Siswa di Palmerah Terancam Putus Sekolah, Ini Janji Wali Kota hingga Pejabat Disdik

Senin, 26 Oktober 2020 - 21:01 WIB
loading...
Siswa di Palmerah Terancam Putus Sekolah, Ini Janji Wali Kota hingga Pejabat Disdik
Aditya Akbar (13), warga RT10/RW 07 Nomor 41, Jalan Cempaka Bawah, Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat. Foto: SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto, berjanji menindaklanjuti kasus siswa terancam putus sekolah lantaran tidak memiliki smartphone untuk mengikuti kegiatan belajar daring.

"Baik, akan segera kami tindak lanjuti," ujar Uus saat dimintai tanggapannya, Senin (26/10/2020). Sebagai langkah awal, Uus meminta Camat Palmerah Firmanuddin untuk segera memeriksa keadaan siswa tersebut.

Adapun Wakil Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko, mengatakan segera mendiskusikan masalah itu dengan jajarannya. Ia agak kecewa dengan kondisi siswa yang tidak sekolah karena tak punya smartphone. "Nanti saya akan diskusikan dan komunikasikan terkait hal itu," janji Yani.

Diberitakan sebelumnya, sistem belajar daring masih menyisahkan persoalan serius bagi anak didik. Bahkan di Kota Metropolitan DKI Jakarta, masih ada anak didik yang tidak bisa mengikuti sekolah daring karena tidak punya ponsel. (Baca juga: Tak Punya Smartphone, Bocah SMP Ini Terancam Putus Sekolah)

Adalah Aditya Akbar (13), yang kini was-was dengan nasib pendidikannya. Nasibnya melanjutkan pendidikan kini di ujung tanduk, lantaran hampir setengah tahun tidak mampu mengikuti sistem belajar online karena tak punya smartphone.

Bahkan, pelajar kelas VII SMP Negeri 286 itu tidak bisa mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) karena tidak mendapatkan soal lantaran tak memiliki smartphone.

Terpisah, Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Barat Uripasih, juga berjanji menindaklanjut kejadian tersebut. Hanya, Uripasih belum mendapatkan laporan dari pihak SMP Negeri 286 Jakarta terkait siswa yang tidak masuk sekolah lantaran tidak memiliki smartphone.

Karenanya, pihaknya akan mengumpulkan seluruh kepala sekolah tingkat SMP, SMA, dan SMK melalui zoom, untuk menyisir siswa yang tidak memiliki smartphone. (Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Belum Bisa Dilakukan, DKI Akan Tingkatkan Layanan Internet)

Dia mengakui selama ini smartphone masih menjadi kendala dalam proses belajar mengajar daring. Permasalahan yang muncul yakni satu keluarga hanya memiliki satu smartphone. Sehingga smartphone yang dipakai harus bergiliran.

"Nanti akan kami sisir siapa saja siswa yang benar-benar keluarganya tidak memiliki smartphone. Nanti kami bantu lewat CSR atau bantuan alumni," ujar Uripasih.

Pihaknya sudah pernah menyisir siswa yang tidak memiliki smartphone. Saat itu ditemukan satu siswa yang benar-benar keluarganya tidak memiliki smartphone.

"Kalau dari satu sekolah hanya ada satu dua siswa tidak punya smartphone, pasti kami bantu. Kami juga akan membuka program CSR untuk bantuan smartphone kepada siswa," tutup Uripasih.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0698 seconds (0.1#10.140)