Anies Sebut Peningkatan Kasus Covid-19 Tergantung Keberadaan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta resmi memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 4 Juni mendatang. Hasil evaluasi PSBB yang dilakukan selama ini yaitu makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sejak pertengahan Maret lalu, pihaknya langsung mengambil langkah untuk menutup sekolah, belajar di rumah, menganjurkan kerja di rumah, menutup semua tempat-tempat hiburan, kegiatan umum seperti CFD, fasilitas-fasilitas umum dan sebagainya. (Baca juga: Perang Penghabisan Lawan Corona, PSBB DKI Diperpanjang hingga 4 Juni 2020)
Berdasarkan kajian tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), kata Anies data menunjukkan bahwa mulai awal pertengahan Maret, terjadi peningkatan orang yang berada di rumah saja. Bahkan di Jakarta hampir 60% dari warga Jakarta itu berada di rumah saja.
"Angka ini melonjak signifikan dari sekitar 40an menjadi 60%. Di antara seluruh provinsi di Jawa, lompatan di Jakarta paling tinggi. Artinya apa? Artinya ada keseriusan warga di Jakarta untuk menangkis penularan dengan cara berada di rumah. Dan ini adalah satu kerja kolektif yang nanti akan kita lihat dampaknya," kata Anies, Selasa (19/5/2020).
Kemudian, lanjut Anies, ketika jumlah yang berada di rumah meningkat, dua minggu kemudian kasusnya menurun. Begitu pun sebaliknya, apabila orang yang berada di luar makin banyak, bisa diprediksi 2 minggu kemudian, kasusnya akan meningkat "Jadi makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan," pungkasnya
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, sejak pertengahan Maret lalu, pihaknya langsung mengambil langkah untuk menutup sekolah, belajar di rumah, menganjurkan kerja di rumah, menutup semua tempat-tempat hiburan, kegiatan umum seperti CFD, fasilitas-fasilitas umum dan sebagainya. (Baca juga: Perang Penghabisan Lawan Corona, PSBB DKI Diperpanjang hingga 4 Juni 2020)
Berdasarkan kajian tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), kata Anies data menunjukkan bahwa mulai awal pertengahan Maret, terjadi peningkatan orang yang berada di rumah saja. Bahkan di Jakarta hampir 60% dari warga Jakarta itu berada di rumah saja.
"Angka ini melonjak signifikan dari sekitar 40an menjadi 60%. Di antara seluruh provinsi di Jawa, lompatan di Jakarta paling tinggi. Artinya apa? Artinya ada keseriusan warga di Jakarta untuk menangkis penularan dengan cara berada di rumah. Dan ini adalah satu kerja kolektif yang nanti akan kita lihat dampaknya," kata Anies, Selasa (19/5/2020).
Kemudian, lanjut Anies, ketika jumlah yang berada di rumah meningkat, dua minggu kemudian kasusnya menurun. Begitu pun sebaliknya, apabila orang yang berada di luar makin banyak, bisa diprediksi 2 minggu kemudian, kasusnya akan meningkat "Jadi makin banyak orang berada di rumah, makin kecil penularan. Sebaliknya, makin banyak orang di luar rumah maka makin tinggi penularan," pungkasnya
(cip)