DKI Jakarta Gelar Pembelajaan Tatap Muka Pekan Depan, Seminggu 2 Kali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taga Radja Gah, memaparkan rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas seminggu dua kali pada pekan ketiga bulan ini.
"Memang timeline kita minggu ketiga, ini sudah minggu kedua. Minggu ketiga diharapkan anak belajar seminggu dua kali di masing-masing kelas," kata Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Namun, Taga mengatakan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan rencana tersebut. "Kita masih mempertimbangkan kondisi yang kondusif. Artinya, kebijakan itu bisa berubah," kata Taga.
Baca juga: 17.155 Madrasah Siap Selenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Selain itu, Pemprov DKI menargetkan penambahan jumlah sekolah untuk melaksanakan PTM. Rencananya akan ada penambahan sebanyak 890 sekolah yang ditargetkan akan melaksanakan PTM terbatas di minggu ketiga.
"Kalau tidak ada perubahan menggunakan angka 1.500, berarti sekarang 610 sekolah yang laksanakan PTM, penambahannya 890 sekolah. Itu target kita rencana kita, kalau pelatihannya melebihi angka segitu ya bisa terjadi," ungkapnya.
Diketahui, sebanyak 890 sekolah tersebut kini sedang melakukan pembinaan. Rencananya, pembinaan tersebut akan berlangsung selama dua minggu ke depan.
Baca juga: Ini Profil SDN Jagakarsa 05 yang Belajar Tatap Muka Dihentikan karena Langgar Prokes
Perlu diketahui, kegiatan PTM terbatas di sekolah Jakarta hanya berjalan selama tiga hari per seminggu, yakni hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan hari Selasa dan Kamis merupakan jadwal penyemprotan disinfektan di ruang kelas.
Nahdiana memastikan metode pembelajaran campuran atau blended learning diberlakukan dalam kegiatan PTM tersebut meskipun sekolah dibuka setiap hari. Dalam sehari, sebagian siswa akan ke sekolah, sedangkan sisanya melakukan pembelajaran secara daring.
"Tapi apakah anak-anak kita akan masuk tiap hari? Tidak. Karena harus bergantian. Bisa saja, katakan yang SD kali ini kelas 6. Itulah yang kita latih dalam blended learning,” terangnya.
"Karena pilihannya di sekolah, katakan rasio 32 per kelas, dengan kondisi PTM terbatas, rasionya menjadi 50 persen maksimum. Artinya (dalam sehari) anak-anak sebagian harus di rumah," tambahnya.
"Memang timeline kita minggu ketiga, ini sudah minggu kedua. Minggu ketiga diharapkan anak belajar seminggu dua kali di masing-masing kelas," kata Kasubag Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Namun, Taga mengatakan bahwa pihaknya masih mempertimbangkan rencana tersebut. "Kita masih mempertimbangkan kondisi yang kondusif. Artinya, kebijakan itu bisa berubah," kata Taga.
Baca juga: 17.155 Madrasah Siap Selenggarakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Selain itu, Pemprov DKI menargetkan penambahan jumlah sekolah untuk melaksanakan PTM. Rencananya akan ada penambahan sebanyak 890 sekolah yang ditargetkan akan melaksanakan PTM terbatas di minggu ketiga.
"Kalau tidak ada perubahan menggunakan angka 1.500, berarti sekarang 610 sekolah yang laksanakan PTM, penambahannya 890 sekolah. Itu target kita rencana kita, kalau pelatihannya melebihi angka segitu ya bisa terjadi," ungkapnya.
Diketahui, sebanyak 890 sekolah tersebut kini sedang melakukan pembinaan. Rencananya, pembinaan tersebut akan berlangsung selama dua minggu ke depan.
Baca juga: Ini Profil SDN Jagakarsa 05 yang Belajar Tatap Muka Dihentikan karena Langgar Prokes
Perlu diketahui, kegiatan PTM terbatas di sekolah Jakarta hanya berjalan selama tiga hari per seminggu, yakni hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan hari Selasa dan Kamis merupakan jadwal penyemprotan disinfektan di ruang kelas.
Nahdiana memastikan metode pembelajaran campuran atau blended learning diberlakukan dalam kegiatan PTM tersebut meskipun sekolah dibuka setiap hari. Dalam sehari, sebagian siswa akan ke sekolah, sedangkan sisanya melakukan pembelajaran secara daring.
"Tapi apakah anak-anak kita akan masuk tiap hari? Tidak. Karena harus bergantian. Bisa saja, katakan yang SD kali ini kelas 6. Itulah yang kita latih dalam blended learning,” terangnya.
"Karena pilihannya di sekolah, katakan rasio 32 per kelas, dengan kondisi PTM terbatas, rasionya menjadi 50 persen maksimum. Artinya (dalam sehari) anak-anak sebagian harus di rumah," tambahnya.
(abd)