Kisah Pilu Keluarga Nelayan di Cilincing, Lahirkan Anak Laki-laki Tanpa Penis

Jum'at, 26 November 2021 - 06:27 WIB
loading...
Kisah Pilu Keluarga Nelayan di Cilincing, Lahirkan Anak Laki-laki Tanpa Penis
Dewi Yulianti memanggku anak keduanya AG (2) yang terlahir tanpa memiliki penis.Foto/MPI/Yohannes Tobing
A A A
JAKARTA - Seorang bocah laki-laki berinisial AG (2) asal Cilincing, Jakarta Utara, lahir dengan memiliki kelainan kelamin. AG putra dari pasangan suami istri Harianto (25) dan Dewi Yulianti (23) diketahui terlahir tanpa memiliki penis .

Dewi Yulianti mengatakan, keadaan yang dialami anak keduanya tersebut terjadi sejak 11 Oktober 2021 tepatnya dua tahun yang lalu membuatnya bersama suami begitu kaget dengan kondisi anaknya tersebut. Selama mengandung anak keduanya, Dewi tidak pernah mengalami kejadian atau kondisi kesehatan apapun, termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

"Pas lagi mengandungnya juga saya kan dagang. Jadi saya enggak tahu salahnya di mana. Padahal saya enggak konsumsi obat-obatan," kata Dewi saat ditemui di kontrakannya Jalan Sungai Landak, Gang Rupbasan RT 07/08 Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 25 November 2021.

Selama mengandung AG, Dewi lebih memilih memeriksa kandungan hingga melahirkan putra keduanya tersebut di Bidan dekat rumah dibandingkan ke Puskesmas. "Pas lahir mah kan USG, cuman dokternya enggak ngasih tahu kalau anak saya kenapa-kenapanya enggak dikasih tahu. Cuma kaget saja pas dilahirin sudah bimbang," ujar Dewi.

"Pas dia (AG) umur dua bulan kita ke Puskesmas untuk Posyandu. Terus kita bilang ke dokter, anak saya enggak ada kelaminnya. Kata dokternya, kok bisa? Lahirannya di mana emang? Lahirannya di Bu Masunah, enggak di Puskesmas," sambungnya.

Meskipun AG tidak memiliki penis sejak lahir, namun Dewi memastikan bahwa kesehatan sang buah hati dikatakan normal. Akan tetapi untuk buang air kecil, AG yang merupakan anak laki-laki diharuskan berjongkok seperti anak perempuan.

"Kalau buang air kecil enggak ada kesulitan, karena dia buang air kecil sama kayak kita perempuan. Karena ada dua lubang, jadi satu lubang itu buat pipis," jelas Dewi.

Sementara itu untuk kondisi lainnya, Dewi mengungkapkan ketika anaknya ingin buang air besar (BAB), AG sering menangis kesakitan. "Pas buang air besar saja sih, dia merasa kesakitan. Kadang BAB-nya keras, kadang dia suka meringis," katanya.

Melihat kondisi anaknya lahir tanpa penis, membuat Dewi dan suami pun berupaya melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengembalikan kondisi AG seperti anak laki-laki lainnya.

Setelah beberapa kali bolak-balik ke RSCM, Dewi mengaku tidak mendapati hasil yang memuaskan. Dan pihak rumah sakit hanya meminta Dewi untuk melakukan tes kromosom atau pengecekan kelamin.

Dikarenakan tes tersebut tak ditanggung BPJS, keluarga yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan ini harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,7 juta dan belum lagi bayar ongkos bolak balik rumah sakit.

"Di situ cuma kromosom dua kali balik lagi, ya sudah saya setop. Hasilnya dinyatakan cowok, hasil kromosomnya XY," jelas Dewi. Dewi mengatakan, belum puas dengan hasil yang diberikan pihak rumah sakit lantaran sampai detik ini dokter tidak bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada AG.

Dokter yang menangani anaknya hanya menyarankan jika AG harus dioperasi pada tahun depan tanpa memberikan alasan dan penyebab. "Harus operasi, paling pembentukan dia harus jadi laki-laki. Soalnya sama sekali enggak ada batang (penisnya), terus buah zakarnya juga satu di atas, satunya di atas batoknya," katanya.

Dengan berderai air mata ditambah dengan kondisi perekonomian keluarga yang serba terbatas. Dewi berharap bantuan baik dari Pemerintah maupun pihak-pihak lainnya untuk mau berbagi, membantu proses operasi sang buah hati.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1298 seconds (0.1#10.140)