Sekolah Tatap Muka di Kota Bogor Picu Pro Kontra

Minggu, 22 November 2020 - 15:04 WIB
loading...
Sekolah Tatap Muka di Kota Bogor Picu Pro Kontra
Pemkot Bogor mengumumkan rencana belajar tatap muka di sekolah pada masa pandemi COVID-19 akan kembali dibuka pada 11 Januari 2021. Foto/SINDOnews
A A A
BOGOR - Wali Kota Bogor Bima Arya mengumumkan rencana belajar tatap muka di sekolah pada masa pandemi COVID-19 akan kembali dibuka pada 11 Januari 2021. Keputusan tersebut memicu pro kontra dikalangan orang tua siswa di Bogor.

Bagi yang kontra, alasanya tak ada jaminan anaknya bebas tidak tertular COVID-19 saat sekolah tatap muka diberlakukan. Bagi yang mendukung sekolah tatap muka, merasa lega karena dampak dari COVID-19 selama 8 bulan ini, sistem belajar daring di Kota Bogor dianggap tak efektif.

Kekhawatiran orang tua siswa itu bukan tanpa alasan, karena detail teknis metode belajar tatap muka yang akan diterapkan di Kota Bogor ini masih belum matang konsep keamanannya. "Anak saya masih SD kelas 5. Saya masih belum akan mengizinkan anak saya belajar tatap muka kalau belum benar-benar aman," kata Suryaman warga Kota Bogor, Minggu 21 November 2020.

Hal senada diungkapkan, Susena Setya Yudha. Bahkan dia menanyakan efektivitas sistem protokol kesehatan COVID-19 saat ini bebas dari penularan COVID-19 di Kota Bogor. (Baca juga; Kota Bekasi Pastikan KBM Tatap Muka Januari 2021 untuk SD dan SMP di 12 Kecamatan )

"Kemudian mungkinkah ada rapid test? bila iya pasti ada hasil yg reaktif, dan pasti ada susulan swab test, dan ketika swab positif, maka trackingnya menjadi maha luas maha melebar. Adik ikut di swab, kakaknya, neneknya, om nya, sepupu semua kena, yang muncul masalah ketika semua test tersebut tidak gratis," ujarnya.

Menurut dia, sangat berisiko sekolah tatap muka baru berjalan 1 minggu, jumlah cluster bertambah. Idealnya, kata dia, vaksin tersedia dulu, baru tatap muka dilakukan. (Baca juga; Sekolah Tatap Muka Boleh Dimulai Januari 2021, Ini Tiga Pihak yang Berkepentingan )

"Orang dewasa saja susah diatur untuk disiplin pake masker, jaga jarak, cuci tangan, apalagi usia SMA, SMP bahkan SD. Untuk Kota Bogor diharapkan lebih bersabar dulu pak," ucapnya.

Bahkan, menurutnya akan lain ceritanya dengan protokol kesehatan di mal. Sistem pengawasannya ketat ada petugas keamanan yang berjaga dan berpatroli.

"Dan kelihatanya cukup aneh kalau masuk sekolah saling berjauhan. Bila hybrid yang dilakukan, alangkah baiknya saat tatap muka dibuat livestreaming," ungkapnya.

Sementara itu, bagi yang pro Dian Rosdiana, warga Bogor Timur, Kota Bogor menyatakan karena sistem belajar daring bagi anak SD saat ini sangat tidak efektif dan normatif.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1480 seconds (0.1#10.140)