Heboh Langit Jakarta Berbentuk Ombak Tsunami, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Sabtu, 27 November 2021 - 15:21 WIB
loading...
Heboh Langit Jakarta Berbentuk Ombak Tsunami, Begini Penjelasan Ilmiahnya
enomena awan membentuk gulungan ombak tsunami saat hujan disertai angin kencang yang terjadi di Jakarta pada Jumat (27/11/2021) sore. Foto: IG @jktinfo
A A A
JAKARTA - Fenomena awan membentuk gulungan ombak tsunami saat hujan disertai angin kencang yang terjadi di Jakarta pada Jumat (27/11/2021) sore membuat heboh warganet. Secara ilmiah dalam dunia meteorologi, fenomena langka tersebut dinamakan dengan awan Arcus (cloud atlas World Meteorological Organization/WMO).


Dikutip penjelasan BMKG dari laman resminya, fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus. Awan arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.

Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembap sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang. Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan.



Fenomena awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan. Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.

Oleh karena itu, apabila melihat awan Arcus warga diimbau agar berlindung dan menjauhi daerah tersebut. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1517 seconds (0.1#10.140)