Selalu Dapat Remisi, Pemuka Agama Itu Akhirnya Berpulang Akibat Kebakaran Lapas Tangerang

Kamis, 09 September 2021 - 16:10 WIB
loading...
Selalu Dapat Remisi, Pemuka Agama Itu Akhirnya Berpulang Akibat Kebakaran Lapas Tangerang
Rumah I Wayan Tirta di Limo, Depok, Kamis (9/9/2021). Warga binaan yang juga pemuka agama di lapas itu tewas pada kebakaran Lapas Tangerang. Foto: SINDOnews/ R Ratna Purnama
A A A
DEPOK - Berkelakuan baik dan sering mendapat remisi , pemuka agama bernama I Wayan Tirta akhirnya berpulang pada musibah kebakaran Lapas Tangerang yang terjadi pada Rabu (8/9/2021) dini hari itu.

Terakhir kalinya warga binaan Lapas Tangerang itu berkomunikasi dengan keluarganya pada Selasa (7/9/2021) malam. Korban ingin menghubungi anak bungsunya yang berusia 6 tahun. “Jam 10 malam masih video call sama anak dan istrinya. Biasa sih video call ya setiap dia nanyain anaknya ya teleponan,” ujar Nyoman, bapak korban ditemui di rumahnya Meruyung, Limo, Depok, Kamis (9/9/2021).
Baca juga: Menkumham Enggan Berspekulasi Dugaan Tindak Pidana dalam Kebakaran Lapas Tangerang

Wayan masuk ke Lapas Tangerang tahun 2017. Dia divonis penjara selama 14 tahun. Namun, karena berkelakuan baik dan menjadi pemuka agama di Lapas, korban pun sering mendapat remisi. Ini adalah tahun keempat Wayan menjalani hukuman di Lapas Tangerang. Rencananya tahun depan dia akan bebas.

“Tahun 2017 (masuk lapas). Karena dia ini kan jadi pemuka di lapas, jadi ada 17-an remisinya terus tahunan, banyak dapat remisi. 14 tahun (vonis). Tahun depan sudah masuk tahun kelima. Dapat kabar lagi dia dapat remisi Lebaran, remisi 17-an. Jadi dia bilang tahun depan kalau nggak Maret atau April 2022 bebas,” ungkap Nyoman.

Keluarga saat ini masih shock atas peristiwa tersebut. Mereka tidak menyangka terjadi kebakaran yang menewaskan puluhan orang. Keluarga hingga kini belum mendapat informasi resmi dari pihak lapas mengenai peristiwa itu. Mereka hanya tahu dari pemberitaan media. “Tahunya dari berita di televisi,” ucapnya.
Baca juga: 5 Fakta Kebakaran Lapas Tangerang, Nomor 4 Sungguh Mencengangkan

Bahkan, istri korban sempat pingsan berjam-jam. Istri korban belum bisa diajak bicara dengan orang banyak. “Ya biasa namanya orang kehilangan. Kemarin sempat pingsan, pingsan dengar berita di TV. Pingsan yang pertama 3 jam. Istrinya tahu dari berita,” ujarnya.

Wayan meninggalkan satu istri dan dua anak perempuan. “Yang besar SMP mau masuk SMK. Yang kecil belum sekolah. Tahun ini baru mau masuk TK,” kata Nyoman.

Keluarga belum tahu apakah akan langsung dikremasi atau tidak. Karena saat ini keluarga masih menunggu hasil dari rumah sakit. “Rumah sakit kelar hari ini besok dibawa. Tes DNA dulu. Baru nanti dibawa pulang,” ujarnya.

Nyoman menuturkan keputusan kremasi harus meminta persetujuan keluarga besar. Proses kremasi juga memerlukan dana besar. “Orang Bali nggak punya makam. Kalau nanti sudah ada dana baru kremasi. Kata Menkumham ada uang santunan. Saya dengar ada,” ucapnya.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2011 seconds (0.1#10.140)