Tim Pengmas UP Beri Pelatihan Pembuatan Minuman Sehat Higienis pada Santri Ponpes Minjusho

Jum'at, 27 November 2020 - 15:01 WIB
loading...
Tim Pengmas UP Beri Pelatihan Pembuatan Minuman Sehat Higienis pada Santri Ponpes Minjusho
Tim pengabdi masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FF UP) memberikan pelatihan dan pendampingan pada santri di Pondok Pesantren Minhajusshobirin, Ciracas, Jakarta Timur.Foto/SINDOnews/R Ratna Purnama
A A A
JAKARTA - Tim pengabdi masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (FF UP) memberikan pelatihan dan pendampingan pada santri di Pondok Pesantren Minhajusshobirin (Minjusho) Ciracas, Jakarta Timur. Ponpes itu memproduksi minuman tradisional dari belimbing wuluh yang memiliki nilai jual tinggi.

Adapun tim dari Universitas Pancasila yakni, Novi Yantih, Andri Prasetiyo, Muhamad Yamin dan Desi Nadya Aulena. Para santri diberikan pelatihan cara pembuatan minuman sari buah yang baik sesuai standar SNI 3719:2014.

“Produk minuman ini belum memiliki daya saing dan hanya dijual pada lingkungan pondok pesantren karena para santri masih belum memahami cara pembuatan minuman sari buah yang baik sesuai standar SNI 3719:2014. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan produk minuman belimbing wuluh ini menjadi produk yang memiliki daya saing tinggi adalah kurangnya pendidikan dan pelatihan, serta kurangnya keahlian para santri dalam memproduksi minuman sari buah yang baik,” kata Novi Yantih, Jumat (27/11/2020).

Salah satu aspek utama yang perlu diedukasi dan diterapkan pada produksi minuman belimbing wuluh adalah aspek sanitasi dan higiene. Tujuan dari pengabdi masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan santri pondok mengenai sanitasi dan higiene selama proses persiapan, pembuatan, penyimpanan, dan pemasaran minuman belimbing wuluh.

Selain itu juga untuk meningkatkan daya saing produk minuman belimbing wuluh. “Ruang lingkup yang dikelola pada kegiatan ini meliputi kebersihan diri dan lingkungan pada saat proses persiapan, produksi, pengemasan, dan penyimpanan, serta notifikasi danpemasaran produk,” ujarnya. (Baca: 18 Januari 2021, Kota Bekasi Simulasi Sekolah Tatap Muka)

Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi perizinan, survei, penyuluhan, pelatihan, pembinaan cara notifikasi dan pemasaran produk, dan terakhir monitoring dan evaluasi hasil kegiatan. Alat ukur untuk menilai pengetahuan dan sikap santri adalah melalui kuesioner, dimana pengambilan informasi dilakukan sebelum dan setelah penyuluhan dan pelatihan.

Penilaian terhadap peningkatan daya saing dapat dicermati dari meningkatnya waktu stabil produk, draf pengajuan notifikasi produk di Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, dan capaian target omset penjualan. “Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bekal kemandirian dan kewirausahaan para santri ketika nanti bertugas di masyarakat,” ujarnya.

Tim Pengmas FF UP ini juga memberikan masukan pada santri dalam mengolah minuman sehat tersebut. Misalnya mengganti gula dengan stevia. “Sehingga penderita diabetes juga bisa mengonsumsi minuman ini,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Pini Sepuh Ponpes Minhajusshobirin menambahkan, dengan pelatihan itu sebagai dasar mengembangkan jiwa wirausaha kepada para santri, sehingga jika mereka sudah keluar dari ponpes bisa mandiri, selain ilmu agama yang kita bina termasuk kemandirian. “Alhamduliilah ada yang peduli dari FFUP dengan memberikan arahan-arahan dan bantuan pemasaran, cara produksi yang baik dan higienis,” katanya.

Setelah mengikuti pelatihan ini ternyata kami menyadari selama ini masih banyak kekurangan dalam memproduksi minuman tersebut. “Padahal tadinya saya pikir minuman tersebut sudah enak tapi setelah mendapatkan pelatihan ada banyak kekurangan-kekurangan,” pungkasnya.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)