Fatayat NU DKI Optimalkan Peran Perempuan dan Syiar Aswaja di Ibu Kota

Selasa, 26 Oktober 2021 - 12:21 WIB
loading...
Fatayat NU DKI Optimalkan Peran Perempuan dan Syiar Aswaja di Ibu Kota
Pelantikan pengurus Fatayat NU DKI Jakarta. Foto: SINDOnews/Ist
A A A
JAKARTA - Fatayat NU DKI Jakarta berkomitmen mengoptimalkan peran perempuan dan syiar Aswaja di Ibu Kota. Sebagai agen pembangunan, perempuan juga harus turut serta dalam aksi kemitraan global.

”Peran perempuan memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) tahun 2030,” ujar Ketua Wilayah Fatayat NU DKI Kusnainik, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/10/2021).

Kepenguruan baru Fatayat NU DKI Jakarta telah resmi dilantik. Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah yang digelar Fatayat NU DKI menjadi momentum penting bukan hanya dalam hal prosedur administrasi setelah dilaksanakannya konferensi wilayah dan terbentuk pengurus yang baru. Melainkan dalam kaitannya sebagai tapak langkah PW Fatayat NU DKI Jakarta agar senantiasa semakin berderap dalam meneguhkan peran perempuan di Ibu Kota, baik terkait pembangunan maupun pengarusutamaan paham aswaja.

Pelantikan pengurus digelar bersamaan dengan Seminar Kebangsaan dan Rakerwil I PW Fatayat NU DKI Masa Khidmat 2021-2026 bertajuk ”Meneguhkan Peran Perempuan dalam Pencapaian SDGs dan Pengarusutamaan Aswaja di DKI” yang digelar di Hotel Saripan Pasific, Minggu 24 Oktober 2021. Acara tersebut dihadiri Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua PWNU DKI KH Samsul Ma’arif, dan Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini.



Kusnainik mengatakan, sebagai agen pembangunan, perempuan harus turut serta dalam aksi kemitraan global mengatasi kemiskinan melalui langkah-langkah yang transformatif dan berkelanjutan demi lestarinya planet bumi. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan-perubahan yang bergeser ke arah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup.

”SDGs melanjutkan upaya dan pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada tahun 2015 lalu,” tuturnya.

Kusnainik melanjutkan, prinsip No One Left Behind dalam SDGs juga harus dioptimalkan oleh perempuan bukan hanya sebagai subyek penerima manfaat program pembangunan, tetapi juga dalam proses pelaksanaan dan substansi. ”Sebagai badan otonom di lingkungan Nahdlatul Ulama yang bertujuan mengangkat harkat, martabat dan derajat kaum perempuan, Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta memiliki peran strategis dalam pencapaian 17 Tujuan dan 169 target,” urainya.

Fatayat NU juga harus ikut berkontribusi mewujudkan masyarakat yang tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, dan memiliki kehidupan sehat dan sejahtera. Selain itu, menikmati pendidikan berkualitas, mengarusutamakan kesetaraan gender, menikmati air bersih dan sanitasi layak, memiliki akses terhadap energi bersih dan terjangkau, mendapat pekerjaan layak, dan menikmati pertumbuhan ekonomi, serta hidup dalam perdamaian dan keadilan.

Fatayat NU yang telah eksis sejak 7 Rajab 1369 H, bertepatan dengan tanggal 24 April 1950 merupakan organisasi perempuan Badan Otonom NU. Sebagai organisasi dengan anggota perempuan usia produktif usia 20-45 tahun, Fatayat dapat meneguhkan peran perempuan dalam pencapaian SDGs. ”Peran perempuan muda kader Fatayat NU dalam pencapaian SDGs tentu sejalan dengan visi organisasi,” tutup Kusnainik.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)