Pemerintah Larang Penjualan Minyak Curah, Pedagang: Makin Sulit saja Hidup

Kamis, 25 November 2021 - 16:46 WIB
loading...
Pemerintah Larang Penjualan Minyak Curah, Pedagang: Makin Sulit saja Hidup
Pedagang minyak goreng curah di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, mengeluhkan larangan penjualan minyak curah. Foto: MNC Portal/Okto Rizki Alpino
A A A
JAKARTA - Larangan penjualan minyak goreng curah mulai 1 Januari 2022 mendapat penolakan dari pedagang kecil . Pasalnya, minyak goreng curah merupakan salah satu kebutuhan pokok warga yang banyak peminatnya.

Sony (45) pedagang minyak goreng curah di Pasar Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur mengatakan, keputusan tersebut tidak berpihak kepada warga dengan penghasilan minim.

"Minyak goreng curah masih banyak dicari, terutama itu sama pedagang gorengan dan warteg. Kebanyakan mereka yang berpenghasilan pas-pasan itu yang banyak cari," kata Sony di Jakarta Timur, Kamis (25/11/2021).

Menurut dia, larangan penjualan minyak goreng curah harus mempertimbangkan aspek pendapatan warga. Pasalnya, untuk beralih ke minyak goreng kemasan harganya terlampau tinggi sehingga tak bisa menyentuh semua lapisan.

"Selisih harga minyak goreng curah dan kemasan ini buat warga kecil terasa besar. Sebelum dilarang saja warga dan pedagang sudah susah, apalagi kalau dilarang nanti," pungkasnya.

Dia menuturkan, harga minyak goreng kemasan saat ini dibanderol sebesar Rp23 ribu. Hal itu yang membuat warga lebih memilih menggunakan minyak goreng curah ketimbang minyak goreng kemasan.



"Selama saya dagang ini kenaikan harga minyak goreng paling parah, lebih dari Rp20 ribu per kilogram. Dulu pas Lebaran saja harganya paling tinggi hanya Rp16 ribu per kilogram," tuturnya.

Sementara itu, Astuti (40) pemilik warteg di kawasan Ciracas mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng kemasan. Dia menilai, kenaikan itu tidak manusiawi di tengah pandemi Covid-19 di mana roda perekonomian terasa sulit.

"Karena minyak goreng kemasan harganya mahal jadi saya beralih ke minyak goreng curah. Minyak goreng kan sangat dibutuhkan untuk keperluan masak. Apalagi kaya saya yang memiliki usaha warteg," ujarnya.

Tito (48) pedagang gorengan di kawasan Ciracas pun mengeluhkan kenaikan harga minyak goreng yang terlampau tinggi. Menurutnya, apabila minyak goreng curah harus diganti dengan minyak goreng kemasan maka pemerintah lebih dulu menurunkan harga minyak goreng yang saat ini sudah menyusahkan warga.

"Jualan tetap harus jualan, harga enggak bisa kita naikin nanti pembeli protes terus dagangan enggak laku makin sulit saja hidup. Situasi masih Corona tapi enggak ada perhatian ke rakyat kecil, harga-harga semuanya makin naik," tuturnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2084 seconds (0.1#10.140)