Balon Wawali Kota Depok Ini Mengaku Mendapat Candaan Tak Pantas dari Kubu Lawan

Kamis, 10 September 2020 - 18:33 WIB
loading...
Balon Wawali Kota Depok Ini Mengaku Mendapat Candaan Tak Pantas dari Kubu Lawan
Balon wakil wali Kota Depok Afifah Alia mengaku mendapat perlakuan candaan tak pantas ketika menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Hasan Sadikin Bandung.Foto/SINDOnews/R Ratna Purnama
A A A
DEPOK - Bakal calon wakil wali Kota Depok , Afifah Alia mengaku mendapat perlakuan candaan tak pantas ketika menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung. Perlakuan itu didapat Afifah dari Imam Budi Hartono salah satu calon lain yang bertarung dalam Pilkada Kota Depok 2020.

Afifah menuturkan, mendapat celetukan tidak enak. “Saya mengalami pelecehan yang saya alami, saya marah, atas lontaran yang telah disampaikan salah satu kandidat,” kata Afifah kepada wartawan Kamis (10/9/2020).

Dia menceritakan peristiwa bermula pada Selasa, 8 September 2020 di RS Hasan Sadikin Bandung. Hari pertama pemeriksaan kesehatan saat pembagian kamar untuk para peserta. “Kamar kandidat Pilkada Depok bersebelahan, saat petugas RS menginformasikan kamar saya, tiba-tiba salah satu kandidat melontarkan ujaran ‘sekamar sama saya saja bu Afifah’,” ceritanya.

Afifah mengaku merasa geram dan marah, namun dia memilih diam. “Saya sedang mempersiapkan diri untuk pemeriksaan kesehatan yang berlangsung selama dua hari. Tidak ada tim yang mendampingi saya karena peraturan mengharuskan masing-masing paslon tidak didampingi,” ujarnya. (Baca: Idris-Imam Janjikan Rp5 Miliar per Kelurahan di Kota Depok)

Menurut dia, jika itu adalah suatu candaan maka sangat tidak pantas. Candaan itu menyiratkan ketidakpedulian terhadap perempuan, candaan yang mengandung pelecehan. “Apa maksudnya melontarkan “sekamar sama saya saja bu Afifah” ketika pembagian kamar isolasi bagian dari prosedur pemeriksaan kesehatan paslon,” paparnya.

Sementara itu ketika dikonfirmasi, Imam Budi Hartono menuturkan bahwa dirinya tidak bermaksud melakukan pelecehan. Saat itu kata Imam, dia sedang bersama Mohammad Idris bertemu dengan Pradi Supriatna serta Afifah Alia. Imam berusaha mencairkan suasana yang dirasa kaku.

“Jadi yang sebenarnya terjadi kan kita pasangan berdua nih paslon, baru ketemu di Rumah Sakit Hasan Sadikin kan. Iya kan nggak enak, gimana sih dua pasang terus kaku kan ketemu kan, pastikan enggak enak gitu,” katanya.

Dia menuturkan, saat dia melakukan ice breaking namun hanya Idris dan Pradi yang terlibat pembicaraan. “Bu Afifah nih enggak gabung gitu karena enggak tahu ya mungkin pendiam atau gimana, saya ajak bu Afifah supaya ngobrol-ngobrol sama kita juga gitu. Saat obrolan kita itu memang cenderung beliau (Afifah) tuh diam enggak ada sepatah kata pun keluar ya, jadi yang keluar hanya saya Bang Pradi, Pak Wali (Idris) itu saja. Pak Wali juga hanya sedikit senyum-senyum saja gitu, cuma kan karena pake masker, pake face shield enggak keliatan gitu wajah dari kita masing masing kan,” katanya.

Saat pembicaraan tengah berlangsung, Imam menuturkan ada seorang perawat yang datang untuk memberitahukan ihwal pembagian kamar. Lalu Imam menuturkan dirinya bertanya pada perawat tersebut apakah satu kamar akan diisi oleh masing-masing orang atau masing-masing paslon. “Terus saya tanya kan ini kamar sendiri atau berdua, dia (perawat) jawab sendiri-sendiri Pak. Oh enggak boleh berdua ya, terus saya ceritain kalau berdua saya sama Afifah cucu saya, saya bilang gitu,” ucapnya.

Imam menduga bahwa apa yang diucapkannya tidak terdengar jelas dan lengkap oleh Afifah Alia. “Cuma mungkin Afifah enggak denger kalimat berikutnya. Jadi enggak kedengaran bahwa cucu saya nama cucu saya tuh namanya Afifah dia enggak tau juga,” ucapnya.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1071 seconds (0.1#10.140)