Punya Taman Literasi, Anies: Jadikan Jakarta Kota Buku Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah dinobatkan sebagai Kota Sastra Dunia (City of Literature) versi UNESCO pada 2021, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen dalam pengembangan literasi di Ibu Kota. Kekinian, Jakarta akan mempunyai Taman Literasi di Taman Martha Christina Tiahahu, Jakarta Selatan.
Berkolaborasi dengan Tim Jakarta Kota Buku dan PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ), Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berambisi menjadikan Jakarta menjadi kota buku dengan berusaha menyediakan ruang baca bagi masyarakat Jakarta.
”Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini akan menjadi titik penting pertemuan para pegiat literasi, pekerja perbukuan, pekerja kreatif, dan tidak ketinggalan para budayawan dan seniman. Kita jadikan Jakarta jadi Kota Buku,” kata Anies.
Menurut dia, Taman Literasi ini akan menjadi tempat berkumpul energi kreatif untuk memajukan dan meningkatkan kualitas warga Jakarta.”Ini akan menjadi ruang ketiga yang sangat menarik, dan saya yakin masyarakat Jakarta akan menyukainya,” ujarnya.
Anies menegaskan, bahwa keberadaan Taman Literasi ini merupakan bentuk keberpihakan Pemprov DKI kepada industri perbukuan, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan literasi warga Jakarta dan sekitarnya.
”Kami sadar bahwa industri buku ini membawa sisi idealisme yang sangat tinggi dan sisi industri agar mereka bisa terus menerbitkan buku-buku terbaik untuk meningkatkan pengetahuan. Kadang, hampir tidak ketemu antara idealisme dan industrinya,” ungkapnya.
Anies memandang bahwa keberadaan ruang publik bagi para pelaku industri penerbitan dan kegiatan-kegiatan perbukuan seperti pembacaan karya sastra, klub buku, hingga peluncuran buku, akan menjadi kekuatan bagi Jakarta untuk dikenal di mata dunia.
Kemunculan ide pembangunan Taman Literasi ini diinisiasi salah satunya oleh Laura Bangun Prinsloo, Ketua Komite Buku Nasional 2015-2019. Ide ini disambut baik oleh Gubernur Anies saat penyelenggaraan LitBeat Festival di Perpustakaan Nasional pada Agustus 2019.
Pada saat itu pula Gubernur Anies mengundang tokoh perbukuan dari Vietnam yaitu Dr. Hung Manh Nguyen yang merupakan pencetus ide pendiri tujuh Book Street di Vietnam, sebagai pembicara tamu di LitBeat Festival 2019.
Kemudian dimulailah pembentukan Tim Jakarta Kota Buku yang terdiri dari stakeholders perbukuan dan pekerja kreatif. Secara resmi dan formal, tim ini disahkan dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 742 Tahun 2020.
”Kami berkolaborasi bersama Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan literasi warga dan mewujudkan Jakarta sebagai kota buku dan literatur versi UNESCO. Jadi kami ikut bangun Taman Martha Christina Tiahahu ini,” kata Laura Bangun Prinsloo.
Sejak itu, Tim Jakarta Kota Buku bekerja untuk mewujudkan keberadaan taman baca di wilayah Jakarta. Bersama Pemprov DKI, tim ini mulai mencari lokasi yang tepat, dan kemudian memilih vendor-vendor arsitektur dan desain yang tepat untuk bisa mengelaborasi ide-ide yang dirumuskan.
Setelah melakukan survei ke sejumlah lokasi dan berdasarkan arahan dari Gubernur Anies, akhirnya dipilihlah Taman Christina Martha Tiahahu sebagai lokasi yang paling tepat. Pembangunan yang awalnya direncanakan dimulai pada Maret 2020 namun tertunda karena pandemi tersebut.
Kini telah berlangsung dengan berkolaborasi bersama PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ). Pembangunan Taman Literasi dilakukan dengan mengkombinasikan pengembangan kawasan berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di sekitar Kawasan Blok M.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
Berkolaborasi dengan Tim Jakarta Kota Buku dan PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ), Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan berambisi menjadikan Jakarta menjadi kota buku dengan berusaha menyediakan ruang baca bagi masyarakat Jakarta.
”Taman Literasi Martha Christina Tiahahu ini akan menjadi titik penting pertemuan para pegiat literasi, pekerja perbukuan, pekerja kreatif, dan tidak ketinggalan para budayawan dan seniman. Kita jadikan Jakarta jadi Kota Buku,” kata Anies.
Menurut dia, Taman Literasi ini akan menjadi tempat berkumpul energi kreatif untuk memajukan dan meningkatkan kualitas warga Jakarta.”Ini akan menjadi ruang ketiga yang sangat menarik, dan saya yakin masyarakat Jakarta akan menyukainya,” ujarnya.
Anies menegaskan, bahwa keberadaan Taman Literasi ini merupakan bentuk keberpihakan Pemprov DKI kepada industri perbukuan, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan literasi warga Jakarta dan sekitarnya.
”Kami sadar bahwa industri buku ini membawa sisi idealisme yang sangat tinggi dan sisi industri agar mereka bisa terus menerbitkan buku-buku terbaik untuk meningkatkan pengetahuan. Kadang, hampir tidak ketemu antara idealisme dan industrinya,” ungkapnya.
Anies memandang bahwa keberadaan ruang publik bagi para pelaku industri penerbitan dan kegiatan-kegiatan perbukuan seperti pembacaan karya sastra, klub buku, hingga peluncuran buku, akan menjadi kekuatan bagi Jakarta untuk dikenal di mata dunia.
Kemunculan ide pembangunan Taman Literasi ini diinisiasi salah satunya oleh Laura Bangun Prinsloo, Ketua Komite Buku Nasional 2015-2019. Ide ini disambut baik oleh Gubernur Anies saat penyelenggaraan LitBeat Festival di Perpustakaan Nasional pada Agustus 2019.
Pada saat itu pula Gubernur Anies mengundang tokoh perbukuan dari Vietnam yaitu Dr. Hung Manh Nguyen yang merupakan pencetus ide pendiri tujuh Book Street di Vietnam, sebagai pembicara tamu di LitBeat Festival 2019.
Kemudian dimulailah pembentukan Tim Jakarta Kota Buku yang terdiri dari stakeholders perbukuan dan pekerja kreatif. Secara resmi dan formal, tim ini disahkan dengan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 742 Tahun 2020.
”Kami berkolaborasi bersama Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan literasi warga dan mewujudkan Jakarta sebagai kota buku dan literatur versi UNESCO. Jadi kami ikut bangun Taman Martha Christina Tiahahu ini,” kata Laura Bangun Prinsloo.
Sejak itu, Tim Jakarta Kota Buku bekerja untuk mewujudkan keberadaan taman baca di wilayah Jakarta. Bersama Pemprov DKI, tim ini mulai mencari lokasi yang tepat, dan kemudian memilih vendor-vendor arsitektur dan desain yang tepat untuk bisa mengelaborasi ide-ide yang dirumuskan.
Setelah melakukan survei ke sejumlah lokasi dan berdasarkan arahan dari Gubernur Anies, akhirnya dipilihlah Taman Christina Martha Tiahahu sebagai lokasi yang paling tepat. Pembangunan yang awalnya direncanakan dimulai pada Maret 2020 namun tertunda karena pandemi tersebut.
Kini telah berlangsung dengan berkolaborasi bersama PT Integrasi Transit Jakarta (ITJ). Pembangunan Taman Literasi dilakukan dengan mengkombinasikan pengembangan kawasan berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di sekitar Kawasan Blok M.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(ams)