Ronaldo menceritakan, saat masih tinggal bersama sang orang tua di Perumnas, Bogor, Jawa Barat, periode 90-an, mobil Carry Futura milik orang tuanya dibawa kabur pencuri.“Bahkan ibu saya sampai jatuh karena shock,” kata Ronaldo Maradona Siregar mengenang masa lalunya, Selasa (26/1/2021).
Bagi keluarga Ronaldo, mobil itu sangat berarti. Selain dihasilkan dari tabungan keras sang ayah yang bekerja sebagai PNS golongan rendahan di Jakarta. Keluarga kecil itu bergantung pada mobil. Saat pulang kerja menjelang magrib, sang Ayah terpaksa menyambi sebagai sopir taksi gelap Bogor-Cianjur.
Sang ayah kemudian pulang sehabis tengah malam dan kembali berangkat ke Jakarta sebelum matahari terbit. “Jadi betapa pentingnya mobil itu menjadi penopang ekonomi kami,” kata Ronaldo mengenang ayahnya pekerja keras. Baca: Cuekin Klakson Mobil, Pemotor Ini Malah Tancap Gas di Jalan Tol Cikampek
Baca Juga:
Kecewa, marah, dan dendam bercampur aduk dalam dirinya. Di hari hilangnya mobil, Ronaldo akhirnya mengikrarkan diri menjadi polisi. Cerita tentang detektif yang kerap memberantas kejahatan menjadi alasannya menjadi polisi.
Melewatkan sedikit masa senangnya saat remaja, Ronaldo menyiapkan fisik dan mentalnya hingga akhirnya masuk ke SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. Dia kemudian masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus 2003 dengan rangking tiga mengalahkan ratusan taruna lainnya.
Ditempatkan di Polda Metro Jaya sebagai Danton Dalmas, tahun 2005, Ronaldo kemudian dimutasikan ke Polres Bekasi yang kala itu baru dibuat. Kantornya pun kala itu masih menumpang di Gedung Koni. Dua pekan menjabat Kanit Resmob Satreskrim Polres Bekasi, Ronaldo mulai beraksi, satu persatu pelaku pencuri mobil dia tangkap. Selama itu, 10 mobil curian berhasil diungkap olehnya.
Cerita keberhasilan itu dia sampaikan kepada ibunya melalui saluran telepon. Bangga bercampur senang diungkap olehnya saat menelpon ibunya.“Mak, aku ungkap mobil mobil bodong,” ungkap Ronaldo.