Asal Mula Puncak, Tempat Wisata Favorit Pelancong sejak Zaman Kolonial

Sabtu, 04 Desember 2021 - 06:03 WIB
loading...
A A A
Asal Mula Puncak, Tempat Wisata Favorit Pelancong sejak Zaman Kolonial

Pembukaan Jalan Raya Pos, Puncak

Jalan raya puncak menjadi bagian dari Jalan Raya Pos yang dibangun untuk tujuan memudahkan transportasi, khususnya pengiriman pesan/surat dan juga untuk mempertahankan Jawa dari serbuan Inggris. Pembangunan jalan raya pos yang dimulai dari Anyer, Jakarta, lalu ke masuk ke Bogor melalui Jalan Jakarta/Bataviascheweg dan Jalan Perniagaan (Handelstraa). pada awalnya tidak menemukan kendala yang berarti.

Namun ketika memasuki kawasan Gadok, Cisarua, Puncak, Cianjur, Bandung, Sumedang hingga Cirebon banyak terkendala oleh pebukitan dan pegunungan yang terjal. Pemerintah Hindia belanda kemudian mengutus Kolonel Von Lutzouw dari tentara kerajaan Belanda untuk memimpin proyek pembangunan jalan yang terkendala oleh kondisi medan yang berbukit-bukit itu.

Pemerintah Hindia Belanda juga menyediakan upah hingga 30.000 ringgit di luar beras dan garam sebagai bahan persediaan makanan untuk para pekerja. Besarnya upah yang diberikan pun disesuaikan dengan kondisi medan yang dilalui. Pada waktu membuka lahan di kawasan Puncak, para pekerja mendapatkan upah yang paling besar yaitu 10 ringgit/bulan (upah di jalan lain hanya berkisar 1 ringgit hingga ringgit per bulan).

Asal Mula Puncak, Tempat Wisata Favorit Pelancong sejak Zaman Kolonial

Pembukaan jalan Megamendung

Pembangunan jalan raya di kawasan Puncak bisa dibilang adalah yang paling sulit, bahkan para pekerja yang dikerahkan untuk membuka dan meratakan lahan berjumlah 400 orang pekerja yang sebagian besar didatangkan dari Jawa. Beratnya medan tersebut adalah karena keberadaan Gunung Megamendung yang berketinggian 1880 mdpl yang lokasinya berada di sekitar Puncak pas yang akan dijadikan jalan raya.

Sebelum jalan raya puncak dibangun, perjalanan menuju Cipanas dari Batavia akan memakan waktu hingga delapan hari. Setelah pembangunan jalan ini selesai, perjalanan tersebut bisa dilalui dalam waktu kurang dari satu hari. Namun begitu, Walter Kinloch (1853) mencatat bahwa jalan di Cisarua saat itu masih sangat terjal, sehingga mereka akan membutuhkan bantuan beberapa ekor kerbau untuk menarik kereta kuda. Yang menarik, pembangunan Jalan Raya Pos sepanjang hampir 1.000 km ini hanya memakan waktu selama satu tahun yang dimulai pada Mei 1808 dan berakhir September 1809.

Di masa Hindia Belanda, daerah pegunungan menjadi salah satu destinasi favorit, utamanya untuk para pelancong yang berasal dari Eropa dan Amerika. Banyak catatan-catatan para pelancong tentang keindahan alam daerah pegunungan, seperti yang ditulis oleh Achmad Sunjayadi dalam Pariwisata di Hindia Belanda, 1891-1942. Hampir semua dataran tinggi di Jawa saat itu direkomendasikan untuk dikunjungi oleh para pelancong.

Keberadaan jalan raya Puncak kemudian membuka akses bagi para pelancong. Beberapa lokasi sudah menjadi destinasi wisata pilihan sejak masa Kolonial. Misalnya, Telaga Warna yang terletak di antara Bogor dan Sindanglaya (Cianjur). Dalam Java the Wonderland (1900) menyebutkan,pemandangan indah dan udara sejuk di sekitar Telaga Warna menjadi pelepas lelah wisatawan yang melakukan perjalanan via Jalan Raya Pos menuju Cianjur.

Asal Mula Puncak, Tempat Wisata Favorit Pelancong sejak Zaman Kolonial

Telaga Warna
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2003 seconds (0.1#10.140)