Epidemiolog Prediksi Puncak Corona di Jakarta Terjadi Akhir September

Selasa, 08 September 2020 - 06:05 WIB
loading...
Epidemiolog Prediksi Puncak Corona di Jakarta Terjadi Akhir September
Epidemiolog memprediksi puncak COVID-19 di Jakarta bakal terjadi pada akhir September hingga pertengahan Oktober 2020. FOTO/ILUSTRASI/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Epidemiolog asal Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai bahwa Jakarta sudah mulai memasuki puncak pandemi virus corona (COVID-19). Ia memprediksi puncak COVID-19 di DKI Jakarta bakal terjadi pada akhir September hingga pertengahan Oktober 2020.

Menurutnya, puncak pandemi corona di setiap daerah Indonesia bakal berbeda-beda. Sebab, Indonesia adalah negara yang mayoritas terdiri dari kepulauan. Dimana, ada perbedaan karakter kenaikan atau penurunan kurva COVID-19 di masing-masing pulau.

"Sehingga, yang disebut prediksi puncak, itu akan bervariasi antar pulau besar. Dan prediksi puncak yang paling dekat ini di Jakarta dan sekitarnya. Kemudian berlanjut ke pulau Jawa secara umum akhir tahunlah," ujar Dicky saat dikonfirmasi, Selasa (8/9/2020). ( )

Dicky memprediksi bahwa puncak pandemi COVID-19 di Jakarta akan terjadi dalam waktu dekat. Puncak pandemi corona di Jakarta, kata Dicky, kemungkinan terjadi pada akhir September atau pertengahan Oktober.

"Untuk Jakarta puncak pandemi akhir September atau pertengahan Oktober," ujarnya.

Ia berharap ada antisipasi khusus dari pemerintah, terutama dalam segi pelayanan kesehatan. Dicky meminta agar pemerintah menyiapkan langkah jika terjadi lonjakan pasien yang harus dirawat di rumah sakit.

"Ini artinya, semua wilayah di Indonesia harus segera mengangisipasi, terutama mereka harus evaluasi kapasitas layanan kesehatan. Karena itulah indikator paling penting dalam mitigasi pandemi ini," kata Dicky. ( )

"Ketika yang ada saat ini sudah mencapai batas maksimum 60% dari tingkat hunian rumah sakit ini, nah ini adalah sinyal bahwa mereka harus segera mengoptimalkan lebih masif dan agresif lagi upaya pelandaian kurva untuk mencegah lonjakan kasus kesakitan yang harus ke RS dan kasus kematian," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1200 seconds (0.1#10.140)