Gempa Majene 6,2 SR, Jenis Kerak Dangkal yang Dipicu Sesar Naik Mamuju

Jum'at, 15 Januari 2021 - 23:15 WIB
loading...
Gempa Majene 6,2 SR, Jenis Kerak Dangkal yang Dipicu Sesar Naik Mamuju
Tim SAR menggali reruntuhan bangunan untuk membebaskan warga yang terjebak puing-puing bangunan setelah gempa 6,2SR mengguncang Mamuju, Sulbar, Jumat (15/1/2021). Foto/Reuters
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan gempa tektoni k berkekuatan 6,2 Skala Richter yang mengguncang Majene , Sulawesi Barat merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang diakibatkan adanya aktivitas sesar aktif.


Hasil analisa tersebut didapatkan dengan memperhatikan lokasi pusat gempa atau episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama maupun yang kedua. "Baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal," ungkap BMKG dalam keterangan resmi, Jumat (15/1/2021).


Gempa yang pertama sebagai pembuka atau foreshock dilaporkan terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB dengan kekuata 5,9 Skala Richter (SR) pada episenter 2,99 LS dan 118,89 BT atau di darat pada jarak 4 kilometer (km) arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.

Selanjutnya gempa yang kedua atau mainshock terjadi pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB dini hari dengan kekuata 6,2 SR pada episenter 2,98 LS dan 118,94 BT atau di darat pada jarak 6 km arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat, kedalaman 10 km.

BMKG menyebut gempa yang menewaskan sebanyak 42 jiwa tersebut diduga dipicu oleh adanya Sesar Naik Mamuju atau Mamuju Thurst. "Diduga kuat pemicu gempa ini adalah Sesar Naik Mamuju," jelas BMKG.

Hal itu dibuktikan dari hasil analisis mekanisme sumber yang menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thurst fault. BMKG juga mengatakan bahwa mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok yang terjadi pada 2018, yang mana bidang sesar membentuk kemiringan bidang sesar ke daratan.

Lebih lanjut, mengenai Sesar Naik Mamuju, BMKG mengatakan bahwa hal itu memiliki magnitudo dengan target mencapai 7,0 dengan laju geser sesar adalah 2 milimeter (mm) per tahun, sehingga sesar aktif ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.

Sejarah Gempabumi Majene
Berdasarkan catatan yang dihimpun BMKG, pusat gempa atau episenter gempabumi Majene sangat berdekatan dengan sumber gempa yang memicu gelombang tsunami pada 23 Februari 1969, yang pada saat itu berkekuatan 6,9 SR dan pusat gempa adalah pada kedalaman 13 kilometer.

Gempa yang terjadi pada saat itu telah menyebabkan sedikitnya 64 orang meninggal dunia, 97 orang luka-luka dan 1.287 rumah serta rumah ibadah mengalami kerusakan.

Selain itu dermaga pelabuhan pecah dan timbul gelombang tsunami dengan ketinggian 4 meter di Pellatorang dan 1,5 meter di Parasanga dan Palili.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)