Meski Banyak Menuai Protes, DKI Tetap Rampungkan Kajian Sepeda Masuk Tol

Senin, 07 September 2020 - 11:27 WIB
loading...
Meski Banyak Menuai Protes, DKI Tetap Rampungkan Kajian Sepeda Masuk Tol
Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Rencana Pemprov DKI Jakarta menggunakan satu ruas jalan tol dalam kota untuk jalur sepeda tetap dilanjutkan, meski banyak menuai kontroversi. Hasil kajian yang dilakukan untuk memuluskan rencana tersebut akan diumumkan Rabu (9/9) lusa.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, saat ini pihaknya tengah mematangkan kajian penggunaan jalan tol dalam kota untuk jalur sepeda menggunakan simulasi software transportasi. Hasilnya akan diumumkan pada pekan ini atau Rabu 9 September mendatang. (Baca juga: Wacana Sepeda Masuk Tol, Anies Diminta Duduk Bareng Aktivis Jakarta)

Sayangnya Syafrin tidak merinci bagaiman kajian menggunakan perangkat lunak tersebut digunakan. "Mudah-mudahan hari Rabu lusa hasil simulasi ini akan kami paparkan kepada stakeholder yang ada," kata Syafrin kepada wartawan, Senin (7/9/2020).

Syafrin menjelaskan, sejalan dengan meningkatnya animo masyarakat menggunakan sepeda sebagai alat transportasi dan sebagai alat olahraga, pihaknya telah mengusulkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk penyediaan satu ruas jalan sepeda di Tol Lingkar Dalam Jakarta (Cawang-Tanjung Priok) sisi barat.

Rencananya, kata Syafrin, pengunaan jalur sepeda di tol dalam kota pada hari Minggu pagi itu khsuss untuk sepeda roda bike atau sepeda balap. "Kami terus lakukan kajian untuk mematangkan rencana itu," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, rencana penggunaan jalur sepeda di Jalan Tol dalam kota itu menuai kontroversi. Mulai dari masyarakat, pengamat, DPRD, hingga komunitas sepeda balap. (Baca juga: Wacana Sepeda Masuk Tol, Komunitas: Tidak Layak, Cari Solusi Lain)

Wakil Ketua Umum Bidang Komunitas Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Toto Ame mengatakan, usulan Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan satu ruas jalan tol dalam kota sebagai jalur sepeda balap itu sama saja pembunuhan massal. Meskipun kebijakan itu berlaku hanya pada Minggu pagi.

"Kami di ISSI bingung dengan rencana itu. Kalau misalnya jalan tol ditutup sama sekali, tidak ada kendaraan bermotor, hanya sepeda, itu oke banget. Kalau hanya satu ruas dan dibatasi pakai traffic cone gitu sama saja pembunuhan massal," kata Toto.

Sementara itu, Anggota DPRD DKI Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak menilai rencana jalur sepeda di jalan tol utu sudah di luar nalar dan tidak masuk akal.

Menurut Gilbert, pembuatan jalur sepeda balap di jalan tol akan merugikan pengguna kendaraan roda empat atau lebih. Sebab, pengendara masuk ke dalam jalan tol tidak gratis.

"Ini kebijakan yang teramat janggal. Dari segi safety sangat tidak masuk akal. Pengemudi mobil yang berkorban, masuk jalan tol tidak bisa cepat, padahal bayar," pungkasnya.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3163 seconds (0.1#10.140)