PPKM Mikro di DKI Diperpanjang, Epidemiolog: Masyarakat Takut ICU dan Kuburan Penuh Makanya Tertib

Selasa, 23 Februari 2021 - 01:40 WIB
loading...
PPKM Mikro di DKI Diperpanjang, Epidemiolog: Masyarakat Takut ICU dan Kuburan Penuh Makanya Tertib
Gilbert Simanjuntak, Epidemiolog Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness WHO.Foto/SINDOnews/Komaruddin Bagja Arjawinangun
A A A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta kembali memperpanjang masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro selama dua pekan ke depan atau hingga 8 Maret 2021. Keputusan untuk memperpanjang masa PSBB ini tertuang dalam Kepgub No 172/2021.

Menanggapi perpanjangan PPKM, Gilbert Simanjuntak, Epidemiolog Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness WHO mengatakan, kasus Covid-19 di dunia secara umum telah menurun. Di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta menurun namun bukan karena pemberlakuan PPKM.

"Kita lihat ya secara global di dunia kasus itu merosot drastis saya lihat kondisinya di Indonesia sama menurun drastis tapi kalau dikatakan karena vaksinasi sepertinya tidak ya. Karena jumlah yang divaksin masih sangat minim dan tidak tercapai target misalnya tenaga kesehatan. Di Indonesia lebih karena masyarakatnya takut berkerumun karena melihat banyaknya pemberitaan ICU penuh, kuburan penuh semua ketakutan," ungkap Gilbert saat dihubungi SINDOnews, Senin (22/2/2021).

Anggota DPRD DKI Komisi B dari Fraksi PDI Perjuangan itu mencontohkan, di perkantoran, para karyawannya taat karena takut melihat pemberitaan dampak Covid-19. "Mereka yang berkerumun terus yang di kantor enggak bermasker itu ketakutan jadi mereka itu tertib bermake masker itu kecenderungan ke situ," katanya.

Gilbert melanjutkan, dari segi pengawasan PPKM Mikro juga tidak terlalu ketat. "Kalau dari pengawasannya sendiri baik nasional maupun di Jakarta pengawasan hampir tidak signifikan ada peningkatan tapi tidak seharusnya gitu loh tetap aja cluster-cluster itu tidak diawasi dengan penuh," jelas mantan Wakil Rektor Akademik UKI ini.

Dia mengklaim sempat mengajukan saran bahwa pedagang pasar harus didahulukan setelah para tenaga kesehatan. Karena para pedagang sering berinteraksi dengan masyarakat.

Gilbert pun mengatakan, PPMK Mikro belum bisa dikatakan sukses menurunkan angka Covid-19 karena belum ada data signifkan yang menunjukan hal tersebut."Cuma anjuran saya biar pasar itu didahulukan betul, PPKM Mikro sukses turunkan angka covid? Saya tidak bilang PPKM itu sukses tetapi dampak dari pemberitaan PPKM tentu tapi seberapa besar dampaknya, saya tidak begitu bisa memastikan. Yang lebih berdampak adalah ICU yang penuh dan kuburannya habis itu masyarakat takut dengan sendirinya," ucapnya Gilbert.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2239 seconds (0.1#10.140)