Polda Metro Jaya dan Media TV Sinergi Wujudkan Tayangan Sehat dan Berkualitas

Rabu, 27 Oktober 2021 - 06:36 WIB
loading...
Polda Metro Jaya dan Media TV Sinergi Wujudkan Tayangan Sehat dan Berkualitas
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jakarta Raya dan Polda Metro Jaya mengadakan diskusi Sinergi Kepolisian dan Media TV untuk Menciptakan Tayangan yang Sehat di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Selasa (26/10/2021). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jakarta Raya dan Polda Metro Jaya mengadakan diskusi tentang “Sinergi Kepolisian dan Media TV untuk Menciptakan Tayangan yang Sehat” di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Selasa (26/10/2021).

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mohammad Fadil Imran dalam pertemuan itu menegaskan Media dan polisi sebagai pengawal peradaban atau social engineering yang harus mampu menciptakan peradaban masyarakat Indonesia yang naik kelas seperti negara-negara demokrasi yang lebih maju.

"Kami punya kepentingan bagaimana supaya proses demokrasi berjalan dengan baik (di Indonesia)," ujar Fadil yang didampingi Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dan jajaran Polda Metro Jaya. (Baca juga; Pelaku Jambret Ponsel Milik Pesepeda Dibekuk Polda Metro Jaya )

Pengurus IJTI Jakarta Raya yang hadir dalam diskusi tersebut antara lain Feby Budi Prasetyo (Ketua), Hazmi Fitriyasa (Wakil Ketua), Kennorton Hutasoit (Sekretaris), Denny Batubara (Bendahara), dan jajaran pengurus lainnya dari berbagai media televisi. (Baca juga; Ini Materi Pemeriksaan Rachel Vennya di Polda Metro Jaya )

Diskusi antara para jurnalis dan Kapolda berlangsung interaktif. Kapolda dalam paparannya menjawa pertanyaan para jurnalis menjelaskan Polisi sebagai salah satu social engineering ingin tampil di media sebagai polisi yang menjalankan tugas pencegahan dan penindakan secara professional.

“Polisi yang diberitakan membentak-bentak warga, kesan arogan, itu tidak professional. Saya berharap yang ditampilkan itu, polisi yang bekerja profesional, ketika menangkap pelaku kasus narkoba, misalnya, polisi bisa melakukan tes urine di tempat, jadi tidak perlu debat di lapangan, cukup buktikan dengan hasil tes urine terbukti positif,” ujar Kapolda.

Polda Metro Jaya telah menyediakan berbagai peralatan dan teknologi untuk pencegahan dan pengintaian terhadap pelaku kejahatan atau kriminal. Setiap sudut Ibu Kota Jakarta tersedia kamera dan teknologi face recognition, menurut Kapolda, akan membuat setiap orang pelaku kejahatan tidak bisa sembunyi. “Polisi punya kamera dan punya teknologi face recognition. kamu (pelaku kejahatan) tidak bisa sembunyi,” tegasnya.

Kapolda menggambarkan berita yang seharusnya disuguhkan kepada publik adalah berita yang dibuat dengan hati. "Ini adalah segi tiga indah, media, cerita, dan cinta. Jika cerita itu kita buat dengan hati, insyaallah masyarakat akan melihat dengan hati pula. Tentu saja semua karya yang dibuat dengan hati pasti akan menghasilkan sesuatu yang dapat diterima akal sehat," pungkas Kapolda.

Ketua IJTI Jakarta Raya Feby Budi Prasetyo (MNC TV) menegaskan IJTI merupakan wadah para jurnalis TV yang menjunjung tinggi kemerdekaan pers yang profesional. “Berita yang sehat dihasilkan oleh jurnalis yang kompeten. Salah satu tugas IJTI meningkatkan profesionalisme jurnalis melalui uji kompetensi,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sekretaris IJTI Jakarta Raya Kennorton Hutasoit (Metro TV) mengatakan kemerdekaan pers yang professional menghormati kemerdekaan polisi dalam menjalankan tugasnya. “Pers hadir untuk pemenuhan kebebasan berekspresi dan hak informasi sebagai hak asasi dan kebutuhan pokok warga negara. Polisi hadir untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat. Pers dan polisi yang professional sama-sama bertujuan untuk memajukan demokrasi,” ujarnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1756 seconds (0.1#10.140)