Anies Sebut Kasus COVID-19 di Jakarta Turun, Padahal Jumlah Pengetesan di Atas Standar WHO

Minggu, 25 Juli 2021 - 15:07 WIB
loading...
Anies Sebut Kasus COVID-19 di Jakarta Turun, Padahal Jumlah Pengetesan di Atas Standar WHO
Gubernur Anies Baswedan mengatakan, tren positivity rate kasus COVID-19 di DKI Jakarta kian menurun. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, tren positivity rate kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta kian menurun. Padahal jumlah testing yang dilakukan Pemprov DKI sesuai dengan saran Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Jadi ada tren positivity rate yang menurun. Di sisi lain itu testing kita selalu tinggi, yang disyarakatkan oleh Kemenkes itu 15 kali lebih tinggi daripada standar WHO,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu (25/7/2021). (Baca juga; Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Turun, Anies: Jangan Cepat Simpulkan Titik Puncak Sudah Lewat )

Bahkan, Anies menyebutkan pihaknya berhasil jauh melebih target tersebut.Bahkan testing di DKI Jakarta sempat menyentuh 30 kali lebih banyak dari standar WHO. “Jakarta sudah diatas itu, dan bahkan beberapa kali kita di atas 30 kali standar WHO,” imbuhnya. (Baca juga; Hari Anak Nasional, Anies dan Istri Ajak Para Orang Tua Jaga Anak dari Pandemi Covid-19 )

Oleh sebab itu, Anies meyakini kebenaran data positivity rate yang menurun. Sebab, dalam sepuluh hari kebelakang, angka positivity rate Jakarta terus menurun. “Jadi kalau Anda menyaksikan tadi positivity ratenya menurun, artinya memang ada tren turun,” ujarnya.

Sebelumnya, Anies mengatakan positivity rate di wilayahnya pernah menyentuh angka 43%. Kemudian, tren tersebut menurun hingga 16 Juli 2021 pada angka 41%. Adapun pada 18 Juli angkanya menjadi 36%, pada 21 Juli menjadi 28%. Terakhir pada data per Sabtu 24 Juliberada pada angka 24% persen.

Dalam kesempatan yang sama, Anies mengatakan, untuk tidak menyimpulkan secara cepat bahwa titik puncak kasus aktif COVID-19 di DKI Jakarta sudah berlalu. Menurut dia, pengambilan kesimpulan mengenai tren kasus membutuhkan data yang dilihat mingguan.

“Menurut saya jangan kita buru-buru menyimpulkan, karena ini berbeda dengan aliran lalu lintas yang bisa diprediksi setiap jam, kalau ini waktunya perlu mingguan,” pungkasnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1657 seconds (0.1#10.140)