Melihat Potret Kemesraan Anies dengan Ulama Kharismatik
loading...
A
A
A
Anies dan Habib Luthfi bin Yahya
Anies mengunggah kemesraannya dengan Habib Luthfi bin Yahya pada 1 Desember 2019. Habib Luthfi adalah Ketua Forum Sufi Internasional. Dia juga menjabat Ra'is 'Am Jam'iyah Ahlu Thariqah al Mu'tabarah an Nahdiyah (Jatman). Jatman adalah organisasi di bawah NU yang mewadahi tarekat-tarekat yang banyak dianut di dunia.
“Alhamdulillah, bersyukur dapat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama jamaah Kanzus Sholawat di Pekalongan, Jawa Tengah.
Tadi bersilaturahim dengan Habib Luthfi bin Yahya, beliau berpesan agar Jakarta menjadi rumah yang menaungi semua warganya.
Jakarta juga merupakan replika dari Indonesia itu sendiri, sehingga keadilan harus hadir di Jakarta, persatuan harus hadir, jika di Jakarta warganya merasakan itu maka InsyaAllah di tempat lain di Indonesia juga demikian.
Kita juga mendoakan Habib Luthfi agar terus menjadi lentera di negeri ini. Terus menyebarkan pesan persatuan dalam setiap dakwahnya. Semoga terus diberikan kesehatan, dimudahkan dalam semua aktivitas dakwahnya, dan terus jadi lentera bagi semua.”
Anies dan Habib Luthfi bin Yahya. Foto: @aniesbaswedan
Anies dan Gus Miftah
Anies bertemu dengan penceramah nyentrik Gus Miftah lalu mempostingnya pada 4 Agustus 2019. Miftah Maulana Habiburrahman adalah pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
“Ngobrol dengan Gus Miftah itu selalu menarik. Ada hikmah dan ilmu yang mengalir sepanjang percakapan.
Pekan lalu, saat ngobrol dengan Gus Miftah di Balaikota terungkap bahwa ternyata ia adalah keturunan ke-9 dari Kyai Hasan Besari. Kita sama-sama terkejut karena ada ketersambungan historis, yaitu joglo peninggalan Kyai Hasan Besari itu kini jadi rumah tinggal kami.
Lalu kita janjian, Gus Miftah akan ke rumah untuk melihat joglo warisan dari kakek buyutnya itu. Sabtu pagi, beliau datang dari Yogya, dalam perjalanan menuju HongKong, transit di Jakarta.
Kita berempat ngobrol di areal Joglo dan Gus Miftah memperkaya cerita di balik sosok Kyai Hasan Besari yang legendaris itu.
Kyai Hasan Besari adalah ulama tersohor di pertengahan abad 18. Ia pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo. Pondok ini adalah salah satu pondok tertua di pulau Jawa. Beberapa santri dari Pesantren Tegalsari yang kemudian terkenal diantaranya Ronggawarsito, Cokroaminoto. Bahkan Gus Miftah menjelaskan bahwa Pangeran Diponegoro pada masa mudanya pernah nyantri di Tegalsari juga.
Joglo yang dibangun sekitar 1740an ini adalah hadiah pernikahan dari Sunan Pakubuwono II saat Kyai Hasan Besari dinikahkan dengan putrinya. Karena itulah, jenis joglo ini berbeda dengan joglo yang ada di daerah Ponorogo. Jenis joglo ini adalah Satrio Pinayungan Lambang Gantung yang biasa ditemukan di dalam kompleks Kraton. Keunikannya karena ada “blandar gantung”, yaitu balok kayu yg menggantung tanpa disangga dengan tiang. Kami bersyukur, bahwa joglo bersejarah ini masih tegak berdiri walau kayunya sudah keriput melewati ratusan tahun usianya.
Kita ngobrol panjang. Gus Miftah cerita tentang silsilah, sejarah keluarganya yang turun temurun menjadi Kyai, ulama di lintas jaman dan juga tentang kekayaan, keunikan pengalaman berdakwahnya.
Sebuah pagi penuh hikmah, dalam suasana silaturahmi dan persaudaraan yang hangat. Sebuah hikmah bahwa kelak, kita semua dan jejak kita hari ini akan dibaca, dibahas dan semoga didoakan oleh anak cucu kita.”
Anies dan Gus Miftah. Foto: @aniesbaswedan
Anies dan Ustad Arifin Ilham
Anies mengunjungi Ustad Arifin Ilham yang tengah sakit kemudian mengunggahnya pada 22 Mei 2019. Pendiri Yayasan Pesantren Az-Zikra itu wafat karena penyakit kanker getah bening yang diidapnya. Dia tutup usia saat dalam perawatan di Malaysia.
Anies mengunggah kemesraannya dengan Habib Luthfi bin Yahya pada 1 Desember 2019. Habib Luthfi adalah Ketua Forum Sufi Internasional. Dia juga menjabat Ra'is 'Am Jam'iyah Ahlu Thariqah al Mu'tabarah an Nahdiyah (Jatman). Jatman adalah organisasi di bawah NU yang mewadahi tarekat-tarekat yang banyak dianut di dunia.
“Alhamdulillah, bersyukur dapat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama jamaah Kanzus Sholawat di Pekalongan, Jawa Tengah.
Tadi bersilaturahim dengan Habib Luthfi bin Yahya, beliau berpesan agar Jakarta menjadi rumah yang menaungi semua warganya.
Jakarta juga merupakan replika dari Indonesia itu sendiri, sehingga keadilan harus hadir di Jakarta, persatuan harus hadir, jika di Jakarta warganya merasakan itu maka InsyaAllah di tempat lain di Indonesia juga demikian.
Kita juga mendoakan Habib Luthfi agar terus menjadi lentera di negeri ini. Terus menyebarkan pesan persatuan dalam setiap dakwahnya. Semoga terus diberikan kesehatan, dimudahkan dalam semua aktivitas dakwahnya, dan terus jadi lentera bagi semua.”
Anies dan Habib Luthfi bin Yahya. Foto: @aniesbaswedan
Anies dan Gus Miftah
Anies bertemu dengan penceramah nyentrik Gus Miftah lalu mempostingnya pada 4 Agustus 2019. Miftah Maulana Habiburrahman adalah pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
“Ngobrol dengan Gus Miftah itu selalu menarik. Ada hikmah dan ilmu yang mengalir sepanjang percakapan.
Pekan lalu, saat ngobrol dengan Gus Miftah di Balaikota terungkap bahwa ternyata ia adalah keturunan ke-9 dari Kyai Hasan Besari. Kita sama-sama terkejut karena ada ketersambungan historis, yaitu joglo peninggalan Kyai Hasan Besari itu kini jadi rumah tinggal kami.
Lalu kita janjian, Gus Miftah akan ke rumah untuk melihat joglo warisan dari kakek buyutnya itu. Sabtu pagi, beliau datang dari Yogya, dalam perjalanan menuju HongKong, transit di Jakarta.
Kita berempat ngobrol di areal Joglo dan Gus Miftah memperkaya cerita di balik sosok Kyai Hasan Besari yang legendaris itu.
Kyai Hasan Besari adalah ulama tersohor di pertengahan abad 18. Ia pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Tegalsari di Ponorogo. Pondok ini adalah salah satu pondok tertua di pulau Jawa. Beberapa santri dari Pesantren Tegalsari yang kemudian terkenal diantaranya Ronggawarsito, Cokroaminoto. Bahkan Gus Miftah menjelaskan bahwa Pangeran Diponegoro pada masa mudanya pernah nyantri di Tegalsari juga.
Joglo yang dibangun sekitar 1740an ini adalah hadiah pernikahan dari Sunan Pakubuwono II saat Kyai Hasan Besari dinikahkan dengan putrinya. Karena itulah, jenis joglo ini berbeda dengan joglo yang ada di daerah Ponorogo. Jenis joglo ini adalah Satrio Pinayungan Lambang Gantung yang biasa ditemukan di dalam kompleks Kraton. Keunikannya karena ada “blandar gantung”, yaitu balok kayu yg menggantung tanpa disangga dengan tiang. Kami bersyukur, bahwa joglo bersejarah ini masih tegak berdiri walau kayunya sudah keriput melewati ratusan tahun usianya.
Kita ngobrol panjang. Gus Miftah cerita tentang silsilah, sejarah keluarganya yang turun temurun menjadi Kyai, ulama di lintas jaman dan juga tentang kekayaan, keunikan pengalaman berdakwahnya.
Sebuah pagi penuh hikmah, dalam suasana silaturahmi dan persaudaraan yang hangat. Sebuah hikmah bahwa kelak, kita semua dan jejak kita hari ini akan dibaca, dibahas dan semoga didoakan oleh anak cucu kita.”
Anies dan Gus Miftah. Foto: @aniesbaswedan
Anies dan Ustad Arifin Ilham
Anies mengunjungi Ustad Arifin Ilham yang tengah sakit kemudian mengunggahnya pada 22 Mei 2019. Pendiri Yayasan Pesantren Az-Zikra itu wafat karena penyakit kanker getah bening yang diidapnya. Dia tutup usia saat dalam perawatan di Malaysia.