Datangi TPU Rorotan, Begini Cara Anies Ingatkan Masyarakat Akan Bahaya Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta masyarakat untuk tidak menyepelekan Covid-19. Pada Kamis (15/7/2021), sebanyak 281 jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sorotan, khusus Covid-19.
Melalui akun Instagramnya @aniesbaswedan, Anies mengingatkan akan bahaya Covid-19. Dia menuliskan pengalamannya saat mendatangi TPU Rorotan.
"Mengitari makam. Berdua. Perempuan berkerudung. Laki-laki berjaket ojol dengan kopiah putih. Berjongkok, tangan menengadah. Lantunan doa terdengar pelan," kata Anies mengawali tulisannya di akun @aniesbaswedan, dikutip Jumat (17/7/2021).
Anies mendatangi dan duduk melingkar bersama mereka. Ikut mengamini doa mereka. Usai doa, ibu berkerudung bercerita kepada Anies, “Ini makam Ayah. Kalau makam Emak di sebelah sana,” sambil menunjuk sisi barat, 50-an meter jaraknya. Di makam Ibunya, juga sedang dikelilingi cucu dan anggota keluarga lain.
Air matanya terus mengalir. Kerudung merah itu telah basah jadi penyeka air mata. “Yg berat tu, Pak, kami nggak bisa nemenin di akhir-akhir Ayah. Nggak bisa ngebimbing. Nggak bisa mandiin. Kami cuma bisa ke sini sesudah Ayah dikubur. Ia anak sulung. Lelaki berjaket ojol, dia adiknya".
Tak lama kemudian, mereka pindah ke kubur ibunya. Anies menyusul. Saat mendekat, terdengar suara lembut lantunan ayat suci Al-Quran. Anies menyimak, sampai ia selesai. Terucap amin berulang kali. Tangan kanan memegang kitab di dada dan tangan kiri membasuh muka.
“Emak meninggal. Seminggu kemudian Ayah nyusul. Padahal sebelumnya mereka sehat-sehat aja. Terus batuk, sesek, waktu diperiksa ternyata covid,"
“Kalau kamis sore kami ke sini, Pak. Ngaji tiap malam jumat di makam Emak & Ayah. Kami menemin. Cuma ini yg bisa dilakuin, Pak. Ngedoain aja terus.” tutur mereka dalam sendu. Semua mata berkaca-kaca.
"Jangan pernah anggap laporan kematian itu sekadar angka. Kemarin para petugas Distamhut menguburkan 281 jenazah, itu adlh kisah pilu ribuan keluarga. Orang tercinta yang sebulan lalu masih bugar & bahagia. Semua berubah," ujarnya.
Sore kemarin, lanjut Anies, saat masuk ke pemakaman para syuhada ini terasa pangling. Hanya dalam hitungan hari, hamparan tanah lapang itu berubah jadi deretan kuburan yang amat banyak.
Anies berpesan kepada masyarakat agar mengurangi bepergian jika tidak ada urusan mendesak. Jangan anggap covid sepele, seakan hanya ada di berita.
"Kami sudah jadi saksi begitu banyak yang mengentengkan covid, lalu dalam hitungan hari berubah duka.Mari kita saling lindungi keluarga, diri kita dan lingkungan. Taati protokol kesehatan, jaga keselamatan sesama. Jangan lewat selalu panjatkan doa: Ya Allah, Ya Rahman, hanya kepada-Mu Kami memohon pertolongan, hanya Kepada-Mu kami memohon perlindungan," tutupnya.
Melalui akun Instagramnya @aniesbaswedan, Anies mengingatkan akan bahaya Covid-19. Dia menuliskan pengalamannya saat mendatangi TPU Rorotan.
"Mengitari makam. Berdua. Perempuan berkerudung. Laki-laki berjaket ojol dengan kopiah putih. Berjongkok, tangan menengadah. Lantunan doa terdengar pelan," kata Anies mengawali tulisannya di akun @aniesbaswedan, dikutip Jumat (17/7/2021).
Anies mendatangi dan duduk melingkar bersama mereka. Ikut mengamini doa mereka. Usai doa, ibu berkerudung bercerita kepada Anies, “Ini makam Ayah. Kalau makam Emak di sebelah sana,” sambil menunjuk sisi barat, 50-an meter jaraknya. Di makam Ibunya, juga sedang dikelilingi cucu dan anggota keluarga lain.
Air matanya terus mengalir. Kerudung merah itu telah basah jadi penyeka air mata. “Yg berat tu, Pak, kami nggak bisa nemenin di akhir-akhir Ayah. Nggak bisa ngebimbing. Nggak bisa mandiin. Kami cuma bisa ke sini sesudah Ayah dikubur. Ia anak sulung. Lelaki berjaket ojol, dia adiknya".
Tak lama kemudian, mereka pindah ke kubur ibunya. Anies menyusul. Saat mendekat, terdengar suara lembut lantunan ayat suci Al-Quran. Anies menyimak, sampai ia selesai. Terucap amin berulang kali. Tangan kanan memegang kitab di dada dan tangan kiri membasuh muka.
“Emak meninggal. Seminggu kemudian Ayah nyusul. Padahal sebelumnya mereka sehat-sehat aja. Terus batuk, sesek, waktu diperiksa ternyata covid,"
“Kalau kamis sore kami ke sini, Pak. Ngaji tiap malam jumat di makam Emak & Ayah. Kami menemin. Cuma ini yg bisa dilakuin, Pak. Ngedoain aja terus.” tutur mereka dalam sendu. Semua mata berkaca-kaca.
"Jangan pernah anggap laporan kematian itu sekadar angka. Kemarin para petugas Distamhut menguburkan 281 jenazah, itu adlh kisah pilu ribuan keluarga. Orang tercinta yang sebulan lalu masih bugar & bahagia. Semua berubah," ujarnya.
Sore kemarin, lanjut Anies, saat masuk ke pemakaman para syuhada ini terasa pangling. Hanya dalam hitungan hari, hamparan tanah lapang itu berubah jadi deretan kuburan yang amat banyak.
Anies berpesan kepada masyarakat agar mengurangi bepergian jika tidak ada urusan mendesak. Jangan anggap covid sepele, seakan hanya ada di berita.
"Kami sudah jadi saksi begitu banyak yang mengentengkan covid, lalu dalam hitungan hari berubah duka.Mari kita saling lindungi keluarga, diri kita dan lingkungan. Taati protokol kesehatan, jaga keselamatan sesama. Jangan lewat selalu panjatkan doa: Ya Allah, Ya Rahman, hanya kepada-Mu Kami memohon pertolongan, hanya Kepada-Mu kami memohon perlindungan," tutupnya.
(thm)