Makin Cantik, Penataan Empat Stasiun KA Rampung dan Akan Diuji Coba

Rabu, 03 Juni 2020 - 08:32 WIB
loading...
Makin Cantik, Penataan...
Suasana pedestrian sebagai area terbuka yang diperuntukkan bagi pejalan kaki di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, setelah rampung dikerjakan kemarin. Foto/Koran SINDO/Bima Setiyadi
A A A
JAKARTA - Empat stasiun kereta api (KA) yaitu Stasiun Juanda, Pasar Senen, Tanah Abang, dan Stasiun Sudirman lebih cantik dan tertata rapi dari sebelumnya telah rampung dikerjakan. Rencananya Pemprov DKI Jakarta bersama PT Kereta Api Indonesia akan melakukan uji coba.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, uji coba dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memonitor konsep integrasi antarmoda yang menjadi tujuan penataan kawasan stasiun. Dengan drmikian, segala sesuatunya bisa diperbaiki sebelum dilakukan peresmian agar penataan optimal.

Menurut dia, tujuan utama penataan kawasan stasiun adalah mengintegrasikan seluruh moda yang ada di kawasan stasiun sehingga pergerakan penumpang terus membaik, dari KRL ke angkutan lanjutan ataupun sebaliknya dari angkutan lanjutan ke KRL. Selain itu, dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas agar lalu lintas di sekitar stasiun lebih lancar.

“Keunggulan dari penataan ini, khususnya Stasiun Tanah Abang adalah terintegrasinya seluruh kegiatan naik-turun penumpang dilaksanakan di dalam area stasiun (area transit) sehingga tidak menimbulkan kemacetan di sekitarnya," pungkasnya. (Baca: Jelang New Normal, Empat Warga Bekasi Ditemukan Positif Corona)

Proyek penataan stasiun secara fisik sudah dilakukan sejak 21 Januari 2020 dan ditargetkan selesai akhir Maret 2020. Proyek ini merupakan langkah awal perwujudan penyelenggaraan transportasi terintegrasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta. Penataan dilakukan dengan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan masyarakat dalam bertransportasi.

Beberapa fasilitas yang dihadirkan, di antaranya penurunan dan pengambilan penumpang (drop off-pick up) Ojol, area parkir sementara ojek pangkalan, tempat pemberhentian sementara (lay-by) Bajaj, plaza pedestrian untuk pejalan kaki, halte Bus Transjakarta sebagai fasilitas integrasi, serta perlengkapan transit.

Syafrin menegaskan, kawasan stasiun harus tertib dan rapi sehingga memberikan rasa nyaman bagi pengguna transportasi. "Tujuan penataan adalah untuk menciptakan ketertiban di kawasan stasiun dengan tetap mengedepankan kepentingan publik, yang mencakup kemudahan, kenyamanan, dan keamanan pengguna transportasi, jaminan bisnis bagi ojek online, ojek pangkalan, dan pedagang kaki lima (PKL) tersedia," ungkapnya.

Dia mengakui, kondisi lalu lintas di kawasan sekitar stasiun sebelum tertata dengan rapi kerap menimbulkan penumpukan penumpang yang berimbas pada kemacetan. Oleh karena itu, kata dia, beberapa area kawasan stasiun, seperti area penurunan dan pengambilan penumpang (drop off-pick up) ojol prerlu ditata agar tidak menimbulkan hambatan lalu lintas di area stasiun.

"Lalu ada area parkir sementara opang yang juga ditempatkan di dalam area transit sehingga tetap mudah melayani penumpang," terang Syafrin. (Baca juga: Jelang New Normal, PT KCI Siapkan Kebijakan Baru)

Selain itu, juga dibangun plaza pedestrian sebagai area terbuka yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Fasilitas ini terdapat di Stasiun Pasar Senen. Disediakan pula transit area sebagai tempat menunggu sementara bagi penumpang yang akan melanjutkan atau pindah angkutan. Hal itu menjadi fasilitas penataan utama Stasiun Tanah Abang.

Di Stasiun Sudirman, pintu masuk sisi barat direlokasi, agar makin luas dan dekat dengan terowongan Kendal. "Secara keseluruhan penataan stasiun ini mengutamakan pejalan kaki sebagai prioritas utama. Sehingga dalam setiap konsep penataan kawasan stasiun, kepentingan atau fasilitas pejalan kaki adalah yang utama," tandas dia.

Kemudian, kata Syafrin, pesepeda sebagai prioritas kedua sehingga ditempatkan bike rack bagi para pengguna kereta yang mengawali ataupun melanjutkan mobilitasnya menggunakan sepeda. Prioritas ketiga adalah angkutan umum, sehingga di setiap konsep penataan kawasan stasiun akan diarahkan untuk dapat terintegrasi langsung dengan angkutan umum massal (AUM) lainnya, yaitu bus Transjakarta dan angkutan umum lainnya, sesuai dengan konsep Jak Lingko.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike mengapresiasi penataan terintegrasi empat stasiun kereta. Meski demikian, dia menilai integrasi moda transportasi bukan hanya pada fisik.

Politisi PDIP itu menjelaskan, integrasi moda transportasi itu terdiri atas integrasi fisik, tarif, dan jadwal pemberangkatan. Dengan begitu, masyarakat mendapatkan kemudahan dalam menggunakan transportasi umum. (Baca juga: Selama Operasikan Kereta KLB, PT KAI Tolak Ribuan Calon Penumpang)

Menurut Yuke, untuk mengintegrasikan tarif antarmoda yang operatornya berbeda itu sangat sulit tanpa adanya lembaga tersendiri. "Anggaran subsidi masing-masing moda transportasi di Jakarta itu sangat besar. Transjakarta saja sampai Rp4 triliun. Nah, kalau sudah dikelola satu perusahaan, subsidi itu harus tepat sasaran. Khusus buat warga DKI Jakarta," ucapnya.

Yuke berharap penataan di empat stasiun kereta api dapat mengurai masalah-masalah di area sekitar. Khususnya kemacetan dan pedagang kaki lima seperti yang terjadi setiap hari di kawasan Tanah Abang. "Kami berharap penataan terus dilakukan. Masih ada 68 stasiun lagi yang belum terintegrasi dan kondisinya karut-marut," desaknya. (Bima Setiyadi)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1532 seconds (0.1#10.140)