DKI Jakarta Uji Coba Belajar Tatap Muka, Epidemiolog : Kenapa Tidak Tunggu Positif Rate Rendah

Rabu, 07 April 2021 - 04:35 WIB
loading...
DKI Jakarta Uji Coba Belajar Tatap Muka, Epidemiolog : Kenapa Tidak Tunggu Positif Rate Rendah
Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai uji coba sekolah tatap muka oleh Pemprov DKI merupakan suatu hal yang nekat dan tidak bertanggung jawab. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mencoba uji coba sekolah tatap muka di 85 sekolah pada Rabu (7/4/2021). Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai uji coba ini merupakan suatu hal yang nekat dan tidak bertanggung jawab.

"Ini uji coba belajar tatap muka, kenapa harus besok? Kenapa harus April. Apa pentingnya besok atau bulan April ini. Karena habis itu tidak masuk sekolah juga," kata Miko saat di konfirmasi Rabu (7/4/2021). (Baca juga; 15 Sekolah di Jakarta Gagal Gelar Pembelajaran Tatap Muka )

"Kenapa tidak tunggu positif rate-nya serendah mungkin. Jadi ini seperti gak ada tanggung jawab terhadap masyarakat, guru maupun murid. Ini adalah tanggung jawab pimpinan daerah ataupun pihak sekolah," lanjutnya.

Menurut Miko, pemerintah daerah ataupun pihak sekolah seharusnya melakukan penelitian terlebih dahulu apa syarat utama untuk uji coba atau di buka sekolah itu supaya orang tidak kena COVID-19. (Baca juga; Besok Diuji Coba, Begini Teknis Belajar Tatap Muka Siswa SD, SMP dan SMA di Jakarta )

"Salah satunya adalah, wabahnya berubah menjadi endemis di Jakarta. Dan di Jakarta belum terjadi itu dan wabahnya belum berubah jadi endemis. Paling tidak penularannya sudah minimal baru bisa uji coba," Ucap Miko.

Disisi lain Miko menilai bahwa pemerintah harusnya belajar dari negeri lain. Di mana uji coba pembukaan sekolah dipastikan bahwa semua orang sudah mendapat imunisasi baik itu guru maupun muridnya.

"Atau semua guru sudah di imunisasi tapi muridnya pakai protokol ketat. Di China pun masih ada risiko di mana sekolah di buka, kasusnya itu sudah menjadi endemis. Jadi bukan wabah lagi makanya dibuka sekolah," tutupnya.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1631 seconds (0.1#10.140)