Fatayat NU DKI Bagikan 1.000 Paket Sembako untuk Guru Ngaji dan Duafa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah pusat atas permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mengakibatkan berbagai kegiatan warga Ibu Kota terhenti. Menyusul kebijakan tersebut, serentak di beberapa kelurahan di Jakarta bersiaga, bahkan memperketat akses jalan masuk ke wilayah pemukiman.
Aktivitas perkantoran dipindahkan ke rumah, proses belajar mengajar menggunakan sistem online, dan rapat-rapat juga berlangsung online. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab, sejak ditemukan pertama kalinya pada 2 Maret 2020 lalu, DKI Jakarta dinyatakan sebagai episentrum pandemi Covid-19.
Namun, pemberlakuan PSBB ternyata sangat berdampak pada masalah ekonomi warga, terutama sektor kerja nonformal seperti guru ngaji dan pekerja harian lepas. Melihat kondisi ini, Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta bergerak menggandeng para donatur serta gotong-royong anggota untuk melakukan pendataan dan Gerakan Tanggap Covid-19. Caranya dengan melakukan bakti sosial pembagian sembako dan uang ketupat untuk para guru ngaji dan kaum duafa dalam Pekan Baksos Ramadhan dan Sosialisasi Tanggap Covid 19.
Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta Hj Rahayu Sri Rahmawati mengatakan, dari hasil bantuan para donatur, termasuk dari keluarga mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK), LazisNU, DPP PKB, PWNU DKI Jakarta dan sumbangan jamaah selama sepekan sejak 10-17 Mei, para pengurus Fatayat NU hingga struktur Pimpinan Cabang telah melakukan pendistribusian sembako kepada para guru ngaji dan duafa.
Rahayu mengatakan, sebaran sembako yang berhasil disitribusikan kepada para guru ngaji dan warga mencapai lebih dari 1.000 paket sembako. "Harapannya semoga pandemi segera berlalu dengan tetap berkomitmen menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) bagi setiap orang dan segera dapat beraktivitas kembali secara normal," tutur Rahayu yang diamini para ketua cabang se-DKI Jakarta.
Aktivitas perkantoran dipindahkan ke rumah, proses belajar mengajar menggunakan sistem online, dan rapat-rapat juga berlangsung online. Langkah ini dilakukan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab, sejak ditemukan pertama kalinya pada 2 Maret 2020 lalu, DKI Jakarta dinyatakan sebagai episentrum pandemi Covid-19.
Namun, pemberlakuan PSBB ternyata sangat berdampak pada masalah ekonomi warga, terutama sektor kerja nonformal seperti guru ngaji dan pekerja harian lepas. Melihat kondisi ini, Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta bergerak menggandeng para donatur serta gotong-royong anggota untuk melakukan pendataan dan Gerakan Tanggap Covid-19. Caranya dengan melakukan bakti sosial pembagian sembako dan uang ketupat untuk para guru ngaji dan kaum duafa dalam Pekan Baksos Ramadhan dan Sosialisasi Tanggap Covid 19.
Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU DKI Jakarta Hj Rahayu Sri Rahmawati mengatakan, dari hasil bantuan para donatur, termasuk dari keluarga mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK), LazisNU, DPP PKB, PWNU DKI Jakarta dan sumbangan jamaah selama sepekan sejak 10-17 Mei, para pengurus Fatayat NU hingga struktur Pimpinan Cabang telah melakukan pendistribusian sembako kepada para guru ngaji dan duafa.
Rahayu mengatakan, sebaran sembako yang berhasil disitribusikan kepada para guru ngaji dan warga mencapai lebih dari 1.000 paket sembako. "Harapannya semoga pandemi segera berlalu dengan tetap berkomitmen menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) bagi setiap orang dan segera dapat beraktivitas kembali secara normal," tutur Rahayu yang diamini para ketua cabang se-DKI Jakarta.
(thm)