Kolaborasi Gojek-MRT Percepat Integrasi Transportasi Publik di Jakarta

Minggu, 25 Oktober 2020 - 20:08 WIB
loading...
Kolaborasi Gojek-MRT Percepat Integrasi Transportasi Publik di Jakarta
Stasiun MRT Lebak Bulus menyediakan tempat bagi pengemudi Gojek dan penumpang. Foto: SINDOnews/Isr Triansyah
A A A
JAKARTA - Gojek mendukung semangat kolaboratif pemerintah yang terus mendorong perluasan dan jangkauan integrasi transportasi umum . Salah satunya di DKI Jakarta, Kota Metropolitan dengan mobilitas penduduk yang tinggi.

Head of Transport Gojek Group Raditya Wibowo memaparkan, kolaborasi yang dilakukan para stakeholder sangat diperlukan untuk mempercepat integrasi transportasi. Sebab operator transportasi masal akan kesulitan berdiri sendiri melayani masyarakat.

“Karena orang berpindah- pindah ke berbagai tempat. Dan pada akhirnya user (masyarakat pengguna transportasi umum) tidak mau pusing pilihan rute dan transportasi yang mana. Tapi bila semua moda transportasi kerjasama dan terintegrasi maka akan win-win,” ungkapnya dalam International Webinar dengan tema “Rebuilding Cities Post Covid-19” yang digelar Pemda DKI Jakarta, Sabtu, 24 Oktober 2020.

Beragam rangkaian solusi Gojek, termasuk layanan GoRide dan GoCar, menjadi pilihan utama masyarakat sebagai sarana penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) bagi pengguna transportasi publik di Jabodetabek.

Dengan Gojek, transportasi publik lebih mudah dijangkau dan lebih sering digunakan masyarakat. Hal ini terbukti dari jumlah perjalanan dengan Gojek dari dan menuju hub transportasi yang meningkat 46% setiap tahunnya. (Baca juga: 2029, Pemerintah Targetkan Jumlah Pergerakan dengan Angkutan Umum Capai 60%)

“Kenaikan tersebut menunjukkan kehadiran layanan GoRide dan GoCar telah menjadi bagian penting yang melengkapi transportasi publik guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat di wilayah urban seperti Jabodetabek,” ungkap Raditya.

Pernyataan Raditya tersebut diperkuat dengan data internal Gojek yang menyatakan 1 dari 2 pelanggan Gojek pernah menggunakan layanan Gojek dari atau menuju hub transportasi. Kemudian, jumlah pengguna yang menggunakan layanan GoRide dan GoCar untuk mencapai stasiun MRT pada Desember 2019 meningkat hampir tujuh kali lipat sejak MRT diluncurkan.

Sebelas lokasi stasiun KRL Commuter Line dan Kereta Jarak Jauh juga menjadi titik berangkat dan tujuan yang paling sering dipesan pengguna layanan GoRide di Jabodetabek. (Baca juga: Naik Gojek Makin Aman Selama Pandemi, Nih Alasannya)

Raditya menjelaskan, masyarakat yang menggunakan GoRide dan GoCar sebagai penghubung awal dan akhir perjalanan (first-mile-last-mile) ke pusat transportasi publik juga menghemat waktu perjalanan hingga 40%. Fitur dan layanan GoRide Instan mampu memangkas waktu tunggu pengguna hingga 40% di berbagai titik hubung transportasi publik seperti Stasiun MRT, KRL, dan Transjakarta.

Dalam kesempatan yang sama, Raditya juga mengungkapkan bahwa di masa pandemi COVID-19 ini, Gojek juga telah meluncurkan protokol J3K (Jaga Kebersihan, Kesehatan dan Keamanan) yang tidak dikenai biaya tambahan.

Salah satu bagian dari inisiatif J3K yang berkaitan erat dengan layanan transportasi multi-moda adalah keberadaan Zona Nyaman J3K yang sekaligus berfungsi sebagai titik jemput di berbagai hub transportasi publik.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menjelaskan, integrasi infrastruktur transportasi kian diperlukan demi meningkatkan pelayanan transportasi publik. (Baca juga: Tinjau Depo MRT, Wagub DKI Ingin Percepatan Pembangunan Fase II)

"Dalam integrasi, Gojek akan melayani last mile atau end mile. Turun dari MRT Lebak Bulus, Gojek bisa berperan mengantarkan masyarakat ke rumah. Integrasi ini yang sangat penting,” jelas William Sabandar.

Menurutnya, integrasi tak hanya aspek layanan tapi juga aspek ticketing lewat GoTransit. "Saya kira itu akan sangat bagus. Jadi masyarakat bisa merasakan suatu kenikmatan, dia keluar dari rumah pakai satu aplikasi sampai ke ujung dia udah selesai dengan satu sistem pembayaran,” kata William Sabandar.

Integrasi Transportasi Jabodetabek adalah program pemerintah di era Jokowi yang dilanjutkan hingga era Anies Baswedan dimana setiap moda transportasi umum di Ibu Kota akan terintegrasi satu dengan yang lain.

Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menjelaskan, pengembangan transportasi yang berkelanjutan tak hanya infrastruktur fisik tapi juga pengembangan sistem informasi dan komunikasi (ICT). Ditambah dengan adanya pandemi maka ada kewajiban penyedia transportasi untuk membuat protokol kesehatan baru. “Meski dalam pandemic kita harus move on dalam mengembangkan transportasi public yang aman dan baik,” kata Budi.

Ia menilai stasiun Kereta Api Cisauk di Kabupaten Tangerang, Banten bisa menjadi salah satu contoh integrasi moda transportasi yang baik. Sekaligus jadi contoh kolaborasi swasta dan pemerintah dalam membangun integrasi transportasi public.

Sementara, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC Bernadia Irawati Tjandradewi mengatakan, pemerintah perlu banyak mendengar kebutuhan masyarakat. “Sehingga kebijakan yang dikeluarkan betul-betul berdasrkan kebutuhan masyarakat,” kata Bernadia.

Ia juga mengapresiasi Gojek, khususnya dalam masa-masa pandemi bisa membantu masyarakat dalam banyak hal. “Mitra driver masih berani berjuang bekerja melayani masyarakat. Saya juga ingat pernah saya dalam kondisi banjir, mitra Gojek tetap ada,” katanya

UCLG ASPAC merupakan divisi regional dari asosiasi kota pemda tingkat dunia untuk kawasan Asia Pasifik. Bermarkas di Jakarta, UCLG ASPAC menjadi bagian wilayah UCLG terbesar dengan jaringan melebihi 10.000 pemerintahan daerah.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)