Tidak Punya Pilihan Lain, Pengguna KRL Commuter Line Curhat Rela Berdesakan

Minggu, 02 Mei 2021 - 13:17 WIB
loading...
Tidak Punya Pilihan Lain, Pengguna KRL Commuter Line Curhat Rela Berdesakan
Masih terjadinya antrean panjang dan kerumunan di KRL Commuter Line Jabodetabek, kembali mendapat sorotan. Kondisi tersebut sangat rawan menjadi cluster baru penyebaran COVID-19. Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Masih terjadinya antrean panjang dan kerumunan di KRL Commuter Line Jabodetabek, kembali mendapat sorotan. Kondisi tersebut sangat rawan menjadi cluster baru penyebaran COVID-19 .

Seperti diungkapkan salah seorang netizen di Twitter vn.aditya @MrLahap. Dalam Tweetnya, netizen ini mengungkapkan keluh kesah, para pengguna commuter line yang kerap terjadi kerumunan. Tetapi, seolah tidak berdaya menghadapi keluhan tersebut.

"Dear CL, sebagai orang awam, aku ingin berterima kasih untuk segala usahamu memajukan sarana transportasi di area Jabodetabek ini. Dan terima kasih untuk terus sabar menghadapi dilema kami," katanya, dikutip dari Twitter, Minggu (2/5/2021).

Dalam sejumlah postingan yang diunggah, tampak sejumlah keluhan pengguna KRL Commuter Line Jabodetabek disampaikan langsung melalui Twitter @CommuterLine, seperti antrean panjang penumpang di Stasiun Bogor yang terjadi pagi hari.

Kemudian, kerumunan di dalam KRL Commuter Line yang tanpa jarak, penumpang menumpuk dan mepet-mepetan. Begitupun dengan antrean panjang yang terjadi di Stasiun Jayakarta seperti di Bogor. Termasuk pintu KRL yang tidak bisa buka otomatis.

Semua keluhan itu, diunggah kembali, namun tetap tidak ada solusi dan tinggal menjadi keluhan saja. Menurut netizen ini, semua pihak bertanggung jawab terhadap terjadinya penumpukan tersebut. (Baca juga; Pengguna Stasiun Tanah Abang Membludak, KAI Commuter Sebut Tetap Jalankan Protokol Kesehatan )

"Aku kagum dengan teknologi sosial media yang membuat masyarakat sekarang aktif untuk berinteraksi dengan CL pada setiap masalah atau pun saran. Dan ku akui pula admin CL sangat responsif dalam menjawab," sambung akun itu lagi.

Menurut dia, upaya maksimal telah dilakukan pihak KRL Commuter Line. Terutama dalam pembatasan jumlah penumpang dengan dipangkasnya kuota tiap gerbang. Tetapi kebijakan ini juga berdampak. Persoalannya, pengguna jasa KRL Commuter Line Jabodetabek tetap banyak dan tidak bisa dibendung. Apalagi, banyak dari penumpang KRL itu memang rela berdesakan, karena biayanya yang murah.

Menurut dia, persoalan kerumunan dan antrean di KRL Commuter Line Jabodetabek, merupakan masalah bersama. Apalagi, moda transportasi ini masih menjadi primadona dan belum tergantikan. Keluhan ini pun mendapat jawaban langsung dari pihak @CommuterLine.

"Terima kasih. Apresiasinya akan menjadi masukan dan motivasi kami untuk terus memberikan pelayanan yang lebih baik lagi untuk memenuhi kepuasan pelanggan dengan tetap menjaga protokol kesehatan," ungkapnya. (Baca juga; Tak Ada Penumpukan Penumpang, Angkot Bikin Macet di Stasiun Bogor )

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, kerumunan yang terjadi di Stasiun Tanah Abang tempo hari berhubungan dengan kegiatan ekonomi masyarakat di kawasan Pasar Tanah Abang yang juga dipenuhi pengunjung.

"Antrean penyekatan pengguna merupakan upaya untuk menjaga agar jumlah pengguna yang dapat naik ke dalam tiap kereta tidak melebihi ketentuan yaitu 74 pengguna per kereta. Pengguna juga wajib mengikuti pengukuran suhu tubuh," paparnya.

Dia menjelaskan, frekuensi perjalanan KRL juga tetap dijaga dengan mengoperasikan 984 perjalanan KRL per harinya. Sehingga, prokes COVID-19 tetap dilaksanakan dan cluster COVID-19 bisa dihindari.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1535 seconds (0.1#10.140)