Pergerakan Tanah di Saguling Terus Melebar, BPBD Minta Tim Geologi Turun

Sabtu, 27 Februari 2021 - 16:29 WIB
loading...
Pergerakan Tanah di Saguling Terus Melebar, BPBD Minta Tim Geologi Turun
Petugas BPBD, Babinsa, pihak kecamatan dan warga saat mengevakuasi dan melakukan penanganan sementara di lokasi pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Rancadaham RT 04/05, Desa Cipangeran, Kecamatan Saguling, KBB. Foto/Dok.BPBD
A A A
BANDUNG BARAT - Bencana pergerakan tanah yang terjadi di Kampung Rancadaham RT 04/05, Desa Cipangeran, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terus meluas.

Sejak dilaporkan pada Minggu (21/2/2021) dan telah dilakukan pengecekan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, pergerakan tanah teraebut terus melebar.

Baca juga: Tanggul Jebol, Ratusan Rumah di Indramayu Kembali Terendam

"Retakan tanah di kampung itu terus melebar. Yang terbaru mengakibatkan satu rumah roboh pada Jumat kemarin, milik Ida Rukmana (43) yang dihuni tiga jiwa," terang Kepala Pelaksana BPBD, KBB, Duddy Prabowo, Sabtu (27/2/2021).

Duddy menjelaskan, selain merobohkan satu rumah pergerakan tanah juga mengancam tiga rumah lainnya. Termasuk mengancam jalan desa yang menghubungkan antara Desa Cipangeran dan Desa Jati, Kecamatan Saguling.

"Pergerakam tanah itu terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi serta kontur tanah di lokasi yang merupakan daerah berbukit," kata Duddy didampingi petugas lapangan Rudi Wibiksana.

Baca juga: Nenek Usia 80 Tahun, Pedagang Kue Keliling Dihentikan Polisi

Pihaknya sudah meminta warga untuk mengungsi sementara waktu ke tempat yang aman terutama saat hujan deras turun. Sementara yang rumahnya rusak saat ini diungsikan ke kerabat terdekat, petugas dibantu warga membantu evakuasi barang-banrang yang masih bisa dipakai ke lokasi yang aman.

Sementara itu hasil pengecekan di lokasi dan pendataan dampak pergerakan tanah. Diperlukan penanganan lebih lanjut karena dikhawatirkan pergerakan tanah terus terjadi. Apalagi saat ini intensitas hujan sedang tinggi sesuai dengan prediksi dari BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi hingga Mei 2021.

"Sebagai tindak lanjut kami akan minta tim geologi untuk turun dan mengkaji lokasi tersebut apakah masih layak dihuni atau tidak mengingat pergerakan tanah masih terjadi," pungkasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5099 seconds (0.1#10.140)