuk. Terdaftar sudah dari 2 minggu yang lalu,” kata Pastor Kepala Gereja Katolik Paroki Santo Paulus Romo Agustinus Anton Widarto.
Jemaat yang boleh hadir langsung ibatasi hanya yang sudah menjalani vaksin saja. “Diusahakam yang hanya sudah vaksin. Kita mau melindungi semua jadi diutamakan yang sudah vaksin saja,” tukasnya.
Pelaksanaan durasi ibadah juga hanya 1,5 jam tiap sesi yang dilakukan secara langsung dan daring. Di gereja tersebut pelaksanaan ibadah dilakukan dalam tiga sesi. “Ada 3 kali (sesi). Kami ada dua tempat, satu di depan, di aula, satu di sini. Jadi yang di sini dua kali, sementara di seberang satu kali,” paparnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok Kombes Pol Imran Edwin Siregar mengatakan, di Depok ada sekitar 100 gereja yang menggelar pelaksanaan ibadah Natal. Pengamanan pelaksanaan ibadah sudah dilakukan sejak kemarin dengan kekuatan 762 personil gabungan.
Satu gereja dijaga sekitar 30 petugas. Namun gereja yang memilki jemaat banyak akan dilakukan penambahan personil. “Kekuatan yang digunakan dalam rangka pengamanan ini kurang lebih 762 itu gabungan TNI-Polri, Satpol PP, Dishub dan beberapa ormas. Kita lihat pokonya tidak sama kekuatannya. Mana gereja yang jemaahnya banyak, itu kita pertebal kekuatannya. Tapi mayoritas kira-kira 30 (personil),” katanya.
Selain itu juga dilakukan pengamana internal dari masing-masing gereja. Untuk pasukan Brimob akan melakukan patroli keliling. “Biasanya brimob sifatnya mobile. Hasil rapat kita dengan pimpinan pimpinan gereja di Depok, kita tetap mengimbau melakukan pengamanan internal, memeriksa para jemaah dan juga ada menyiapkan Satgas Covid juga,” pungkasnya.
“Kami menerapkan protokol kesehatan 5 M. Di bawah usia 12 tahun tidak diperkenankan hadir dan kita pakai PeduliLindungi, juga pengukur suhu tubuh. Kita juga dilengkapi CCTV dari jalan ataupun dalam gereja,” kata Diaken Majelis Gereja Pancaran Kasih, Tanto Istianto, Sabtu (25/12/2021).
Pihaknya juga melakukan pembatasan jumlah jemaat yang datang mengikuti ibadah secara langsung. Dari total 700 orang jemaat yang bisa tertampung, hanya 250 saja yang diperbolehkan masuk untuk tiap sesi.
Pelaksanaan ibadah dibagi dalam beberapa sesi, sedangkan sisanya mengikuti secara daring. “Kita lakukan (pembatasan) sebanyak 50 persen. Biasa malam Natal ini sampai 700, kita batasi hanya 250 maksimal. Ada juga yang live streaming,” tukasnya.
Hal serupa juga dilakukan di Gereja Katolik Paroki Santo Paulus. Pihak gereja juga melakukan pembatasn jumlah dan usia bagi jemaat yang hadir langsung mengikuti ibadah.
Sebelum hadir, jemaat harus melakukan registrasi terlebih dulu. “Kami mengikuti arahan pemerintah, harus daftar menggunakan google form dan kami jatah ini 250 orang. Nanti hari H-nya mereka harus datang, cuci tangan dulu di parkiran lalu kemudian scan QR PeduliLindungi baru kemudian masuk cek suhu mausk cuci tangan lagi baru masuk. Terdaftar sudah dari 2 minggu yang lalu,” kata Pastor Kepala Gereja Katolik Paroki Santo Paulus Romo Agustinus Anton Widarto.
Jemaat yang boleh hadir langsung ibatasi hanya yang sudah menjalani vaksin saja. “Diusahakam yang hanya sudah vaksin. Kita mau melindungi semua jadi diutamakan yang sudah vaksin saja,” tukasnya.
Pelaksanaan durasi ibadah juga hanya 1,5 jam tiap sesi yang dilakukan secara langsung dan daring. Di gereja tersebut pelaksanaan ibadah dilakukan dalam tiga sesi. “Ada 3 kali (sesi). Kami ada dua tempat, satu di depan, di aula, satu di sini. Jadi yang di sini dua kali, sementara di seberang satu kali,” paparnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok Kombes Pol Imran Edwin Siregar mengatakan, di Depok ada sekitar 100 gereja yang menggelar pelaksanaan ibadah Natal. Pengamanan pelaksanaan ibadah sudah dilakukan sejak kemarin dengan kekuatan 762 personil gabungan.
Satu gereja dijaga sekitar 30 petugas. Namun gereja yang memilki jemaat banyak akan dilakukan penambahan personil. “Kekuatan yang digunakan dalam rangka pengamanan ini kurang lebih 762 itu gabungan TNI-Polri, Satpol PP, Dishub dan beberapa ormas. Kita lihat pokonya tidak sama kekuatannya. Mana gereja yang jemaahnya banyak, itu kita pertebal kekuatannya. Tapi mayoritas kira-kira 30 (personil),” katanya.
Selain itu juga dilakukan pengamana internal dari masing-masing gereja. Untuk pasukan Brimob akan melakukan patroli keliling. “Biasanya brimob sifatnya mobile. Hasil rapat kita dengan pimpinan pimpinan gereja di Depok, kita tetap mengimbau melakukan pengamanan internal, memeriksa para jemaah dan juga ada menyiapkan Satgas Covid juga,” pungkasnya.
(thm)